PSBB Jakarta

PSI Ungkap Tunawisma yang Dipindahkan ke GOR Karet Tengsin oleh Anies sudah kembali ke Jalan lagi

Dalam video unggahannya itu, mereka mengaku kaget, pasalnya petugas GOR Karet Tengsing mengatakan bahwa para tunawisa telah dikembalikan.

Editor: Mohamad Yusuf
Istimewa
Para tunawisma menerima angpao dari seorang pengunjung Klenteng di Klenteng Petak 9, Glodok, Jakarta, Senin (20/1/2020). Menjelang Tahun Baru Imlek, para tunawisma ini menuai rezeki lebih banyak dibanding hari-hari biasa. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sigit Widodo, mengungkapkan bahwa pihaknya tidak lagi menemukan tunawisma di GOR Karet Tengsing, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Padahalnya sebelumnya, 25 tunawisma itu dipindahkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke GOR Karet Tengsin tersebut.

Karena para tunawisma tersebut saat itu menggelandang di jalan akibat terdampak pandemi virus corona.

Informasi itu diunggah oleh Sigit Widodo di akun Twitter-nya, @sigitwid, Minggu (26/4/2020).

"Beberapa waktu lalu PSI memberi bantuan kepada saudara kita yang terpaksa jadi tunawisma akibat dampak Corona.

Liputannya viral sampai @YBRAP berinisiatif ngumpulin influencer utk membantu dan berkoordinasi dengan Pak @aniesbaswedan. So, here's an update. Sedih..." tulis Sigit Widodo.

 Diamankan Polisi, Ini Penjelasan Pemberi Nasi Bungkus Berlogo Anjing di Warakas, Tanjung Priok

 Polisi Amankan Pemberi Nasi Bungkus Berlogo Anjing di Tanjung Priok, Ini Penjelasannya

 Viral Terkonfirmasi, Warga Warakas, Tanjung Priok Dibagikan Nasi Anjing, ini Kata Wali Kota Jakut

Dalam video unggahannya itu, mereka mengaku kaget, pasalnya petugas GOR Karet Tengsing mengatakan bahwa para tunawisa telah dikembalikan.

"Ternyata GOR telah kosong. Menurut petugas keamanan, seluruh tunawisma diperbolehkan pulang ke tempat masing-masing setelah diajak mengobrol oleh Gubernur @aniesbaswedan dan diberi satu paket sembako," katanya.

Pihaknya pun menyayangkan hal tersebut.

Karena seharusnya para tunawisma itu mendapatkan tempat yang layak untuk tinggal.

Rizal Ramli Ungkit Ketika Jokowi Minta Bantuannya, agar Jepang Biayai Pembangunan MRT Jakarta

Hingga tidak perlu lagi kembali ke jalan.

"Jangan karena viral di media kemudian direspons Pak Anies secara seremonial. Tapi setelah Pak Anies pergi mereka kembali ke jalanan, karena tidak disediakan kebutuhan dasar mereka oleh pemda," kata Sigit Widodo.

Anies Siapkan Tempat Tinggal

Diberitakan sebelumnya, pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menyediakan fasilitas tempat tinggal sementara bagi warga tunawisma.

Hal itu untuk mengantisipasi naiknya jumlah tuna wisma di tengah pandemi Virus Corona dan bulan Ramadan.

Seperti diketahui, sejumlah permasalahan sosial dan ekonomi bermunculan setalah pandemi Virus Corona meluas.

Dilansir TribunWow.com, puluhan warga tunawisma diamankan untuk tinggal sementara di sebuah gelanggang olah raga (GOR).

Pemprov rencananya memang akan memberikan fasilitas berupa tempat tinggal sementara di Gor-gor untuk para tunawisma.

Kabar tersebut disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Sabtu (25/4/2020) di GOR Tanah Abang.

Hal tersebut sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat ibu kota.

"Kami di Pemprov DKI akan menyiapkan semua fasisitas yang ada Gor-gor seperti ini bila ada warga yang kesulitan tempat tinggal, misalnya kontraknya tidak bisa bayar lalu mereka harus ada tempat sementara, kami akan sediakan tempat seperti ini," ujar Anie Baswedan dikutip dari kanal Kompas TV, Sabtu (25/4/2020).

"Sehingga semua bisa tinggal di Jakarta walaupun tidak bisa tinggal di tempat yang biasanya," tambahnya.

Selain menyediakan fasilitas tinggal di GOR, Anies juga menjanjikan akan melengkapinya dengan fasilitas berupa dapur umum.

Langkah-langkah tersbut ditempuh agar tidak ada warga yang terlantar di wilayahnya.

"Lalu nanti kita siapkan juga dapur umum dan lain-lain di sini," tutur Anies.

"Intinya jangan sampai ada yang terlantar," imbuhnya.

Berdasarkan pendataan warga tersebut oleh Dinas Sosial DKI dan Satpol PP siang ini melalui cek KTP, ditemukan bahwa sebagian besar justru datang dari luar Jakarta.

Anies menyebutkan, bahwa di banyak di antaranya merupakan warga luar jakarta yang segaja datang ke ibu kota untuk mencari sedekah.

Terutama di tengah bulan Ramadan dimana mereka memang sengaja datang karena banyak orang memberikan sedekah.

Oleh sebab itu, Anies mengimbau kepada warganya terutama yang dermawan untuk lebih baik bersedekah melalui lembaga-lembaga amal.

Setidaknya, hal tersebut tidak memicu orang datang ke Jakarta untuk berkerumun dan meminta sedekah di jalan.

"Di sini dari 55 yang ada itu 15 ber KTP, tapi 40 tidak punya KTP," terang Anies.

"Dan biasanya tidak punya KTP ini adalah warga yang datang ke Jakarta di musim Ramadan, karena banyak orang yang berbagi sedekah."

"Karena itu saya mengimbau kepada para dermawan yang ingin bersedekah, gunakan badan-badan amal zakat atau sodakoh."

"Jangan memberikan sendiri di jalan, karena itu merangsang orang banyak berkerumun menunggu pembagian," tandasnya.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengakui adanya sejumlah bantuan sosial (Bansos) yang diberikan Pemprov DKI Jakarta tidak tepat sasaran.

Seperti diketahui, bansos diberikan dalam rangka pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta yang telah berjalan dua pekan.

Menurut Anies Baswedan, kesalahan penyaluran bantuan sosial tersebut adalah hal yang wajar.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengakui terdapat penurunan jumlah pemakaman dengan menggunakan protap Covid-19 di Ibu Kota. (Youtube/Pemprov DKI Jakarta)

Sebab, ada sekitar 1,2 penduduk DKI Jakarta yang masuk di dalam daftar penerima bantuan.

Hal ini disampaikan Anies Baswedan di kantor Balai Kota, Rabu (22/4/2020), yang disiarkan langsung oleh Youtube Pemprov DKI Jakarta.

Menurutnya, satu dua kesalahan dalam penyaluran bantuan sebanyak itu pasti ada.

Ia menyebut, sekalipun data paling akurat di negeri ini bila dicari pasti ada juga luputnya.

"Tentang bantuan sosial benar, kita memberikan 1,2 juta ada 1,2 juta nama tentu saja tidak mungkin sempurna," ujar Anies.

"Tidak mungkin dari 1,2 juta Anda bisa sebut dua nama pastilah."

"Di negeri ini data yang super akurat saya rasa teman-teman juga tahu, jadi kalau dicari ya pasti ada," tambahnya.

Menurutnya, dari kesalahan tersebutlah pemerintah bisa terus melakukan koreksi.

Oleh karena itu, ia terbuka dan tidak ingin menutup-nutupi hal tersebut.

"Jadi bagian kita adalah mengoreksi terus menerus," ujar Anies.

"Dari 1,2 kalau kita mau cari satu dua tiga pasti, jadi tidak usah ditutup-tutupi itu faktanya di republik ini kita semua tahu data lengkap by name by address kita tahu."

"Tapi yang penting adalah begitu ada kekeliruan koreksi," lanjutnya.

Di samping itu, kekeliruan penyaluran bansos tersebut juga bisa membuat pemerintah semakin meningkatkan kualitas datanya.

"Dan ini bagian dari kita juga meningkatkan kualitas data."

Ia berdalih, data masyarakat yang tergolong miskin dan pantas menerima bantuan pada masa pandemi dan kondisi normal tidaklah sama.

Sebab, masyarakat yang tergolong mampu pada waktu sebelumnya bisa saja masuk daftar kurang mampu dan membutuhkan bantuan pada saat pandemi seperti sekarang.

Oleh karenanya, saat di lapangan masyarakat yang mengatakan butuh bantuan jauh lebih banyak dari daftar.

Hal tersebut tidak lain adalah karena dampak Covid-19 yang menyebabkan orang juga kehilangan pekerjaannya.

"Karena banyak yang dulu masuk di dalam data sebagai masyarakat miskin itu di dalam suasana normal divmana perekonomian bergerak dan sebagian berkegiatan," ucap Anies.

"Hari ini banyak dari saudara-saudara kita yang bulan-bulan lalu tidak membutuhkan bantuan sekarang membutuhkan bantuan."

"Pada saat datang ke lapangan, maka yang mangatakan butuh jauh lebih banyak dari daftar."

"Kenapa itu terjadi? Karena banyak yang sekarang tidak memiliki pekerjaan," tambahnya.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved