Didi Kempot Meninggal

Penyebab Didi Kempot Meninggal, dr. Antonia Anna: Sudden Death, Belum Tentu Serangan Jantung

Kematian mendadak tersebut, memang yang paling banyak diakibatkan jantung. Oleh karena itu, ada dugaan, akan tetapi tidak lantas pasti

Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Feryanto Hadi
Dokumentasi pribadi
DR.dr. Antonia Anna Lukit‎o, SpJP(K), FIHA, FSCAI, FAPSIC, FAsCC 

Hal itu, ‎bisa dikarenakan gangguan irama dari lahir yang tidak ketahui, atau gangguan irama yang timbul oleh berbagai masalah dan istilahnya lingkungan.

Misalnya, karena kecapekan, minum kopi atau teh yang berlebihan, kurang tidur atau kurang istirahat, banyak pikiran, dan lainnya.

Sedangkan gangguan irama, bisa karena jantung koroner (pembuluh darah jantung), karena gangguan otot jantung, atau otot jantung murni, atau listrik jantung murni, atau katup jantung.

"Kalau karena lingkungan tadi, bisa saja campuran jantung dengan lingkungan atau lingkungan saja," kata Antonia Anna.

Dia menekankan, sebenarnya yang lingkungan itu, biasanya dan ‎pada umumnya bukan penyebab, tapi lingkungan adalah pencetus.

"Jadi penyebab dan pencetus itu beda," katanya.

Dia menjelaskan, kalau penyebab misalnya, penyebab kematian mendadak itu adalah salah satunya penyumbatan koroner.

Sedangkan kalau pencetus misalnya, dia sedang emosi atau sedang capek mendadak serangan jantung.

"Kalau saya melihat kegiatan almarhum (Didi Kempot) yang seabrek-abrek luar biasa itu, dengan aksi kemanusiannya yang luar biasa, kemungkinan kecapekan sebagai pencetus itu sangat mungkin," ungkap Antonia Anna.

Jadi sebelumnya, mungkin almarhum sudah ada pencetusnya, tapi tidak sempat dikendalikan, kontrol ke rumah sakit, dokter, atau sudah konsultasi tapi waktu itu belum berat.

"Kondisinya masih stabil, sehingga tidak perlu pengobatan dan lainnya. Atau kondisi stabil kemudian karena kecapekan menjadi tidak stabil. Jadi kecapekan menjadi sebagai pencetus," katanya.

Atau memang sebenarnya beberapa hari ini, almarhum sudah mulai ada gejala seperti serangan jantung dan sebelumnya sudah mengalami tidak enak badan.

‎Antonia Anna kembali menjelaskan, gejala serangan jantung itu sendiri ada yang tidak jelas dan ada yang jelas.

Gejala serangan jantung‎ yang tidak jelas itu misalnya, saat dicek EKG (elektrokardiogram) hasilnya masih normal, dicek enzim jantungnya masih normal.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved