Breaking News:

Berita Internasional

Sekitar 300 Pengungsi Rohingya Ditolak Malaysia, tapi Bangladesh Juga Tidak Mau Menerima

UNHCR mencatat ada sekitar 180.000 pengungsi di Malaysia, sekitar setengahnya adalah Rohingya

Penulis: | Editor: Bambang Putranto
AP/Aljazeera
Pengungsi Rohingya di kapal yang diselamatkan Angkatan Laut Malaysia pada 2018. 

Wartakotalive, Jakarta - Nahas benar nasib sekitar 300 orang pengungsi Rohingya, karena ditolak Malaysia sedangkan Bangladesh ogah menjemput mereka.

Para pengungsi tersebut berada di sebuah kapal kayu yang ditemukan oleh patroli pantai Malaysia di dekat Pulau Langkawi, Senin, 8 Juni 2020.

Kapal mereka ditarik ke pantai karena dalam kondisi rusak.

Namun, pemerintah tak mau menerima para pengungsi itu untuk tinggal sementara di Malaysia.

Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob menyarankan agar para pengungsi yang diselamatkan dikirim kembali ke Bangladesh.

"Orang Rohingya seharusnya tahu, jika mereka datang ke sini, mereka tidak bisa tinggal di sini," kata menteri itu kepada wartawan di Kuala Lumpur, sebagaimana dikutip aljazeera.com, Rabu, 10 Juni 2020.

Sabri mengatakan kementerian luar negeri Malaysia akan meminta Bangladesh untuk mengambil kembali para pengungsi yang ditahan jika mereka diketahui telah meninggalkan kamp-kamp pengungsian.

Pemerintah juga akan meminta badan PBB urusan pengungsi, UNHCR, untuk memukimkan kembali kelompok itu di negara ketiga.

Namun, niat Malaysia itu ditampik Bangladesh.

Menteri Luar Negeri Bangladesh AK Abdul Momen mengatakan negaranya "tidak berkewajiban atau dalam posisi untuk mengambil kembali orang Rohingya".

Pemandangan kamp pengungsian Rohingya yang padat. Menjaga jarak di kamp ini hampir mustahil, ancaman virus corona pun sangat mengkhawatirkan.
Pemandangan kamp pengungsian Rohingya yang padat. Menjaga jarak di kamp ini hampir mustahil, ancaman virus corona pun sangat mengkhawatirkan. (Suzauddin Rubel/AFP)

Ia malah mendesak komunitas global untuk membantu merelokasi lebih dari satu juta Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh setelah penumpasan brutal di negara asal Rohingya, Myanmar, pada 2017.

Malaysia tidak mengakui status pengungsi tetapi sering menjadi tujuan etnis Rohingya, bahkan sebelum penumpasan tahun 2017.

Pada Februari 2020, UNHCR mencatat ada sekitar 180.000 pengungsi di Malaysia, sekitar setengahnya adalah Rohingya.

Badan tersebut diizinkan beroperasi di negara itu oleh pemerintah untuk mengurusi para pengungsi tersebut.

Kapal yang mengangkut orang Rohingya itu, menurut pihak berwenang Malaysia, sengaja dirusak untuk mencegahnya dikembalikan ke pelabuhan asalnya.

Sembilan awak kapal melarikan diri setelah kapal memasuki perairan Malaysia.

Kapal itu mungkin membawa sebanyak 500 orang Rohingya ketika mereka meninggalkan Bangladesh, tetapi hanya 269 yang ditemukan, termasuk mereka yang awalnya melompat ke laut tetapi kemudian diselamatkan.

Malaysia telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi menerima pengungsi Rohingya setelah memperketat perbatasan dan meningkatkan patroli untuk mencegah penyebaran virus corona.

Sikap pemerintah Malaysia tersebut diambil setelah mulai muncul ketidaksukaan warga Malaysia terhadap para pengungsi Rohingya yang masih tinggal di negara itu sejak beberapa tahun lalu.

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved