Histori

Wanita Cantik Jadi Rebutan Pejabat, dari Soekarno Sampai Mantan KSAD Bahkan Sudah Menikah

Ada seorang wanita cantik di era 1940 an yang menjadi rebutan para pria, mulai dari Presiden, politisi sampai mantan KSAD. Dia adalah Gusti Nuril

Wikipedia
Gusti Nuril wanita cantik yang jadi rebutan para pejabat di masa dulu 

Ada seorang wanita cantik di era 1940 an yang menjadi rebutan para pria, mulai dari Presiden, politisi sampai mantan KSAD. Dia adalah Gusti Nuril

WARTAKOTALIVE.COM -- Wanita ini bernama lengkap Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani.

Ia merupakan seorang Putri Mangkunegara VII yang lahir pada tanggal 17 September 1921.

Sosoknya dikenal luas memiliki kecantikan yang luar biasa dan dikenal sebagai Kembang Mangkunegaran.

Pada Selasa (10/11/2015) pagi, pukul 08.20 WIB, Gusti Nurul meninggal dunia di Bandung pada usia 94 tahun.

Gusti Nurul merupakan salah satu orang Indonesia yang wajahnya pernah masuk dalam majalah legendaris, Life, yang merupakan majalah terbitan Amerika Serikat.

Jenazah Penggemar Soekarno Tersimpan di RSCM

Tepatnya pada 25 Januari 1937 atau terbitan ke 25 majalah tersebut memajang foto Gusti Nurul tengah menari di hari pernikahan Putri Juliana dan Pangeran Bernard.

Acara pernikahan tersebut diadakan pada 6 Januari 1937 saat Gusti Nurul masih berusia 15 tahun.

Ia menari di hadapan Ratu Belanda beserta pejabat-pejabat dan tamu kenegaraan.

Setelah wajah cantiknya terpampang di majalah mancanegara, sontak nama dan kecantikannya tersebar luas baik di wilayah Hindia Belanda (sebelum Indonesia) dan di luar Hindia Belanda.

Jarang Tampil di Publik Terungkap Istri Soekarno ini Masih Cantik dan Bikin Meleleh

Karena kecantikannya yang tersohor inilah yang menjadi alasan banyak tokoh-tokoh besar jatuh hati kepadanya dan berminat meminangnya.

Yang pertama adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Raja Kasultanan Yogyakarta itu pernah bermaksud meminang Gusti Nurul pada saat sang ayah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII (1885-1944) masih hidup.

Namun ia terang-terangan menolak pinangan sang raja Yogyakarta.

Ia memiliki prinsip bahwa pantang baginya seorang perempuan berpendidikan tinggi di zaman itu dimadu seperti yang dialami Kartini.

Beberapa pangeran dari Keraton Surakarta juga pernah menambatkan hati kepadanya.

Salah satunya adalah Kolonel Gusti Pangeran Haryo Djatikusumo, mantan KSAD - Kepala Staf Angkatan Darat.

mantan KSAD GPH Djatikusumo
mantan KSAD GPH Djatikusumo (Wikipedia)

Namun Gusti Nurul tetap teguh menolak karena sang pangeran sudah beristeri.

Di luar deretan bangsawan tersebut, Soekarno juga sempat mengutarakan keinginannya untuk mempersunting sang primadona Mangkunegaran kala itu.

Bahkan Sutan Syahrir juga ikut bersaing mendapatkan hati Gusti Nurul.

Sedih Lihat Penolakan Pemakaman Tenaga Medis Karena Corona, Ganjar Siapkan Taman Makam Pahlawan

Peringati Hari Kartini, Cinta Laura Unggah Foto Bersama Dua Perempuan Berseragam Militer

Berhasilkah mereka mendapatkan hati Gusti Nurul?

Tentu saja tidak.

Walau dia mendapat banyak hadiah seperti sutra, tas atau jam tangan, namun Gusti Nurul menolak semua pria yang mengutarakan niat untuk mempersuntingnya.

Alasannya masih sama, selain tidak suka poligami, dia juga tak siap menikah dengan tokoh politik seperti Soekarno dan Sutan Sjahrir.

Sutan Sjahrir dan Soekarno saling berebut wanita bernama Gusti Nuril
Sutan Sjahrir dan Soekarno saling berebut wanita bernama Gusti Nuril (net)

Dia lantas memilih pria dari kalangan orang biasa dan tentunya masih melajang.

Pria yang beruntung tersebut adalah Raden Mas Sujarso Surjosurarso atau Kolonel Surjo Sularso.

Ia adalah lulusan Akademi Militer Kerajaan Belanda di Breda.

Pada Rabu tanggal 24 Maret 1951 atau ketika berusia 30 tahun, keduanya menikah.

Seusai menikah, Gusti Nurul bersama sang suami menetap di Bandung dan hingga akhir hayatnya ia dikaruniai 7 anak, 14 cucu, dan 1 cicit. 

HARI PAHLAWAN, Fakta-Fakta Ini Tunjukkan Ibu Tien Soeharto Pahlawan Nasional, Bagaimana Soeharto?

“Menurut kabar beberapa orang, Bung Karno pun menaruh simpati padaku. Namun aku sendiri tak pernah mendengar pernyataan ungkapan isi hari Bung Karno. Tapi, saya mendengar dari Bu Hartini, istrinya. Menurutku, Bung Karno hanya sebatas mengagumi saja,” lanjut Gusti Nurul.

Setelah tentara Belanda angkat kaki, Gusti Nurul pernah diundang ke Istana Cipanas. Ia datang bersama ibunya, Gusti Kanjeng Ratu Timoer.

Di istana, pelukis Basuki Abdullah diminta Sukarno melukis Gusti Nurul. Setelah Gusti Nurul menikah dengan Surjosurarso, Bung Karno sering bilang: “Wah, aku kalah cepat dengan suamimu.”

Di antara para penggemar Gusti Nurul, Sutan Sjahrir adalah yang paling unik. Sjahrir bukan orang Jawa, padahal saingan-saingan Sjahrir hampir semuanya pembesar dan bangsawan Jawa. Di masa revolusi, Sjahrir adalah Perdana Menteri Republik Indonesia Pertama.

“Setiap rapat kabinet digelar di Yogyakarta, ia selalu mengutus sekretaris pertamanya, Siti Zoebaidah Oesman, ke Pura Mangkunegaran untuk khusus mengantar hadiah yang dibelinya di Jakarta. Bersamanya juga terlampir sepucuk surat tulisan tangan Sutan Sjahrir,” aku Gusti Nurul.

Hadiah dari Sjahrir itu biasanya sutra, tas, atau jam tangan. Gusti Nurul rajin membalas surat dari Sjahrir.

Meski tampak jatuh hati, Sutan Sjahrir yang dikenal sebagai pentolan Partai Sosialis Indonesia (PSI) itu tak pernah menyambangi Gusti Nurul ke Pura Mangkunegaran.

Sutan Sjahrir pernah mengundang Gusti Nurul berserta ibu dan kakaknya ke Linggarjati. Mereka menginap di rumah tempat berlangsungnya Perundingan Linggarjati.

Setelah Gusti Nurul menikah pun Sjahrir tampaknya masih "penasaran".

Sjahrir pernah datang ke rumah. Tapi Jarso tidak cemburu.

Gusti Nurul mengaku, 'Setiap kami foto bersama, Sjahrir selalu mengambil posisi ada di dekatku, sementara Mas Jarso justru mengambil posisi tidak di dekatku.”

“Mas Jarso tahu tentang pria-pria yang menaksirku,” aku Gusti Nurul.

Setelah menikah dengan perwira ber-NRP 13751 itu, yang pernah jadi kepala persenjataan kavaleri pertama itu, Gusti Nurul tak tinggal di Pura Mangkunegaran lagi. Dia ikut suaminya ke mana pun berdinas. Bahkan ketika Jarso jadi Atase Militer di Washington DC.

(Wiken.ID)

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved