Kerusuhan di AS

Warga Kulit Hitam Tewas Lagi Ditembak Polisi AS, Namanya Rayshard Brooks, Pelaku Langsung Dipecat

Setelah George Floyd, Breonna Taylor, kini Rayshard Brooks, warga kulit hitam tyang tewas ditangan polisi AS. Pelakunya dipecat satu lagi dipindah

Instagram
Setelah kematian warga kulit hitam bernama George Floyd, Breonna Taylor, kini bertambah satu lagi bernama Rayshard Brooks. Semuanya tewas ditangan polisi hulit putih. Unjuk rasa pun belum akan berakhir 

WARTAKOTALIVE.COM, ATALANTA -- Setelah George Floyd, Breonna Taylor, kini Rayshard Brooks, warga kulit hitam tyang tewas ditangan polisi AS

Seorang perwira polisi Atlanta yang diduga menembak Rayshard Brooks kini  dipecat, seorang perwira polisi lainnya dipindah tugaskan ke bagian administrasi karena diduga ikut terlibat kasus itu.

Seperti dilaporkan aljazeera, Langkah-langkah itu dilakukan menyusul pengunduran diri Kepala Polisi Atlanta Erika Shields pada Sabtu.

Ia mengundurkan diri beberapa saat setelah kasus pembunuhan Brooks Jumat yang memicu gelombang protes baru di Atlanta.

Kematian Wanita Kulit Hitam Ini Ikut Terangkat Bersama Kasus George Floyd, Siapa Breonna Taylor?

Sebelumnya demonstrasi bergejolak menyusul kematian George Floyd di Minneapolis.

Ada pun polisi yang diberhentikan diidentifikasi sebagai Garrett Rolfe, yang menjadi polisi sejak Oktober 2013

Sedang yang diadministrasikan adalah Devin Bronsan, yang dipekerjakan pada September 2018.

L. Chris Stewart, seorang pengacara untuk keluarga Brooks, mengatakan bahwa petugas yang menembaknya harus didakwa atas "penggunaan kekuatan mematikan yang tidak adil, yang sama dengan pembunuhan." 

Unjuk rasa Kasus Floyd

Seperti diketahui, unjuk rasa memprotes kematian George Floyd di Amerika Serikat terus berlanjut, Sabtu (13/6/2020) malam waktu setempat atau Minggu WIB, dan berbuntut kerusuhan.

Para pengunjuk rasa memblokir jalan utama di Atlanta, Negara Bagian Georgia, AS, dan membakar sebuah restoran cepat saji tempat seorang warga kulit hitam tewas ditembak oleh seorang polisi.

Seorang warga kulit hitam lainnya ditemukan tewas tergantung di pohon di California.

Unjuk rasa memprotes kematian Floyd mengguncang sebagian besar wilayah AS selama lebih dari dua pekan.

Unjuk rasa solidaritas terhadap Floyd juga menyebar ke banyak negara, mencuatkan kembali isu-isu seputar perbudakan, kolonialisme, kekerasan orang kulit putih terhadap warga kulit berwarna, serta isu militerisasi kepolisian di Amerika Serikat.

Seperti ditulis Kompas.id, Kemarahan publik di AS bertambah setelah insiden Jumat malam waktu setempat saat seorang warga kulit hitam tewas akibat tertembak polisi kulit putih di sebuah restoran cepat saji di Atlanta.

Atas kejadian di Atlanta ini, Kepala Kepolisian Atlanta Erika Shields menyatakan pengunduran dirinya.

Wali Kota Atlanta, Keisha Lance Bottoms, mengatakan bahwa dirinya menerima pengunduran diri Shields.

Shields mengundurkan diri setelah insiden tewasnya Rayshard Brooks (27) akibat tembakan polisi di restoran Wendy's, Atlanta, Jumat malam waktu setempat.

Akibat kejadian tersebut, kericuhan meledak pada malam itu di ibu kota Negara Bagian Atlanta tersebut.

Televisi-televisi setempat menyiarkan tayangan terbakarnya restoran tempat Brooks tertembak polisi. Petugas dinas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api.

Sementara para pengunjuk rasa lainnya berpawai menuju ke jalan raya utama, Interstate-75, dan memblokir lalu lintas.

"Saya tidak yakin bahwa dibenarkan penggunaan kekerasan yang mematikan (dalam insiden itu) dan (saya) telah memerintahkan pencopotan langsung aparat yang terlibat," kata Bottoms dalam konferensi pers.

Diawali perkelahian

Pengacara Brooks mengungkapkan, Brooks--ayah dari seorang putri yang pada Sabtu kemarin berulang tahun--berada di restoran Wendy's saat polisi mendapat laporan untuk datang ke restoran itu.

Menurut Biro Investigasi Georgia (GBI), polisi dipanggil ke restoran tersebut setelah ada laporan Brooks tertidur di jalur drive-thru.

Petugas berusaha menangkap Brooks setelah Brooks gagal dalam tes bebas alkohol atau obat-obatan terlarang.

Dari tayangan video orang yang berada di lokasi kejadian memperlihatkan, Brooks berkelahi dengan dua aparat kepolisian di luar restoran Wendy's.

Video memperlihatkan, seperti dilansir sebuah laporan, "Dalam perkelahian fisik itu, Brooks merebut benda yang terlihat seperti perlengkapan kejut (TASER) milik polisi."

Brooks melepaskan diri dan berlari di halaman parkir, membawa benda yang terlihat seperti perlengkapan kejut polisi (police TASER) itu.

Video kedua dari kamera restoran menunjukkan momen saat Brooks berlari dan kemungkinan mengarahkan TASER ke polisi.

Salah satu dari polisi itu melepaskan tembakan ke arah Brooks yang kemudian terkapar di tanah.

Vic Reynolds, Biro Investigasi Georgia (GBI), dalam jumpa pers terpisah mengatakan, Brooks lari sejauh kira-kira enam mobil sebelum berbalik menuju arah seorang petugas dan mengarahkan benda di tangannya ke arah polisi.

"Pada saat itulah, petugas Atlanta tiarap dan mencabut pistolnya, lalu melepaskan tembakan kepada Brooks di tempat parkir itu, dan ia (Brooks) jatuh," ujar Reynolds.

Brooks dilarikan ke sebuah rumah sakit, tetapi meninggal setelah menjalani operasi. Ditambahkan, salah satu petugas terluka dalam insiden itu.

Pengacara keluarga Brooks kepada wartawan mengatakan, aparat kepolisian Atlanta tidak berhak menggunakan senjata mematikan, sekalipun dia (Brooks) menembakkan TASER, senjata tak mematikan, ke arah mereka.

"Anda tidak bisa menembak seseorang kecuali jika dia mengarahkan senjata pada Anda," ujar pengacara Chris Stewart

Jaksa Distrik Fulton County, Paul Howard, Jr., melalui pernyataan via surat elektronik bahwa kantornya "telah memulai penyelidikan yang intens, independen mengenai insiden itu", sambil menunggu temuan Biro Investigasi Georgia.

Wali Kota Bottoms menambahkan bahwa tugas Shields, perempuan kulit putih yang ditunjuk menjadi kepala Kepolisian Atlanta pada Desember 2016, akan dijalankan Wakil Kepala Kepolisian Atlanta, Rodney Bryant, pria kulit hitam akan menjadi pelaksana tugas (Plt) Kepala Kepolisian Atlanta.

Bottoms disebut-sebut sebagai salah satu calon wakil presiden pendamping calon presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden.

Unjuk rasa memprotes kematian Floyd membangkitkan kembali isu rasisme sistemik di AS.

Unjuk rasa di AS menyebar ke berbagai dunia dalam beberapa pekan terakhir, mencuatkan kembali perbincangan tentang jejak-jejak perbudakan, kolonialisme, kekerasan kulit putih terhadap kulit berwarna, serta militerisasi polisi di AS.

Insiden di California

Selain insiden tewasnya pria kulit hitam di Atlanta, insiden lain yang menimpa warga kulit hitam lainnya terjadi California, AS.

Di Palmdale, California, ratusan orang menuntut penyelidikan atas kasus Robert Fuller (24) yang ditemukan tewas tergantung di sebuah pohon di dekat gedung balai kota, Rabu lalu.

Mereka berpawai dari lokasi ditemukannya jenazah Fuller menuju kantor sheriff, sambil membawa poster-poster bertuliskan "Keadilan untuk Robert Fuller".

Otoritas setempat menyatakan, kematian Fuller diperkirakan akibat bunuh diri.

Saat ini, sedang diupayakan otopsi terhadap jenazahnya.

Pejabat kota Palmdale menyebutkan, di lokasi kejadian tidak ada kamera luar ruang yang bisa merekam apa yang terjadi di tempat tersebut.

Kematian Fuller mengingatkan pada kematian warga kulit hitam lainnya, Malcolm Harsch (38), yang juga ditemukan tewas tergantung di sebuah pohon di Victorville, kota gurun 72 kilometer di sebelah timur Palmdale, 31 Mei lalu.

Para pengunjuk rasa di New Orleans menggulingkan sebuah patung pemilik budak yang menyumbang keuangan pada sekolah-sekolah di New Orleans.

Mereka menghanyutkan patung tersebut ke Sungai Mississippi.

Polisi tidak mengidentifikasi patung itu, tetapi itu adalah patung John McDonogh.

Wali Kota LaToya Cantrell mengungkapkan melalui cuitan di Twitter bahwa kota yang dipimpinnya "menolak vandalisme dan perusakan properti Kota. Itu tindakan melanggar hukum."

Sumber: KOMPAS
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved