Bulu Tangkis
Herry IP Berharap Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan Raih Medali Emas Olimpiade 2021
Herry Iman Pierngadi masih berharap Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan bisa mendulang emas.
Penulis: Abdul Majid | Editor: Murtopo
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi masih berharap Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan bisa mendulang emas di Olimpiade 2021.
Herry menyebut sebenarnya kedua pasangan itu sudah sangat siap untuk turun di Olimpiade tahun ini yang digelar Agustus.
Namun, karena adanya pandemi Covid-19, Olimpiade pun diundur Juli tahun depan.
“Yang pasti saya berharap nomor satu mereka bisa memberikan yang terbaik di Olimpiade 2021,” kata Herry IP dalam acara ‘Ngobrol Prihal Indonesia Bareng Olahragawan’ yang disiarkan di kanal youtube Geti TV, Rabu (20/5/2020).
• Herry IP Khawatir Kondisi The Daddies di Olimpiade Tokyo yang DiTunda Hingga Tahun Depan
“Kepingin pribadi saya memberikan emas buat Indonesia siapa pun mereka Kevin/Gideon atau Hendra/Ahsan yang penting kita dapat medali emas untuk Indonesia itu lah salah satu cara yang bisa mengangkat olahraga Indonesia di kancah dunia,” sambungnya.
Dalam perbincangan tersebut Herry IP juga menangapi mengenai rencana menggelar turnamen lagi tapi dengan peraturan ketat salah satunya tanpa penonton.
Menurutnya jika pertandingan di Indonesia tanpa penonton pastinya akan hilangnya atmosfer Istora Senayan yang memang terkenal sebagai venue yang paling berisik.
• Turnamen Belum Jelas, Pelatih Pelatnas PBSI Herry IP Beri Program Latihan Hanya 50 Persen
“Menurut saya (tanpa penonto), saya selalu beprikir positif yang satu sisi menguntungkan satu sisi merugikan. Kalau yang menguntungkan itu kita sebagai tuan rumah di Indonesian Open itu kalau ada penonton, itu akan menguntungkan pemain Indonesia karena hampir 95 persen mendukung atlet Indonesia, mereka kasih motivasi,” kata Herry IP.
“Tapi kalau tidak ada penonton kan suasananya berbeda hampir sama seperti di All england mungkin, di Jepang Open karena silent penontonya, mereka dibolehkan teriak setelah reli-reli berhenti kalau di Indonesia kan sambil berjalan ya suporter tetap berisik,” pungkasnya.