Virus Corona Jabodetabek
Cerita Tenaga Medis Atasi Pengap Seragam APD dan Rasa Jenuh Selama Melayani Pasien Positif Corona
"Kita ketemu langsung dengan orang positif, pasti itu ada rasa takut, khawatir. Tapi ini panggilan profesi
"Tapi namanya panggilan tugas saya harus maju, saya minta dukungan dari orang tua.
"Mereka doakan, ikhlaskan artinya maju saja, kita didukung. Dan terasa sekali dukungan orangtua dan keluarga ke kita saat bertugas," lanjutnya.
Belum habis sampai disitu, tantangan baru pun harus dihadapinya saat dipastikan tugas pertamanya sebagai perawat pasien positif corona di pertengahan Maret lalu.
Sebab, saat tugas mulai dilaksanakan dirinya bersama perawat lain harus bertugas di tengah suasana yang kurang nyaman.
• Dulu Ngebor Antar-Panggung, Kini Inul Daratista Ikut Arisannya Milyarder, Sekali Kocok dapat Berlian
Alasannya, alat pelindung diri harus terus terpakai selama minimal delapan jam saat bertugas.
Banyak hal yang tak dapat diungkapkan dirinya saat bertugas mengenakan seragam kedap udara tersebut.
"Kita lebih sering pakai APD, APD itu lengkap dari keseluruhan dari baju hazmat, masker penutup kepala, sarung tangan, bot (sepatu).
• Sering Terlihat di Kantor, Posisi Anak Direktur PT LIB Kejutkan Direksi
"Nah itu yang dirasakan enggak bisa gantian jadi di pakai sepanjang bertugas," ungkap Samuel.
"Kendalanya kalau siang panas, gerah itu yang sering dikeluhkan sama kami karena panas sekali.
"Sampai mau minum pun enggak bisa karena benar-benar dibatasin pergerakan juga.
"Makan minum tuh habis selesai shift (pergantian tugas) baru kita bisa lepas baju, lepas APD baru bisa makan minum," sambungnya.
Sebagai perawat medis, tentu keutamaan melayani pasien menjadi tanggung jawab dirinya.
Tak sedikit kisah yang didapatinya dalam merawat pasien positif corona, terlebih pasien tersebut didominasi oleh orang lanjut usia (lansia).
• Usia Sudah Kepala 4, Begini Rahasia Sehat Iis Dahlia yang Terus Dilakukan Sejak Dulu Sampai Sekarang
Namun, atas dasar panggilan porfesinya ia pun rela untuk berjuang menyelamatkan nyawa pasien yang dirawatnya.
"Jenuh pasti ya. Kalau jenuh coba cari hal-hal distraksi gitu. Jadi keingat orangtua, doa juga dalam hati, saling menguatkan antar tim kami sambil bercanda.