Liga 1

Persib Bandung Protes Penerapan Rapid Test Karena Merugikan Timnya

Kewajiban rapid test seiring dilanjutkannya kompetisi Liga 1 2020, ternyata tak bisa diterima semua tim.

Penulis: Valentino Verry | Editor: Valentino Verry
PERSIB.co.id/Derry Setiadi N
Pemain anyar Persib Bandung Wander Luiz 

WARTAKOTALIVE.COM, BANDUNG - Kewajiban rapid test seiring dilanjutkannya kompetisi Liga 1 2020, ternyata tak bisa diterima semua tim.

Salah satu tim yang protes adalah Persib Bandung, karena mereka merasa dirugikan atas kebijakan tersebut.

Dokter tim Persib Bandung, Rafi Ghani, menilai kewajiban rapid test akan merugikan timnya karena Wander Luiz sudah pernah positif virus corona.

Wahyu Sebo Seto, gelandang Bhayangkara FC (tengah) saat bermain menghadapi Persib Bandung di Liga 1 2019
Wahyu Sebo Seto, gelandang Bhayangkara FC (tengah) saat bermain menghadapi Persib Bandung di Liga 1 2019 (Warta Kota/Umar Widodo)

PSSI memang mewajibkan para pemain dan ofisial tim untuk melakukan rapid test secara berkala guna mencegah virus corona masuk ke lingkungan sepak bola.

PSSI menambahkan bila seluruh biaya untuk melakukan rapid test akan ditanggung oleh federasi.

Menurut Rafi, rapid test dilakukan untuk mengetahui adanya antibodi Covid-19 dalam tubuh seseorang.

Dengan begitu, bila tes tersebut diterapkan pada Wander Luiz yang pernah positif virus corona, hasilnya akan selalu reaktif.

Selebrasi Geoffrey Castillion bersama Esteban Vizcarra dan Wander Luiz.
Selebrasi Geoffrey Castillion bersama Esteban Vizcarra dan Wander Luiz. (Tribun Jabar/Deni Denaswara)

Pasalnya, Luiz telah memiliki antibodi yang bisa menangkal virus corona yang akan menyerangnya lagi.

"Kalau rapid test, yang kami ketahui hanya untuk mengetahui antibodi di dalam badan seseorang. Artinya, kalau diberlakukan sudah bisa dipastikan itu (Luiz) akan reaktif atau positif pada saat pemeriksaan rapid test," kata Rafi dikutip dari Bolasport.

"Jadi, mungkin poin ini sangat merugikan bagi kami, dan terkait masalah ini, sudah saya koordinasikan dengan dokter PSSI yang membuat protokol kesehatan ini," imbuhnya lagi.

Ketimbang rapid test, Rafi menyarankan PSSI menggelar tes swab PCR yang dinilai lebih efektif dan akurat.

Dua pemain asal Brazil Wander Luiz (kiri) dan Joel Vinicius (kanan) yang mencoba peruntungan bergabung dengan Persib Bandung.
Dua pemain asal Brazil Wander Luiz (kiri) dan Joel Vinicius (kanan) yang mencoba peruntungan bergabung dengan Persib Bandung. (ANTARA/HO/Twitter/@persib)

Berbeda dengan rapid test, tes swab PCR tidak sekadar mengecek antibodi melainkan langsung mendeteksi keberadaan virus corona dalam tubuh manusia.

Tim pun bisa langsung mengetahui apakah ada anggotanya yang sudah terpapar Covid-19 atau belum.

"Kalau untuk rapid test hanya untuk mengetahui antibodi pada seseorang, artinya pembentukan antibodi perlu waktu," ujarnya.

Aksi akrobatik Wander Luiz di laga persahabatan Persib Bandung vs Barito Putera di Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung, Selasa 11 Februari 2020.
Aksi akrobatik Wander Luiz di laga persahabatan Persib Bandung vs Barito Putera di Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung, Selasa 11 Februari 2020. (PERSIB.co.id/Gregorius Aditya Katuk)

"Artinya dari terpapar awal dia butuh tujuh sampai 10 hari untuk pembentukan antibodi atau si antibodi ini memang reaktif, tetapi padahal atletnya atau orang tersebut sudah sehat," lanjutnya.

"Artinya, virusnya sudah tidak ada. Jadi, usulan saya swab PCR memang yang lebih baik, ke sananya kami ikuti protokol kesehatan yang baik," pungkasnya.

Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved