Otomotif
Setiani Aulia Putri, Mekanik Cilik Usia 8 Tahun Viral, Bisa Servis Motor Matik: Maafin Bapak Ya Nak
Seorang mekanik cilik berusia 8 tahun bernama Setiani Aulia Putri menjadi viral di media sosial (medsos).
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Seorang mekanik cilik berusia 8 tahun bernama Setiani Aulia Putri menjadi viral di media sosial (medsos).
Diketahui, Setiani Aulia Putri jadi mekanik cilik bisa servis motor matik sehingga dianggap bisa cari uang sendiri.
Sosok mekanik cilik Setiani Aulia Putri anak dari Ari Syarifuddin asal Desa Sendangagung, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Baru kelas 3 SD sekolah di MI Ma'arif Al-Muhtadi Sendangagung Paciran.
• Unggah Pernyataan Gadis Cilik Asal Singapura, Aa Gym : Orang Akan Bisa Bertindak Benar Kalau Paham
• Masih Ingat dengan Mantan 4 Artis Cilik Ini? Sekarang Mereka Jadi Dokter Bahkan Praktek di Amerika
• Penyanyi Cilik Faiha Kampanyekan Lawan Virus Corona dengan Cuci Tangan
"Daripada hanya main dan nonton tivi awalnya saya suruh bersih-bersih kunci dan bengkel," jelas Mas Ari yang punya akun FB Ari Kentir Syarifuddin.
Namun menurut Mas Ari akhirnya Putri ikutan mengencangkan baut-baut dan akhirnya jadi bisa.
Di bengkel Mas Ari yang bernama Karya Motor terlihat Putri pintar dan cekatan dalam pegang kunci-kunci untuk bongkar pasang komponen motor.
Dari salah satu video juga terlihat Putri ini sedang merakit CVT motor matic.
Pegang kuncinya sudah terbiasa alias tidak kaku seperti layaknya mekanik yang berpengalaman.
Menurut Mas Ari hanya tenaga saja yang belum memadai karena usia anak 8 tahun berambut lurus ini masih belia.
Sebenarnya Mas Ari sendiri kepingin anaknya seperti anak-anak lainnya yang orang tuanya mapan pegang handphone main game atau buka youtube.
"Tenaga blm memadai 8thn usiamu. Truslah berkarya selagi bpkmu msih menemani.
Nikmati permainanmu dan maffin bpk yg tak bisa memberimu permainan yg lebih baik," tulis Mas Ari dalam postingannya.
"Andai kaya materi putri tak akn mau bermain dgn oli dan besi pastilh maen android.
Walo tenaga belm mampu tp berusaha sebisanya ketimbang tiduran ato nonton tivi.
Maafin bpk ya nakkkk," tulis Mas Ari dalam postingan lainnya.
Meski anak Mas Ari masih di bawah umur namun banyak dukungan dari teman-temannya.
"Justru mainanya bikin suatu kebanggan buat masarakat Indonesia karena anak seusia kayak gitu jarang bangat kita temukan di seluru dunia.
Kayak anak ini dia yang harus bisa kita berikan dukungan sepenuh," komentar Mustakin Cnll Jaya.
Namun nama anak pintar ini belum bisa didapat karena sampai tulisan ini terbit Mas Ari Kentir belum menjawab pesan.
Bocah Cilik Bersepeda 4.600 Km Membelah Amerika dari Seattle ke New York Demi Melihat Patung Liberty
James Colver (40) seorang pesepeda di Amerika Serikat menemani Shepherd, putranya yang berusia tujuh tahun bersepeda jarak jauh dari rumah mereka di Seattle menuju New York sejauh 4.600km untuk melihat Patung Liberty.
Keduanya memulai perjalanan membelah benua Amerika sejauh 4.600 kilometer itu pada 20 Mei 2019 lalu. Perjalanan diperkirakan akan memakan waktu sekitar empat bulan.
Colver memang tidak sembarangan mengajak anaknya yang tergolong sangat belia untuk bersepeda jarak jauh.
Impian itu datang dari Shepherd sendiri, terinspirasi dari sang ayah yang juga seorang pesepeda jarak jauh.
Shepherd rupanya sering melihat kliping atau laman media yang memuat foto dan cerita perjalanan ayahnya.
Suatu saat Shepherd mengungkapkan impiannya untuk melihat Patung Liberty itu kepada Colver.
Berbeda dari kebanyakan orang tua yang mungkin akan mengacuhkan bila anak mengungkapkan impian yang dirasa terlalu sulit diwujudkan atau menjawab 'nanti bila kau sudah besar bisa melakukannya', Colver langsung menjawab 'oke, mari kita lakukan'.
Colver yang berusia 40 tahun memang menghabiskan banyak waktu di usia 20-an tahun untuk melakukan perjalanan bersepeda jarak jauh.
Terkadang untuk penggalangan dana atau eksplorasi pribadi ke sejumlah daerah.
Tak heran bila ia menanggapi cerita Shepherd itu dengan sepenuh hati.
“Saya duduk di dekatnya dan dia menjelaskan tentang keinginannya melihat Patung Liberty dengan bersepeda ke New York. Saya katakan kepadanya perlu kerja keras untuk itu,” kata Colver kepada Bicycling.com.
Dia tahu persis apa yang akan mereka hadapi berdua di perjalanan.
Karena itu ia langsung mengajak Shepherd untuk mempersiapkan perjalanan itu dengan mulai berlatih, meningkatkan asupan makanan dan minuman untuk menunjang kegiatan luar ruang bagi anak seusia Shepherd, terutama asupan protein dan kalorinya.
“Banyak juga orang yang terbelalak melihat dia duduk di suatu tempat dan melahap salad dalam porsi jumbo," tutur Colver.
Mereka berlatih hampir setiap hari.
Selama seminggu mereka bersepeda ke sekolah Shepherd dan pulangnya mereka melewati jalan yang lebih jauh di sekeliling kota.
Pada akhir pekan mereka bersepeda lebih lama lagi dan terkadang melakukan tur jarak dekat mengunjungi rumah teman atau kemping di suatu tempat.
Daerah perbukitan di sekitar Seattle merupakan tempat yang sempurna untuk berlatih bagi Colver dan Shepherd.
Colver juga memperkenalkan anaknya aturan lalu lintas dan bagaimana bersepeda dengan aman di jalanan.
Setelah latihan mereka memadai, Colver mulai menghubungi sejumlah rekannya guna mencari sponsor untuk mendukung perjalanan mereka.
Shepherd lalu menulis surat ke produsen sepeda anak merk Woom dan dua minggu kemudian ia menerima sebuah sepeda.
Mereka juga menerima dukungan dari YMCA (Young Men's Christian Association) dan dapat menggunakan semua fasilitas YMCA secara gratis di jalanan yang mereka lalui.
Setelah semuanya siap, Colver dan Shepherd memulai perjalanan mereka pada 20 Mei dari Anacortes, Washington yang menjadi titik awal rute bersepeda mereka melintasi jalur utara AS.
Mereka akan tetap menempuh jalur utara itu sampai Chichago lalu mengambil rute lain menuju New York.
Perjalanan diperkirakan memakan waktu empat bulan dan meski bukan jadi target utama, mereka berharap bisa tiba di tujuan pada ulang tahun Shepherd 13 September mendatang.
Jika berhasil mencapai tujuan, Shepherd mungkin akan menjadi pesepeda jarak jauh termuda yang membelah AS meski rekor itu tak tercatat secara resmi hingga saat ini.
Mesk tak ada catatan resmi, sejauh ini Guinness mencatat CJ Burford sebagai pesepeda termuda yang melakukan perjalanan itu di jalur selatan pada usia sembilan tahun.
Menurut rencana yang disusun Colver, mereka akan bersepeda 50-60 kilometer per hari disesuaikan dengan medan jalanan dan kondisi mereka.
Colver berkeyakinan dalam bersepeda jarak jauh, semakin lambat mereka berjalan akan lebih banyak kesenangan yang didapat dari perjalanan dan mendukung mereka mencapai tujuan akhir.
Dia juga berusaha peka mengamati kebutuhan putranya selama di perjalanan, termasuk kemampuannya menempuh jarak.
Terkadang mereka berjalan sekitar 25-30km saja per hari atau memutuskan beristirahat sepanjang hari.
Sejauh ini, jarak terjauh yang telah mereka tempuh mencapai 75km.
"Sebagai pelatih, saya haru benar-benar mendengarkan dia," tutur Colver.
Salah satu tantangan terbesar mereka adalah melintasi celah pegunungan Washington Pass di Cascades.
Mereka memerlukan waktu dua hari untuk melahap lintasan pegunungan sepanjang 56km dengan titik tertinggi 1.670m.
Namun melihat perjalanan mereka di Instagram dan Facebook, Shpherd terlihat menikmati betul perjalanannya itu.
Dia seperti punya cara yang kreatif untuk melalui rintangan jalanan di Washington Pass di atas sepedanya.
Salah satu caranya adalah mengayuh sambil bernyanyi, termasuk lagi hits Adele berjudul 'Hello".
Namun yang terpenting dari bukanlah tujuan, tapi perjalanan itu sendiri.
Mereka membuat rencana tidak terlalu kaku, tapi menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di perjalanan.
Mereka berhenti kapan saja dan mencoba berbagai kuliner lokal di setiap tempat yang dilalui.
Harganya lumayan murah bagi pesepeda, kata Colver.
Untuk menginap, mereka bergantian antara kemping dan tidur di penginapan.
Tentu saja sepanjang jalan mereka mendapat banyak teman baru, termasuk dari komunitas sepeda setempat di sejumlah kota.
Terkadang bahkan mereka menerima makanan dan minuman yang diberikan kenalan baru.
Suatu hari Shepherd berteman dengan seorang anak yang mengajarinya cara memancing.
Orangtua si anak lalu mengundang mereka untuk makan malam bersama di rumah mereka.
"Ini latihan yang bagus untuk membangun relasi dan berkomunikasi dengan banyak orang. Kami banyak belajar tentang kemanusiaan dan sisi terbaik dari manusia," tutur Colver.
