Kilas Balik
Ternyata Sri Sultan HB IX yang Menjadi PNS Pertama di Indonesia, Ini Bukti Sejarahnya
Banyak yang tak tahu jika orang pertama yang menjadi PNS pertama di Indonesia adalah sosok Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Raja Keraton Yogyakarta.
Maka selama tidak menghambat kemajuan adat akan tetap menduduki tempat yang utama dalam keraton yang kaya akan tradisi ini.
Izinkanlah saya mengakhiri pidato saya ini dengan berjanji. Semoga saya dapat bekerja untuk memenuhi kepentingan nusa dan bangsa, sebatas pengetahuan dan kemampuan kepada saya."
Merujuk pidato itu, KRT Jatiningrat menegaskan pengabdian Sri Sultan HB IX untuk nusa dan bangsa bukan negara.
"Bukan negara, tetapi untuk kepentingan nusa dan bangsa. Sebab negara waktu itu Hindia Belanda, karena saat itu (Indonesia) belum merdeka," tegasnya.
Menurutnya, pemerintah memang tidak menyebutkan alasan tersebut sebagai pertimbangan dituliskannya kepegawaian Sri Sultan HB IX pada tahun 1940.
"Tetapi pemerintah tidak mengatakan kayak gitu, artinya pemerintah tidak pernah menyebut kayak begitu. Bahwa ini yang menyebabkan, itu tidak," ujar dia.
Sri Sultan HB IX nama kecil Gusti Raden Mas Dorodjatun itu wafat tanggal 2 Oktober 1988 malam, saat berkunjung ke Amerika dan menghembuskan nafas terakhirnya di George Washington University Medical Center.
Sultan HB IX kemudian dimakamkan di Kompleks Pemakaman Raja-Raja di Imogiri.

Siapakah AE Manihuruk?
Sosok Letnan Jenderal TNI (Purn) Arsenius Elias Manihuruk atau yang lebih dikenal dengan nama AE Manihuruk, lahir di Lumban Suhi Suhi Toruan, Pangururan, Samosir, Sumatra Utara, pada 29 Februari 1920.
AE Manihuruk salah seorang tokoh yang pernah menjadi Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) kini BKN.
Selanjutnya pada tahun 1988-1992, ia menjabat Wakil Ketua Komisi Politik Dewan Pertimbangan Agung (DPA).
Lalu ia mendapatkan penghargaan sipil Bintang Mahaputra Adipradana.
Dikutip dari Wikipedia, semasa pertempuran Agresi Militer Belanda, A.E. Manihuruk menjabat sebagai Kepala Staf Batalion III sektor II sub Teritorial VII Sumatra Utara pada tahun 1948.
Setelah kemerdekaan, ia pun mengajar sebagai Dosen di Seskoad Bandung pada tahun 1966, kemudian setelah itu menjabat Wakil Kepala Staf Kodam V/Jaya tahun 1968.