Film
Garap Miracle In Cell No 7 Versi Indonesia, Beban Kedua Hanung Bramantyo Setelah Film Bumi Manusia
Bagi sutradara Hanung Bramantyo, membuat film Miracle In Cell No 7 versi Indonesia adalah beban kedua setelah film Bumi Manusia (2019).
Penulis: Irwan Wahyu Kintoko | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Rumah produksi Falcon Pictures kembali menghadirkan kejutan dengan membuat ulang (remake) film box office Korea Selatan berjudul Miracle In Cell No 7.
Setelah menyelesaikan proses syuting, film Miracle In Cell No 7 merilis foto-foto adegan secara ekslusif, Senin (11/5/2020) sore.
Sutradara Hanung Bramantyo mendapat kepercayaan Falcon Pictures untuk menyutradarai film Miracle In Cell No 7 versi Indonesia yang diproduksi Falcon Pictures.

"Ini beban berat saat diminta meremake film Miracle In Cell No 7," kata Hanung Bramantyo.
Bagi Hanung Bramantyo, membuat film Miracle In Cell No 7 adalah beban kedua setelah film Bumi Manusia (2019).
"Kalau saat membuat film Bumi Manusia merasa ada beban karena novelnya sudah besar, banyak pembacanya sejak 1980-an," kata Hanung Bramantyo.
• Sebelum Syuting Miracle In Cell No 7, Mengapa Hanung Bramantyo Ajak Para Pemainnya Datangi Penjara?
• Film Miracle In Cell No 7 Dibuat Versi Indonesia, Hanung Bramantyo Jelaskan Perbedaannya, Apa Saja?
Sementara ketika diminta membuat film Miracle In Cell No 7 versi Indonesia, lanjut Hanung Bramantyo, bebannya tetap ada karena film Miracle In Cell No 7 versi aslinya sudah banyak penontonnya.
Hanung Bramantyo meyakini, banyak orang yang sudah menonton film Miracle In Cell No 7 versi aslinya dari Korea Selatan dan mengetahui keseluruhan cerita hingga ujung kisahnya.
"Sekarang saya dituntut untuk menyajikan Miracle In Cell No 7 versi Indonesia yang berbeda tapi tidak keluar jalur," kata Hanung Bramantyo.

"Membuat film Miracle In Cell No 7 ini berat banget sebab tidak ada pelajarannya saat kuliah," jelas Hanung Bramantyo sambil tertawa.
Cerita film Miracle In Cell No 7 versi Indonesia sengaja dibuat di negara fiktif.
"Sistem hukumnya juga tidak sama dengan hukum yang ada di Indonesia. Kami menciptakan sistem hukum sendiri," ucap sutradara gaek asal Yogyakarta ini.
• Laris di Korea Selatan, Falcon Pictures dan Hanung Bramantyo Buat Ulang Film Miracle In Cell No 7
• Falcon Pictures dan Hanung Bramantyo Garap Film Miracle In Cell No 7, Berikut Foto-foto Adegannya
Dari rompi tahanan yang dipakai Dodo Rojak yang dimainkan Vino Bastian di film Miracle In Cell No 7 misalnya, sama-sama oranye, namun tidak seperti rompi tahanan di Indonesia.
"Itu rompi yang dipakai Dodo Rojak bukan rompi yang dipakai tahanan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) juga ya," ucap Vino Bastian ikut tertawa.
Frederica, produser Falcon Pictures, merasa senang dapat membuat ulang film Miracle In Cell No 7.

"Kami tertarik untuk meremake film Miracle In Cell No 7 karena ini film bagus," kata Frederica ikut berbincang bersama wartawan.
Bukan hanya di Indonesia, beberapa negara juga sudah meremake film Miracle In Cell No 7 seperti Turki, Filipina dan India.
"Kami senang mendapat kesempatan meremake film Miracle In Cell No 7 versi Indonesia," ujar Frederica.