Kendaraan Listrik
Pertama di Indonesia, Maluku Utara Bikin Bahan Baku Baterai Mobil Listrik, Serap Ribuan Tenaga Kerja
"Teknologi yang ramah lingkungan ini mengolah bahan tidak terpakai menjadi bahan baku baterai listrik yang bernilai tinggi ke depannya..."
"Salah satunya membangun pabrik pengolahan dan pemurnian nikel dengan proses hydrometallurgy yang ramah lingkungan atau green project karena pemakaian energi listriknya rendah. Hasilnya, bahan baku utama dari katoda baterai mobil listrik”, jelas Nirwan.
• Di Bawah President Kia Motors Corporation Ho-sung Song, Kia Targetkan 11 Mobil Listrik di Akhir 2025
• Mobil Listrik Honda e Nan Unik Ini Raih Penghargaan Desain Terbaik dari Red Dot Award
Nikel kadar rendah
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), Hasyim Daeng Barang menambahkan bahwa teknologi pengolahan dan pemurnian mineral dengan proses hidrometalurgi akan sangat menguntungkan dalam konservasi sumber daya alam, khususnya nikel.
Selama ini, smelter yang ada di Indonesia menyerap atau menggunakan nikel kadar tinggi atau kadar 1,7 ke atas.
Sedangkan proses hidrometalurgi yang dikembangkan oleh Harita di Obi, menggunakan nikel kadar rendah atau di bawah 1,7.
Technology High Pressure Acid Leach (HPAL) yang sedang dibangun oleh Harita melalui PT Halmahera Persada Lygend (HPAL) akan meningkatkan nilai tambah nikel.
"Nikel kadar rendah yang selama ini terbuang atau tidak terpakai, akan memiliki nilai ekonomis sebagai bahan baku dari pabrik pengolahan dan pemurnian baru ini. Konservasi mineral kita akan semakin baik dan memperpanjang umur tambang," urainya.

Pemain dunia batu baterai mobil listrik
Secara singkat, teknologi yang ramah lingkungan ini mengolah bahan tidak terpakai menjadi bahan baku baterai listrik yang bernilai tinggi ke depannya.
Cadangan nIkel kadar rendah sangat banyak di Indonesia termasuk di Malut.
"Ini kesempatan besar buat Indonesia menjadi pemain dunia batu baterai mobil listrik,” ungkap Hasyim yang sangat mendukung hadirnya teknologi baru ini.
Butuh ribuan tenaga kerja
Dalam rilis yang diterima Wartakotalive.com, Pemerintah Provinsi Maluku Utara berharap proses konstruksi industri maju ini dapat berjalan dengan lancar dan harus didukung oleh semua pihak.
Industri baru ini akan membutuhkan 1.920 orang tenaga kerja profesional, belum termasuk kontraktor dan industri pendukung lainnya.
Banyak sekali dampak lanjutan berikutnya, seperti putaran ekonomi yang akan memicu dan memacu penguatan ekonomi lokal serta usaha lainnya.
Dampak langsung seperti peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penyerapan tenaga kerja, hanya sebagian dari dampak lainnya.
“Seperti diketahui, Maluku Utara pada 2019 memiliki PAD sebesar Rp 433 miliar. Jumlah ini tentunya dapat meningkat saat industri ini berjalan," kata Hasyim.
Halmahera Selatan
Maluku Utara
Provinsi Maluku Utara
kendaraan listrik
Harita Nickel
baterai mobil listrik
pabrik bahan baku baterai mobil listrik
Nirwan MT Ali
Kepala Dinas PMPTSP Provinsi Maluku Utara
Technology High Pressure Acid Leach (HPAL)
PT Halmahera Persada Lygend (HPAL)
Hasyim Daeng Barang
Kepala Dinas ESDM Maluku Utara
Ini Keuntungan Pakai Kendaraan Listrik, Mulai dari Perawatan hingga Pemakaian Daya |
![]() |
---|
Kendaraan Listrik Makin Marak, Komunitas Minta PLN Buat SPKLU Lintas Pantura |
![]() |
---|
PLN Disjaya Bantu Sosialisasi Kendaraan Listrik, Gelar Konvoi dari Gambir ke Senayan |
![]() |
---|
Dukung Kebijakan Presiden Jokowi, Pemprov DKI Beli 120 Unit Kendaraan Dinas Listrik Tahun 2023 |
![]() |
---|
Ekonomi Karawang Hidup Berkat Industri Kendaraan Listrik, Investasi Besar dan Rekrut Pengangguran |
![]() |
---|