Berita Jakarta
Bak Sinetron, Berkat Viral Melahirkan di Semak-semak Wahati Berhasil Bertemu Anak Gadisnya
Wajah Putri terlihat girang melambai-lambai ke arah seorang wanita yang sempat buat geger karena melahirkan di semak-semak, Cengkareng, Jakarta Barat.
Penulis: Desy Selviany |
WARTAKOTALIVE.COM, CIPAYUNG - Wajah Putri terlihat girang melambai-lambai ke arah seorang wanita yang sempat buat geger karena melahirkan di semak-semak, Cengkareng, Jakarta Barat.
Putri baru sebulan terakhir ini dapat berjumpa kembali dengan ibu kandungnya, Wahati setelah 16 tahun berpisah.
Gadis 17 tahun itu langsung menghampiri Wahati sesampainya di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Ceger, Cipayung, Jakarta Timur.
"Mama," sapa Putri ke Wahati dengan girang sambil memegang lengan wanita tersebut, Jumat (26/6/2020) siang.
Putri adalah anak bontot Wahati dari suami pertama.
Keduanya sudah berpisah sejak Putri berusia satu tahun.
Wahati memiliki tiga orang anak dari suami pertama.
Satu anak laki-laki, dan dua anak perempuan.
Hanya Putri anak yang belum pernah menatap wajah Wahati sejak ditinggalkan di usia balita.
Putri mengaku baru mengetahui keberadaan ibu kandungnya saat membaca berita viral di media massa.
Ketika itu, kakaknya mengabarkan bahwa wanita itu adalah ibu kandungnya.
Gadis asal Setu, Cipayung, Jakarta Timur itupun langsung mencari keberadaan ibunya.
Ia menghubungi pihak panti tempat Wahati dititipkan.
Saat itu gadis berkulit putih itu mendapat kabar bahwa adik sambungnya yang dilahirkan Wahati dititipkan di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa, Cipayung, Jakarta Timur.
Di panti tersebut, Putri mendapat kabar bahwa Wahati berada di Rumah Sakit Khusus Duren Sawit.
Di rumah sakit itu, Putri akhirnya dapat berjumpa kembali dengan wanita yang melahirkannya setelah 16 tahun terpisah.
"Ayah dan ibu saya sudah pisah sejak saya usia satu tahun.
"Mama pergi dari rumah dan saya tinggal dengan ayah dan kakek saya," ujar gadis cantik itu ditemui Wartakotalive.com.
Selama remaja, wanita berbibir merah itu tidak menampik kerap mencari keberadaan ibu kandungnya.
Namun hal itu kerap gagal karena Wahati sering berpindah tempat.
Hingga akhirnya ia membaca sebuah berita yang viral.
Putri pun mendapat kabar dari kakaknya bahwa wanita yang melahirkan di semak-semak Cengkareng adalah ibunya.
Meski keadaan ibunya tengah terpuruk, Putri terlihat tetap mencintai Wahati.
Terlihat dari mimik wajahnya yang selalu tampak girang saat bertemu Wahati.
Bahkan, ia kerap melakukan panggilan video dengan kakak-kakaknya.
"Mah, ini kakak mah," kata Putri menunjukan layar handphonenya kepada Wahati.
Gadis berambut panjang itu tidak hentinya bertanya banyak hal dan berbicara kepada ibunya.
Sesekali Wahati hanya tersenyum menanggapi sikap Putri.
Putri menceritakan keinginannya setelah akhirnya bisa berjumpa kembali dengan ibu kandungnya.
"Saya ingin menyembuhkan mamah saya dari sakit. Mau dirawat di keluarga mamah di Wonosobo, Jawa Tengah," ujar Putri.
Rencananya, ketika diperbolehkan pulang oleh pihak panti, anak-anak Wahati akan membawa wanita 43 tahun itu ke kampung halaman Wahati.
Diharapkan, di kampung halamannya, proses kesembuhan jiwa Wahati dapat lebih cepat.
Wahati memang mengaku berasal dari Wonosobo, Jawa Tengah.
Ia dibawa oleh kakeknya ke Cengkareng, Jakarta Barat sejak usia lima tahun.
"Di Wonosobo ada kakak saya. Saya ingin tinggal dengan dia," kata Wahati dengan tatapan kosong.
Melahirkan Sendiri Tanpa Bantuan Medis, Ini yang Dirasakan Wahati Detik-detik Mengeluarkan Bayi
Wanita yang melahirkan di semak-semak Cengkareng, Jakarta Barat, Wahati masih ingat betul bagaimana sakitnya melahirkan seorang diri. Kepalanya pusing berhari-hari menjelang melahirkan.
Wahati menceritakan bahwa saat melahirkan sebenarnya ia tidak betul-betul sendiri.
Saat itu ada suaminya yang juga tinggal di sebuah gubuk di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.
Wahati mengaku tidak pernah sadar bahwa dirinya tengah mengandung.
Bahkan, selama sembilan bulan mengandung, Wahati tidak pernah memeriksakan kandungannya ke dokter atau bidan.
"Saya enggak tahu saya hamil. Tiba-tiba saja melahirkan," ujar Wahati ditemui di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger, Cipayung, Jakarta Barat, Jumat (26/6/2020).
Saat ini Wahati memang masih menjalani rawat jalan penyakit kejiwaan.
Wanita berusia 43 tahun itu masih dapat diajak berbicara tentang kisah hidupnya.
Meskipun di beberapa kesempatan ia terlihat bingung dan berbicara di luar konteks pertanyaan.
Namun Wahati masih mengingat betul masa-masa ia berjuang melahirkan anak laki-lakinya Selasa (9/6/2020).
"Sebelumnya saya sakit kepala terus menerus. Lalu mual-mual. Gejala itu terjadi bisa berhari-hari," papar Wahati.
Hingga akhirnya, gejala pusing dan mual-mual semakin parah.
Tanpa merasakan mulas, Wahati melahirkan seorang bayi laki-laki di semak-semak Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.
Ketika hendak melahirkan, suami biologisnya meminta bantuan ke security komplek dekat semak-semak yang Wahati namai Kebon Petai.
Hal itulah yang membuat satu Binmas Bripka Achmad Haris dan Babinsa Koramil Cengkareng Serda Deni mengevakuasi Wahati.
Saat menit-menit kelahiran bayinya itu, suami biologis Wahati sempat ribut dengan warga sekitar.
Banyaknya warga yang menyaksikan prosesi kehamilannya, membuat suami biologis Wahati canggung hingga akhirnya mengamuk.
"Banyak yang menonton tapi tidak ada yang menolong," jelas Wahati.
Karena bertengkar dengan warga, suami biologis Wahati pergi meninggalkan Wahati sendiri saat hendak melahirkan.
Hingga akhirnya bayinya lahir dengan sendirinya.
Tidak berselang lama Binmas dan Babinsa pun datang dan menyelamatkan Wahati juga bayinya.
Wahati ingat betul siapa saja yang membawanya ke Puskesmas usai ia melahirkan.
"Ada polisi, marinir (aparat TNI), dan security," paparnya.
Sampai saat ini Wahati belum bertemu dengan bayinya.
Ia tidak menampik ingin bertemu dengan bayi yang pernah dikandungnya.
Meski belum resmi, Wahati sudah memberikan nama untuk bayi tersebut sesaat dilahirkan.
Nama itu sudah sempat dibicarakannya dengan pihak Puskesmas.
"Namanya Budi Haryanto. Seperti nama kakeknya dulu Yanto," ungkap Wahati.
Diberitakan sebelumnya, di bawah hujan deras, Wahati melahirkan bayinya hanya beratapkan kardus.
Memakai kain sarung wanita berusia 41 tahun itu melahirkan bayinya tanpa bantuan siapapun di semak-semak kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.
Informasi tentang seorang penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang melahirkan sendiri itupun sampai ke Polsek Cengkareng.
Akhirnya Bripka Achmad Haris, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Cengkareng Jakarta Barat bersama Babinsa Serda Deni turun ke lokasi wanita itu melahirkan.
Saat ditemukan, gubuk milik Wahati hanya beratapkan kardus dan beralas kasur busa bekas.
Tubuh Wahati juga hanya berlapis kain sarung saat ditemukan di bawah hujan deras.
Ia ditemukan ketika tengah menyusui bayi merahnya di bawah hujan deras.
Akhirnya pihak Polisi dan TNI pun mengevakuasi Wahati dan bayinya ke Puskesmas Cengkareng.
Kapolsek Cengkareng Polres Metro Jakarta Barat Kompol H Khoiri mengatakan pihaknya mendapat informasi PMKS melahirkan dari seorang security perumahan West One City, Selasa (9/6/2020).
Ibu itu melahirkan di semak-semak dekat perumahan tersebut.
Akhirnya Binmas dan Babinsa mendatangi lokasi tersebut.
Sesampainya di lokasi, benar saja Wahati tengah menyusui bayi berjenis kelamin laki-laki.
"Kemungkinan baru dilahirkan. Karena saat ditemukan ari - ari bayi masih menempel di perut bayi tersebut," kata Khoiri dikonfirmasi Selasa (9/6/2020) siang.
Ketika itu juga Binmas dan Babinsa melakukan evakuasi si Ibu dan bayi ke Puskesmas Kecamatan Cengkareng menggunakan angkutan umum.
Lokasi Wahati melahirkan cukup jauh dari jalan raya.
Ia melahirkan di tengah kebon yang jarang dilintasi orang.
Memakai terpal Binmas dan Babinsa pun menutupi atas kepala Wahati dan bayinya agar tidak terkena hujan.
Mereka berjalan di bawah hujan sampai akhirnya mencapai jalan raya.
"Di TKP, ibu dan bayi selamat, namun sang ibu terlihat pucat dan lemas usai persalinan yang dilakukannya sendiri," jelas Khoiri.
Saat ini Wahati sudah berada di bawah penanganan tenaga medis. (m24)