Breaking News

Timnas Indonesia

Kisah Hari Pertama Ramadan Gelandang Garuda Select Brylian Aldama yang Harus Puasa 16 Jam

Gelandang Garuda Select jilid II Brylian Aldama sedang berada di Birminham, Inggris. Ini kisah hari pertama Ramadan pemain Persebaya Surabaya ini

Penulis: Rusna Djanur Buana | Editor: Rusna Djanur Buana
Dokumentasi Garuda Select
Brylian Aldama (kanan) saat berduel dengan pemain Swindon Town di Lapangan Birmingham, Inggris 

Tidak mudah bagi Brylian Aldama menjalankan ibadah puasa di Eropa. Karena perbedaan waktu dan letak geografis, Brylian yang saat ini berada di Inggris harus menjalani puasa selama 16 jam. Repotnya lagi, pemain berusia 18 tahun itu harus tetap tinggal di flatnya akibat aturan lockdown.

Brylian adalah salah satu anggota tim Garuda Select jilid II yang sedang menimba ilmu sepak bola di Birminham Inggris. Gelandang Persebaya Surabaya Ini bercerita mengenai situasi seputar puasa hari pertama di Inggirs yang mencapai 16 jam. Pada hari pertama bulan puasa 1441 H, Jumat (24/4), dia bersama rekan-rekan Garuda Select yang belum kembali ke Tanah Air melakukan sahur bareng dengan menu seadanya.

"Makan seadanya karena tidak ada yang bisa masak. Bahan makanan juga terbatas. Beli juga jauh, seadanya saja dan tidak ada yang mewah. Yang penting bersama-sama," ujar Brylian dalam bincang-bincang lewat Instagram Live bersama BolaSport.com.

"Di Inggris jam buka puasa setiap harinya mundur, semakin hari semakin lama buka puasanya. Jadi, tak bisa dipastikan berapa lama. Hari ini sih 16 jam, saya unduh aplikasi Muslim Pro untuk tahu jadwal buka puasa," tuturnya.

Brylian menuturkan hari pertama puasa ia jalani dengan perasaan campur aduk. Bukan hanya tak bisa berkumpul bersama keluarga tetapi juga karena Inggris tengah berada dalam situasi lockdown di tengah wabah Covid-19. Pemerintah Inggris telah menerapkan lockdown sejak sebulan terakhir hingga setidaknya 7 Mei, enam pekan setelah dimulai.

"Saya pusing, mau pulang juga tidak bisa lagi lockdown seperti ini. Sebenarnya, saya sudah sering tidak sama keluarga. Hanya, sekarang bedanya jauh di luar negeri, biasanya cuma luar kota. Puasa memang jarang bersama keluarga tetapi Idul Fitri selalu pulang. Sekarang saya tak tahu bagaimana. Bandara ditutup tidak ada penerbangan karena lockdown, apa boleh buat," Brylian.

Aturan lockdown memang lebih ketat ketimbang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia. Menurut hukum Inggris, seseorang tak boleh meninggalkan rumah kecuali tanpa alasan jelas yakni berbelanja kebutuhan dasar, kebutuhan medis, dan bekerja yang tidak dapat dilakukan dari rumah.

Perkumpulan orang di atas dua orang yang bukan dari atap sama juga dilarang kecuali dalam situasi tertentu. Yang melanggar aturan itu didenda 30 pound (Rp 579.000) untuk pelanggaran pertama, 120 pound (Rp 2,3 juta) bagi pelanggaran kedua, dan seterusnya hingga batas 960 pound (Rp 18 juta).

"Alhamdulillah masih ada latihan sambil ngabububrit biar tidak terlalu menganggur juga. Puasa 16 jam kalau tidak berbuat apa-apa tidak enak juga tidak gerak," tutur Brylian lagi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved