Histori
Perjuangan Sam Ratulangi dari Lahirnya Pancasila Hingga Memperkenalkan Nama Indonesia
Sam Ratulangi ikut andil dalam lahirnya Pancasila, meskipun dia bukan panitia perumus. yuk kenal lebih lanjut
Upah yang ia terima lebih rendah hanya karena ia seorang pribumi meskipun jabatan yang ia duduki sama dengan para pegawai Belanda membuat Sam ratulangi kecewa.

Sam Ratulangi bertekad untuk mengungguli orang-orang Belanda tersebut.
Lalu sempat belajar di untuk memproleh tingkatan menengah di Middlebare Acte. Namun berhenti karena kembali ke Tondano sebab ibunya meninggal dunia.
Setelah urusan di Tondano selesai, beliau kemudian menjual warisannya dan uangnya dipergunakan untuk biaya sekolah di belanda. Sam Ratulangi kemudian berangkat ke Belanda.
Ia memperoleh ijazah ilmu pasti pendidikan sekolah menengah (Middelbare Acte Wiskunde en Paedagogiek).
Berbekal ijazah tersebut, ia melanjutkan kuliahnya di Vrije Universiteit van Amsterdam Belanda selama dua tahun.
Sam Ratulangi sempat menjadi anggota Indische Vereniging (Perhimpunan Mahasiswa Indonesia) di Eropa. Beliau lulus di tahun 1915 sebagai guru ilmu pasti (Middelbare Acte Wiskunde en Paedagogiek).
Di Belanda pula berhubungan dengan para tokoh pergerakan Indonesia seperti Ki Hajar Dewantara, Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker dan disinilah semangat nasionalismenya mulai tumbuh.
Kemudian Sam Ratulangi ke Swiss atas bantuan Mr. Abendanon dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan memperoleh gelar Doktor dalam bidang fisika dan matematika dari Universitas Zurich pada tahun 1919.
Sam Ratulangi Kembali Ke Indonesia
Dalam profil dan biografi Sam Ratulangi diketahui bahwa ia dikenal sebagai sosok yang cerdas terbukti dari gelar yang ia dapat dalam waktu yang tidak lama. Selesai menimba ilmu di luar negeri, ia pun kembali ke Indonesia.
Ia diketahui bahwa ia pernah mengajar di Yogyakarta di sekolah kejuruan teknik Prinses Juliana School dan di Algemene Middelbare School yang setara SMA dan rata-rata muridnya kebanyakan anak-anak Belanda selama tahun 1919 hingga 1922.
Pindah ke Bandung dan bersama dengan DR. R. Tumbelaka mendirikan sebuah perusahaan asuransi bernama Algemene Levensverzekering Maatschappij Indonesia.
Perusahaan pertama yang menggunakan kata ‘Indonesia’ sebuah istilah yang ketika itu belum dikenal.