Virus Corona

Eropa Membuka Pintu demi Kejar Turis Liburan Musim Panas, tapi Turis Asia Dilarang Datang

Tapi turis dari AS, Asia, Amerika Latin dan Timur Tengah masih belum boleh masuk Eropa.

Penulis: |
schengenvisainfo.com
Mulai Senin 15 Juni 2020 hampir semua negara anggota Uni Eropa membuka perbatasannya setelah tiga bulan ditutup karena wabah virus corona 

Wartakotalive, Jakarta - Eropa mengambil langkah besar menuju normalitas baru dengan membuka perbatasan negara masing-masing setelah tiga bulan dikurung oleh virus corona.

Pembukaan perbatasan untuk sesama anggota Uni Eropa tersebut demi memanfaatkan libur musim panas, yang biasanya dilakukan puluhan juta orang Eropa untuk bepergian ke negara-negara tetangga.

Namun, yang menjadi pertanyaan berapa banyak orang yang siap untuk bepergian lagi, selagi wabah corona ini belum jelas ujung akhirnya.

Pembukaan perbatasan tersebut memang hanya bisa dinikmati oleh orang Eropa saja.

Turis dari AS, Asia, Amerika Latin dan Timur Tengah masih belum boleh masuk Eropa.

Komisaris urusan dalam negeri Uni Eropa (UE), Ylva Johansson, mengatakan kepada negara-negara anggota pekan lalu bahwa mereka "harus membuka secepat mungkin" dan menyarankan Senin, 15 Juni 2020, adalah tanggal yang baik.

Banyak negara kemudian membuka pintu perbatasannya Senin ini.

Warga dari negara-negara anggota UE bebas keluar masuk ke negara sesama anggota UE, atau negara Eropa lainnya yang tergabung dalam UE tapi mengikat perjanjian bebas visa seperti Swiss.

Meski pembukaan penguncian negara itu demi mengejar musim liburan, tapi sejumlah negara yang mengandalkan hidup dari pariwisata masih ragu akan minat orang untuk plesiran.

Mengingat wabah corona ini masih mengancam, banyak orang Eropa diperkirakan memilih tinggal di rumah saja selama musim panas.

Menurut hitungan Johns Hopkins University, keseluruhan hingga hari ini masih Eropa memiliki 2,04 juta kasus covid-19, dari 7,8 juta infeksi di dunia, dengan angka kematian mencapai sekitar 182.000.

Kondisi itulah yang membuat Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengungkapkan keraguan bahwa negerinya bakal dibanjiri turis Eropa.

"Ini tergantung pada apakah orang merasa nyaman untuk bepergian dan apakah kita dapat memproyeksikan Yunani sebagai tujuan yang aman," katanya.

Yunani termasuk negara favorit untuk dikunjungi, dan negeri ini juga mampu mengatasi wabah corona, sehingga hanya menimbulkan 183 kematian.

Spanyol yang terpukul keras oleh corona, yang pada hari Minggu, 14 Juni lalu, sudah lebih dulu membuka pintu, namun secara terbatas.

Negeri ini membuka pintu bagi pelancong Eropa selama 10 hari hingga 21 Juni 2020.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved