Aksi KKB Papua

Sebelum Tewas oleh Satgas TNI-Polri, Tandi Kogoya Tembak WNA di Kantor Freeport, Ini Kronologinya

Nama anggota Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua Tandi Kogoya tiba-tiba jadi sorotan karena lebih agresifdan brutal dibanding anggota KKB lain

Kolase Gatra/Facebook dan Tribun Manado
Anggota Baru KKB Papua 

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Nama anggota Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua Tandi Kogoya tiba-tiba jadi sorotan karena lebih agresif dan brutal dibanding anggota KKB Papua lainnya.

Tak heran anggota baru KKB Papua itu berani ikut menyusup dan bikin heboh ke kawasan pertambangan PT Freepot, menembaki karyawan di sana.

Namun perjalanan nasib Tandi Kogoya yang pernah dipenjara dan ia bergabung lagi dengan KKB Papua tamat sudah.

Sepak terjang Tandi Kogoya yang menjadi Komandan Batalyon Komando Gabungan Pertahanan (Kogab) 8 Kemabu, Intan Jaya, kini telah berakhir karena ia tewas bersama Manu Kogoya pada Kamis (9/4/2020) silam dalam kontak senjata dengan Satgas TNI-Polri.

Berikut rangkuman fakta tentang anggota baru KKB Papua Tandi Kogoya dilansir dari Kompas dalam artikel 'Mengenal Sosok Tandi Kogoya, KKB yang Bunuh WNA di Kantor Freeport'

1. Sosok baru yang agresif

Anggota KKB ini dikenal lebih agresif ketimbang anggota kelompok yang lain.

Yang terakhir adalah kenekatannya masuk kawasan pertambangan Freepot, di Tembagapura..

Tak sampai di situ saja, sosok inilah yang jadi pelaku penembakan warga negara asing (WNA) asal Selandia Baru, Graeme Thomas Wall, Senin (30/3/2020).

Polri Ungkap Daftar Kekejian Tandi Kogoya, Komandan KKB Papua yang Tembak Mati WNA di Kantor Freeport
Polri Ungkap Daftar Kekejian Tandi Kogoya, Komandan KKB Papua yang Tembak Mati WNA di Kantor Freeport (Kolase Gatra/Facebook)

Walau tak hanya menembak WNA tersebut, tetapi pihak kepolisian meyakini bahwa orang tersebut telah diintanya sejak sampai di kawasan tersebut.

Dengan kata lain, menurut kepolisian, korban memang telah jadi target pelaku sebelumnya.

Tandi Kogoya, adalah sosok baru di KKB Papua.

Dirinya dikatakan oleh pihak kepolisian memang selalu tampil di setiap kesempatan penyerangan.

2. Pernah dipenjara

Tercatat beberapa tindakan Tandi Kogoya sudah diawasi oleh pihak yang berwajib sejak awal kemunculannnya.

Ada beberapa tindakan kriminal yang ia lakukan sejak gabung pertama kali dengan KKB Papua.

Tandi Kogoya telah melakukan serangkaian tindakan kriminal seperti penyanderaan warga sipil dan penembakan di wilayah Tembagapura pada 2017 lalu.

Sebenarnya Tandi Kogoya pernah tertangkap oleh pihak berwajib selepas aksinya yang melakukan penembakan di Mile 69 PT Freeport Indonesia.

Penangkapan Tandi terjadi di Nabire oleh Satgas Khusus pada 15 April 2018 dan dirinya divonis 1 tahun 6 bulan setelah jalani sidang di Pengadilan Negeri Kota Timika.

Namun ternyata hukuman tersebut tidak membuat Tandi jera dengan apa yang telah ia lakukan.

"Ini yang disayangkan hanya mendapat vonis 1 tahun 6 bulan," ujar Kapolda.

3. Jadi komandan batalyon

Bahkan dirinya selepas mendekam di penjara pun keluar dan menjabat sebagai Komandan Batalyon Komando Gabungan Pertahanan (Kogab) 8 Kemabu, Intan Jaya.

Tandi berada di bawah kepemimpinan Sabinus Waker di Komando Nasional TPN-PB.

"Namun, dalam struktur Komando Nasional TPN-PB, Tandi Kogoya di bawah pimpinan Sabinus Waker," kata Kapolda.

4. Sepak terjang Tandi Kogoya

Sejak bergabung dengan KKB di Intan Jaya, Tandi bersama rekan-rekannya melakukan berbagai aksi penembakan.

- 25 Oktober 2019, Tandi dan kelompoknya menembak mati dua orang tukang ojek di Sugapa, tepat di jalan menuju kampung Pugsiga, Distrik Hitadipa, Intan Jaya.

- 17 Desember 2019, Tandi dan kelompoknya kembali melakukan penembakan terhadap pasukan TNI di Sugapa yang mengakibatkan dua prajurit meninggal dunia, yakni Lettu Inf Erizal Zuhry Sidabutar dan Serda Rizky Susendo.

- 19 Desember 2019, Tandi dan kelompoknya melakukan penembakan di Kampung Ugimba dan Kampung Gamagai yang mengakibatkan Serda Romadon meninggal dunia, dan 3 prajurit TNI lainnya luka tembak.

- 22 Desember 2019, Tandi dan kelompoknya melakukan penembakan di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, hingga mengakibatkan Serda Afriandi mengalami luka tembak.

- 14 Februari 2020, Tandi dan kelompoknya bertolak dari Ugimba dan ikut dalam rombongan gabungan sejumlah kelompok KKB yang dipimpin Lekagak Telenggen menuju Tembagapura, Mimika.

5. Akhir Teror Tandi Kogoya

Selama berada di Tembagapura, gabungan Kodap TPN-PB melakukan serangkaian penembakan, termasuk penyerangan kendaraan patroli Polsek Tembagapura.

Menurut Kapolda, gabungan KKB ini berupaya untuk mengganggu operasional PT Freeport Indonesia di Tembapura.

"Mereka menganggap sangatlah penting untuk menganggu perusahaan itu agar mendapat perhatian dari LSM-LSM internasional," kata Kapolda.

Tandi kemudian ikut dalam rombongan Kali Kopi pimpinan Joni Botak dan Henky Wamang dari Tembagapura menuju Kuala Kencana, yang dekat dengan Kota Timika.

Pada 30 Maret 2020, mereka melakukan penyerangan di area Kantor Freeport di Kota Kuala Kencana.

Dalam peristiwa itu, seorang warga New Zeland bernama Graeme Thomas Weal (57) meninggal dunia.

Sedangkan dua karyawan lainnya bernama Jibril MA Bahar (49), dan Ucok Simanungkalit (57) terluka.

Tandi akhirnya tewas bersama Manu Kogoya pada 9 April lalu dalam kontak senjata dengan Satgas TNI-Polri di Jalan Trans Nabire, Jayanti, Distrik Iwaka, Mimika, saat akan menyergap disebuah rumah kayu.

Kapolda mengatakan, pihak keluarga berterima kasih karena jenazah Tandi bisa dibawa kembali untuk dimakamkan.

Sebab, biasanya anggota KKB yang tewas jenazahnya dibiarkan begitu saja oleh kelompok mereka.

"Biasanya, mereka yang tergabung dengan KKB jenazahnya ditinggal begitu saja," ujar Kapolda.

Sniper KKB Papua Tewas Ditembak TNI/Polri

Selain melumpuhkan Tandi Kogoya, pasukan TNI/Polri juga menembak mati sniper (penembak jitu) KKB Papua.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw  membeberkan kronologi lengkap baku tembak pasukanTNI-Polri dan KKB Papua sehingga bisa melumpuhkan sejumlah pentolannya.

Terungkap pula deretan aksi keji para pimpinan KKB Papua yang berhasil ditembak mati.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, sniper KKB itu teridentifikasi sebagai Menderita Walia, anak buah Lekagak Telenggen.

Menderita Walia tewas dalam kontak senjata di Gunung Botak Distrik Tembagapura, Mimika, Papua, pada Jumat (10/4/2020).

"Saudara Menderita ini dikenal sebagai sniper di kelompok Lekagak Talenggeng," kata Kapolda didampingi Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab di Aula Mako Brimob Yon B, Kamis (16/4/2020).

Pasukan gabungan menyita satu pucuk senapan laras panjang jenis SS1 yang digunakan Menderita Walia.

Senapan dengan nomor JAT.695381 ini merupakan hasil rampasan di Pos Polisi Kulirik, Puncak Jaya, pada 4 Januari 2014.

Senjata itu digunakan Menderita Walia selama ini.

Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan senjata itu sangat terawat, bersih, dan tanpa cacat.

"Turut diamankan 1 buah magasin SS1 beserta 17 butir amunisi kaliber 5,56 mm," ujar Kapolda. (Putra Dewangga Candra Seta)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Fakta Mengejutkan Anggota Baru KKB Papua Tandi Kogoya, Keluar Penjara Malah Jadi Komandan Batalyon

KKB Papua Menyusup ke Freeport Ternyata Didukung Karyawan yang Berkhianat

Tim penyidik Satuan Reserse dan Kriminal Polres Mimika, Papua, mengungkap fakta baru kasus penembakan karyawan PT Freeport Indonesia oleh KKB Papua.

Fakta baru tersebut didapat tim Polres Mimika setelah menangkap anggota KKB Papua bernama Ivan Sambom atau IS yang ditangkap pada Kamis (9/4/2020) lalu.

IS dicokok tim Polres Mimika saat penggerebekan di sebuah kamp Jalan Trans Nabire, Kampung Jayanti, Distrik Iwaka.

Dari pengakuan IS saat menjalani pemeriksaan intensif, terungkap banyak hal termasuk penyebab KKB Papua bisa menyusup dengan mudah ke PT Freeport Indonesia, lalu menembaki karyawannya.

Berikut rangkuman fakta terbarunya dilansir Surya.co.id dari Antara :

1. Ditetapkan sebagai tersangka kasus makar

Dua orang anggota KKB tewas ditembak aparat gabungan pada penyergapan yang dilakukan Kamis, 9 April 2020
Dua orang anggota KKB tewas ditembak aparat gabungan pada penyergapan yang dilakukan Kamis, 9 April 2020 (Kolase SURYA.co.id/Kompas.com)

Tim penyidik Satuan Reserse dan Kriminal Polres Mimika, Papua menetapkan IS atau Ivan Sambom, anggota KKB Papua yang ditangkap pada Kamis (9/4) saat penggerebekan sebuah kamp Jalan Trans Nabire, Kampung Jayanti, Distrik Iwaka, sebagai tersangka kasus makar.

Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gede Era Adhinata, di Timika, Jumat, menjelaskan, penetapan Ivan Sambom sebagai tersangka setelah yang bersangkutan menjalani pemeriksaan intensif sejak Kamis (9/4) hingga Jumat petang.

Tim Satuan Reskrim Polres Mimika juga mendapat dukungan dari Tim Satgas Nemangkawi melakukan gelar perkara untuk menetapkan Ivan Sambom sebagai tersangka.

"Yang bersangkutan saat ini menjalani penahanan di Rutan Polres Mimika," ujar AKBP Era Adhinata.

2. Terbukti membantu KKB Papua

Ivan Sambom terbukti telah membantu KKB Papua dalam menjalankan aksinya.

Kapolres mengatakan berdasarkan hasil penyidikan yang dilakukan, Ivan Sambom merupakan pemilik rumah yang dijadikan kamp tempat persembunyian anggota KKB Papua.

KKB Papua yang bersembunyi di rumah Ivan Sambom tersebut diketahui sebagai dalang penembakan karyawan PT Freeport Indonesia.

"Di rumah itulah ditemukan barang bukti berupa amunisi, senjata rakitan, dan beberapa senjata tajam.

Berdasarkan keterangan yang bersangkutan, barang bukti itu milik KKB Papua yang selama ini menempati rumahnya sebagai tempat persembunyian" kata AKBP Era Adhinata.

3. Karyawan PT Freeport Indonesia.

Atas perbuatannya itu, Ivan Sambom disangkakan melakukan tindak pidana memiliki, menyimpan atau menyembunyikan senjata api atau amunisi dan atau kejahatan terhadap keamanan negara (makar) dan atau kejahatan terhadap jiwa orang (pembunuhan) sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (1) UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dan atau Pasal 106 KUHP jo 55 KUHP dan atau Pasal 338 KUHP jo 53 KUHP.

Tersangka Ivan Sambom diketahui sehari-hari bekerja sebagai karyawan pengamanan internal PT Freeport Indonesia.

4. Anggota KNPB

Berdasarkan hasil penyidikan, yang bersangkutan juga diketahui merupakan anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Militan Mimika

"Hingga saat ini tim masih melakukan pemeriksaan instensif kepada yang bersangkutan untuk mengungkap berbagai penembakan yang terjadi di Mimika selama ini" ujar AKBP Era Adhinata pula.

5. KKB yang ditembak berpangkat komandan

Adapun dua anggota KKB Papua yang tewas saat terjadi kontak tembak pada Kamis (9/4) dini hari di Jalan Trans Nabire, Kampung Jayanti, Distrik Iwaka telah teridentifikasi atas nama TK dan MK.

TK diketahui merupakan komandan lapangan dari kelompok KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen.

TK terlibat langsung dalam penembakan yang terjadi di perkantoran PTFI Kuala Kencana pada 30 Maret.

6. Propaganda KKB Papua

Kapolres Mimika juga meminta masyarakat setempat tidak mempercayai propaganda KKB Papua maupun pengikut dan simpatisannya melalui media sosial yang selalu menuduh aparat melakukan kekerasan kepada masyarakat.

"Tuduhan yang mereka lontarkan bahwa aparat menembak masyarakat, semuanya tanpa dasar.

Penegakan hukum berupa upaya paksa yang kami lakukan sudah sesuai standar operasi prosedur (SOP) yang ada.

Buktinya saudara Ivan Sambom ditangkap dalam keadaan sehat, karena tidak melakukan perlawanan" kata AKBP Era Adhinata.

Sebelumnya, aparat Gabungan TNI-Polri dikabarkan telah menembak mati dua anggota KKB Papua yang telah melakukan penembakan pada karyawan PT Freeport Indonesia, Kamis (9/4/2020).

Aparat gabungan TNI-Polri melakukan penyergapan di sebuah rumah kayu di Jalan Trans Nabire, Kampung Jayanti, Distrik Iwaka, Mimika, Papua,

Dalam penyergapan itu, terjadi aksi baku tembak antara aparat gabungan TNI-Polri dengan KKB.

"Telah dilakukan penegakan hukum terhadap KKB yang telah melakukan penembakan di Kompleks Kantor PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana," kata Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata seperti Dilansir Kompas.com dari artikel "Kronologi Tewasnya 2 Anggota KKB Penembak Karyawan Freeport, Disergap Aparat Saat Bersembunyi di Rumah Kayu,"

Kronologinya berawal saat TNI dan Polri berhasil menangkap enam warga yang diduga sebagai pemasok bahan makanan dan amunisi untuk KKB Papua pimpinan Hengky Wamang.

Dari Penangkapan enam warga ini, polisi melakukan prosedur interogasi untuk mendapatkan informasi-informasi penting. 

Dari interogasi 6 warga tersebut, Polisi menyatukan benang merah dengan fakta yang ditemukan di lapangan.

Berdasarkan informasi yang didapat, aparat gabungan menyergap sebuah rumah kayu di Jalan Trans Nabire, Kampung Jayanti, Distrik Iwaka, Mimika, Papua, Kamis (9/4/2020).

Terjadi baku tembak ketika proses penyergapan berlangsung. 

Penyergapan yang dilakukan oleh aparat TNI-Polri itu berhasil menembak mati dua anggota KKB Papua. 

Sedangkan, masih ada 1 anggota KKB Papua berinisial IS yang dapat diamankan oleh aparat gabungan

Menurut AKBP I Gusti Gde Era Adhinata, beberapa anggota KKB kabur ke hutan dan membawa empat pucuk senjata api.

"Ada beberapa anggota KKB lari masuk ke hutan," kata Era.

Dalam penyergapan itu, polisi menyita satu senjata rakitan, satu pucuk airsoft gun, tujuh senapan angin, 11 potongan senapan angin, 162 butir amunisi, dan 10 selongsong peluru.

Selain itu, polisi menyita 20 ponsel, dua handy talky (HT), tiga bendera bintang kejora, tiga kapak, tiga busur panah, 90 anak panah, dan 11 parang.

Era menyebut, pasukan gabungan juga telah memetakan lokasi persembunyian KKB Papua dan jaringan pendukung kelompok separatis itu.

Aparat penegak hukum, kata Era, akan mengejar dan menindak tegas KKB Papua yang telah melakukan tindakan melawan hukum.

 "Sampai saat ini aparat gabungan TNI Polri masih melakukan pengejaran terhadap KKB.

Untuk mencegah masuknya dukungan bama dan amunisi, akan ada peningkatan patroli dan razia terutama di daerah jalur perlintasan KKB Papua," kata Era.

Diberitakan sebelumnya, KKB Papua menembak tiga karyawan PT Freeport Indonesia di area Kuala Kencana, Mimika, Papua, Senin (30/3/2020).

Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 13.50 WIT, di area Kantor PT Freeport Indonesia di wilayah dataran rendah.

Dalam peristiwa itu seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Selandia Baru bernama Graeme Thomas Weal (57) meninggal dunia.

Sedangkan dua karyawan lainnya bernama Jibril MA Bahar (49) dan Ucok Simanungkalit (57) terluka.

KKB Papua Dikendalikan Sekelompok Orang

Terungkap sejumlah fakta tak terduga tentang kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua.

KKB Papua ternyata bukanlah aksi spontanitas melainkan sudah dipersiapkan dan dikendalikan oleh sekelompok orang.

Hal ini diungkapkan oleh Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw yang dilansir dari Kompas dalam artikel 'Setelah Tangkap Pemasok Makanan dan Amunisi, Polisi Incar Pengendali Perang KKB'

Menurut Paulus, sekelompok orang inilah yang menciptakan konflik antara KKB Papua dan aparat penegak hukum.

Di samping itu, Paulus juga mengapresiasi keberhasilan pasukan gabungan TNI-Polri menangkap pemasok sembako untuk KKB Papua.

Goliat Tabuni (kiri), Panglima TPNPB yang sudah renta dan akan dilengserkan KKB Papua
Goliat Tabuni (kiri), Panglima TPNPB yang sudah renta dan akan dilengserkan KKB Papua (Kolase Facebook/KOMNAS-TPNPB dan Tribun Manado)

Paulus Waterpauw mengatakan, polisi akan fokus mengejar tokoh yang menciptakan konflik antara KKB Papua dan aparat penegak hukum.

Paulus menyebut aksi KKB Papua tidak dilakukan secara spontan, tapi dipersiapkan sekelompok orang.

"Mereka inilah yang kita kenal sebagai wainemung, pengendali perang itu, jadi ketika ini belum tertangkap kami akan terus kejar mereka," kata Paulus di Jayapura, Kamis (9/4/2020).

Menurut Paulus, pergerakan KKB Papua diawali dengan upacara adat yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat.

Dalam upacara itu, para pengendali perang dan anggota KKB membuat komitmen.

"Kami akan cari aktornya karena pasti sebelum lakukan perang mereka harus kasih makan dulu, istilahnya buat adat bakar batu yang merupakan sebuah komitmen, sebuah janji dari keluarganya, saudara-saudaranya yang mau membantu," kata Paulus.

Kapolda Papua itu juga mengapresiasi kinerja bawahannya yang berhasil memutus suplai bahan makanan dan amunisi buat KKB Papua.

"Ini tidak gampang dan mereka mampu berkoordinasi, sinergi dan bisa berjalan bersama, saya pikir lama atau cepat kita bisa ungkap hal ini," kata dia. (Putra Dewangga Candra Seta)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Pantas KKB Papua Mudah Menyusup ke Freeport, Ada Karyawan yang Berkhianat, Berikut Fakta Terbarunya

Perpecahan dan Pembangkangan Mulai Terjadi di Tubuh KKB Papua, Bakar Gereja Jadi Bukti

Alasan pembakaran sebuah gereja oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua di Kampung Opitawak Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua akhirnya terungkap.

Peristiwa pembakaran sebuah gereja tersebut terjadi pada 12 Maret 2020 lalu.

Waktu itu diketahui pembakaran sebuah gereja dilakukan KKB Papua pimpinan Selcius Waker (SW).

Selcius merupakan anak buah dari Lekagak Telenggen (LT).

Menurut Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi, tindakan pembakaran gereja yang dilakukan SW bukan atas perintah Lekagak.

"Contoh bukti menunjukan pembakaran itu dilakukan oleh kelompok SW, tapi dibantah LT, padahal mereka satu kelompok.

"Bisa kami duga di antara mereka tidak ada kepatuhan dalam melaksanakan kegiatan KKB ini," kata Dax di Jayapura, Kamis (19/3/2020).

Dax meyakini saat ini Lekagak menyalahkan aksi tersebut karena setelah itu aparat berhasil melumpuhkan empat anggota KKB dalam sebuah kontak senjata di sekitar Kampung Opitawak, pada Minggu (15/3/2020).

"Yang membakar gereja sudah keluar jalur koordinasi. Itu menunjukkan tindakan membakar rumah ibadah ada rasa frustasi di antara mereka.

"Frustasi itu bisa mungkin terjadi karena mereka sudah semakin terdesak, bisa jadi mereka kehabisan logistik karena kita putus jalur logistik mereka," kata Dax.

Dax menambahkan, pergerakan beberapa KKB dari beberapa kabupaten ke Distrik Tembagapura terjadi diduga ada unsur perebutan kekuasaan di jajaran Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang saat ini masih diduduki oleh Goliat Tabuni (GT).

GT sudah cukup berumur dan secara fisik tidak lagi sekuat dulu. Namun, ketokohan GT masih cukup berpengaruh bagi generasi di bawahnya.

GT yang sudah semakin renta dijadikan peluang bagi pimpinan yang ada di bawahnya untuk menggeser GT.

KKB yang bergeser ke Tembagapura adalah kelompok pimpinan Lelagak Telenggen (LT), Militer Murib (MM), Selcius Waker (SW), dan Gusbi Waker (GW).

Sedangkan wilayah Tembagapura merupakan wilayah operasi KKB pimpinan Jhony Botak.

Tembagapura yang di dalamnya ada kawasan operasional PT Freeport Indonesia (PTFI), dianggap KKB bisa menaikan pamor, sehingga peluang menjadi pimpinan tertinggi TPNPB sangat terbuka.

Dax mengatakan, antar KKB masih ada persaingan yang antar pimpinannya masih menyimpan ego yang tinggi.

Bahkan dalam satu kelompok kini sudah mulai ada ketidakpatuhan antara pimpinan dan anggotanya.

"Di dalam tubuh mereka ada persaingan, masing-masing ingin menonjolkan dirinya supaya memiliki kedudukan lebih terhormat dibanding lainnya," kata Dax. (Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Balik Pembakaran Gereja oleh KKB, Terdapat Perpecahan dan Pembangkangan terhadap Pimpinan"

Pasukan Gabungan TNI-Polri Tembak 4 KKB Papua

Baku tembak Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua dengan pasukan gabungan TNI-Polri membawa duka.

Sedikitnya ada empat anggota KKB Papua tewas saat baku tembak dengan pasukan gabungan TNI-Polri di Kali Bua, Distrik Tembagapura pada Sabtu (14/3/2020) dan Minggu (15/3/2020).

Keempat anggota KKB itu bernama Pentium Muda Waker (45), Moni Waker (30), Lani Magai (30), dan seorang perempuan Lera Magai (28)..

Menurut Kepala Kepolisian Resor Mimika AKBP I Gusti Gede Era Adhinata, seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel '4 KKB di Tembagapura Tewas Tertembak, Jenazah Dibakar Anggota Kelompok',  mayat empat anggota KKB Papua itu saat ini sudah dibakar oleh anggota kelompoknya.

Kapolres juga mengatakan, pihaknya mengetahui identitas keempat KKB Papua itu tidak secara langsung.

Melainkan dari informasi media sosial milik KKB Papua.

Mereka sudah memberikan pernyataan yang membenarkan meninggalnya empat orang tersebut dan dua orang lainnya luka-luka lengkap dengan pangkatnya.

Bahkan menurut informasi tersebut, ada salah satunya yang berpangkat letnan kolonel.

"Bahkan, jenazah berjenis kelamin perempuan itu pangkatnya letnan kolonel," kata Era mengutip Antara, Selasa (17/3/2020).

Upaya yang dilakukan oleh aparat TNI dan Polri itu, kata Kapolres, murni dalam rangka penegakan hukum.

Ini karena kelompok tersebut merupakan pelaku utama yang menembaki mobil patroli Polsek Tembagapura.

"Masih ada juga kelompok lain yang terlibat.

"Kami tidak bisa secara langsung menguasai semua wilayah, harus secara bertahap satu demi satu.

Kalau mereka melakukan perlawanan, tentu kami akan melakukan tembakan balasan," ujarnya.

Ilustrasi: Setelah 50 KKB Papua Dikalahkan Warga, Kelompok Egianus Kogoya Berondong Pos TNI, Berikut 5 Faktanya
Ilustrasi: Setelah 50 KKB Papua Dikalahkan Warga, Kelompok Egianus Kogoya Berondong Pos TNI, Berikut 5 Faktanya (Kolase capture Antara dan IST/Tribun Manado)

Kapolres menegaskan aparat TNI-Polri kini terus berupaya menguasai semua perkampungan sekitar Tembagapura dari keberadaan KKB Papua.

Petugas berupaya mengembalikan kondisi di sana seperti semula sehingga masyarakat yang saat ini turun di Timika bisa kembali ke kampung mereka untuk menjalani kehidupan secara normal.

"Kasihan masyarakat, mereka sangat ketakutan dengan keberadaan KKB Papua.

Makanya, saat itu mereka meminta bantuan kami di Polsek Tembagapura untuk dievakuasi ke Timika," kata Era.

Meski demikian, kekuatan gabungan KKB Papua diperkirakan akan bertambah lagi.

Hal ini lantaran TNI-Polri mendeteksi adanya pergerakan KKB Papua dari Distrik Jila menuju Distrik Tembagapura.

KKB Papua dari Jila ini diperkirakan akan bergabung dengan kelompok lain yang sudah berkumpul di Tembagapura.

Hal ini diungkapkan oleh Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gede Era Adhinata di Timika, Rabu (18/3/2020).

Namun untuk menindak pergerakan KKB Papua itu, aparat terkendala armada transportasi pesawat terbang.

"Kami sudah mengetahui ada kelompok lain yang ingin masuk ke Tembagapura dari Jila.

Kami sudah mengetahui dimana keberadaan mereka" kata AKBP Era Adhinata, dilansir dari Antara.

Polres Mimika telah meminta bantuan tambahan personel guna melakukan penyekatan di beberapa titik agar KKB papua itu tidak masuk ke kawasan Tembagapura dan bergabung dengan kelompok lain.

Keberadaan KKB di Distrik Jila diketahui saat terjadi penembakan terhadap Pos Pengamanan Daerah Rawan (Pam Rahwan) Jila pada Senin (9/3) dini hari

Baku tembak tersebut yang menewaskan seorang prajurit TNI, Sersan Kepala Anumerta La Ongge, anggota Koramil 1710-05/Jila.

KKB Papua Lekagak Telenggen & Joni Botak Bakar Gereja

Viral sebuah kabar yang mengungkap aksi keji kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua berani membakar gereja.

Kabar viral itu menyebut kalau KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen & Joni Botak membakar gedung Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Jemaat Sinai, Kampung Opitawak, Distrik Tembagapura.

Melansir dari Antara, Kapolsek Tembagapura AKP Hermanto mengatakan pembakaran gedung gereja GKII Kampung Opitawak itu dilakukan oleh KKB Papua pada Kamis, 12 Maret 2020.

Semenjak terjadi kontak tembak dengan aparat TNI dan Polri, KKB Papua diketahui menjadikan gedung gereja itu sebagai pos untuk bersembunyi dari kejaran aparat.

"Gereja tersebut sebelumnya ramai dikunjungi oleh masyarakat Kampung Opitawak untuk melakukan berbagai kegiatan ibadah.

Tapi sudah beberapa pekan belakangan semenjak KKB Papua menebar teror di wilayah tersebut, masyarakat akhirnya harus mengalah" kata AKP Hermanto.

Dari foto yang beredar, terlihat bangunan gereja GKII Jemaat Sinai, Kampung Opitawak tersebut hanya menyisakan rangka atap yang masih terlalap api.

Juga terlihat seseorang laki-laki mengenakan kalung noken motif merah biru berada di dekat lokasi gedung gereja yang sedang terbakar itu.

AKP Hermanto mengatakan, KKB Papua yang beberapa waktu terakhir memasuki kampung-kampung di sekitar Kota Tembagapura tidak memiliki tempat tinggal tetap.

Kelompok bersenjata itu kemudian mengancam masyarakat untuk menjadikan gedung gereja sebagai markas pertahanan mereka.

Karena alasan itu pula, warga Kampung Opitawak dan kampung-kampung di sekitar itu seperti Banti 1, Banti 2 dan Kimbeli meminta aparat TNI dan Polri untuk mengevakuasi mereka ke Timika.

Menanggapi kabar viral tersebut, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw belum bisa mengonfirmasi kebenarannya.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Beredar Kabar KKB Bakar Gereja di Tembagapura, Ini Respons Kapolda Papua'.

"Kalau dia (KKB Papua) sampai membajar gereja itu menunjukan tingkah laku kekejaman, kekerasan manusia itu (KKB Papua), kalau ada ya, tapi saya pikir itu hoaks," ujar Paulus Waterpauw, di Jayapura, Selasa (17/3/2020).

Meski belum bisa membenarkan kabar tersebut, Waterpauw berpendapat bila ternyata informasi tersebut benar, maka itu semakin membuktikan tabiat dari para pimpinan KKB Papua.

"Artinya, jangan menuding kami, terkutuklah manusia-manusia (KKB Papua) itu, tidak ada relevansinya kalau dia membakar gereja," kata dia. (*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Fakta Tak Terduga Mayat 4 KKB Papua yang Ditembak TNI-Polri, Jenazah Dibakar & Ada Berpangkat Letkol

KKB Papua Kelakuannya Bejat Ganggu Anak Gadis Warga

Kelakuan keji Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua kini satu per satu mulai terungkap.

Kini giliran terungkap KKB Papua ternyata sering mengganggu anak gadis warga, setelah sebelumnya diberitakan mereka minta makan ke warga dengan menodongkan senjata.

Sederet kelakuan aksi keji KKB Papua inilah yang membuat ribuan warga Tembagapura memilih untuk mengungsi.

Hal ini diungkapkan oleh Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw, Jumat (13/2/2020) petang.

Menurut Waterpauw, KKB Papua tidak segan-segan menyakiti masyarakat bila keinginannya tidak dikabulkan, walaupun warga sudah kekurangan makanan.

 VIDEO Aksi KKB Papua Teror Warga Tembagapura Sampai Panik dan Mengungsi Viral, Begini Kronologinya

Bahkan sering kali anak gadis warga diganggu kelompok tersebut, sehingga TNI-Polri akan melakukan penegakan hukum tanpa batas waktu, kata Waterpauw.

Di samping itu, Paulus Waterpauw juga menegaskan saat ini aparat keamanan sudah menguasai perkampungan di sekitar Tembagapura dari penguasaan KKB Papua.

"Memang perkampungan yang sempat dikuasai KKB Papua kini sudah diamankan, namun kampung tersebut kosong ditinggal penduduknya yang mengungsi ke Timika" kata Kapolda Papua, dilansir dari Antara dalam artikel 'Aparat keamanan sudah kuasai perkampungan di Tembagapura dari KKB'.

Aparat keamanan hingga kini terus bersiaga hingga kawasan Tembagapura dan sekitarnya benar-benar aman.

Paulus Waterpauw juga menjelaskan situasi terkini kondisi sekitar Tembagapura, setelah sejumlah warga dievakuasi.

"Mereka (KKB) sebenarnya tidak banyak, tetapi mereka ada sekitar 5-6 kelompok yang selama ini bertengger di Puncak, Intan Jaya, kemudian Nduga.

Itu mereka semua bergabung termasuk juga yang di Timika," kata Waterpauw di Jayapura, Jumat (13/3/2020), melansir Kompas.com berjudul "3.000 Personel TNI-Polri Hadang KKB yang Berkumpul di Tembagapura".

Waterpauw mengatakan, KKB yang kini berada di Tembagapura, yaitu di antaranya KKB pimpinan Lelagak Telenggen, Egianus Kogoya, Jhony Botak, dan Gusbi Waker.

Saat ini ada sekitar 3.000 personel gabungan TNI-Polri yang berjaga di Mimika. 

Polda Papua juga sudah mengajukan penambahan personel ke Mabes Polri.

"Kami sudah ajukan penambahan pasukan, tapi masih lihat perkembangan situasi.

Dengan kekuatan kita yang sekarang, kita bisa kuasai situasi di sana saya pikir masih cukup," kata Waterpauw.

KKB Papua Minta Makan ke Warga Sambil Todongkan Senjata

Diberitakan sebelumnya, aksi keji KKB Papua semakin meresahkan masyarakat baru-baru ini.

Meski KKB Papua mengaku berjuang untuk mengusir PT Freeport Indonesia, tapi nyatanya tetap menggganggu warga sekitar.

Bahkan, 790 warga yang bermukim di pegunungan sekitar areal tambang PT Freeport Indonesia mengungsi ke Polsek Tembagapura karena tak tahan dengan aksi keji KKB Papua.

Hal itu berdasarkan keterangan Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustifa Kamal melalui rilis tertulis pada Sabtu (7/3/2020).

"Kemarin Jumat 6 Maret ada sekitar 790 orang di pedalaman pegunungan Timika mengungsi ke Polsek Tembagapura, akibat dari kekejaman KKB Papua di daerah Tembagapura," jelas Kamal, dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Teror KKB, Ratusan Warga Pegunungan Sekitar Freeport Mengungsi ke Polsek Tembagapura'.

Ilustrasi: Sepak Terjang KKB Papua Joni Botak & Lekagak Telenggen, 2 Kubu yang Bersatu Mengincar PT Freeport
Ilustrasi: Sepak Terjang KKB Papua Joni Botak & Lekagak Telenggen, 2 Kubu yang Bersatu Mengincar PT Freeport (Kolase Youtube dan IST/Tribun Manado)

Menurut Kamal, warga mengungsi ke Polsek Tembagapura secara berkelompok.

"Awalnya ada 30 orang yang melewati jalur dari Kampung Utikini menuju ke Polsek Tembagapura, kemudian personel piket dan siaga Polsek Tembagapura menanyakan alasan warga kampung mengungsi dan meminta bantuan untuk diturunkan ke Timika," ucap Kamal.

Menurut keterangan warga yang mengungsi, mereka tak nyaman lagi tinggal di pemukiman karena KKB Papua mulai meneror dan menggangu mereka.

Bahkan ada anggota KKB Papua yang memaksa meminta makanan dengan menodongkan senjata.

"Dari keterangan warga, alasan mereka ingin mengungsi ke Timika dikarenakan suasana di kampung sudah tidak nyaman, terkait adanya KKB Papua yang sudah menempati dan mengganggu masyarakat kampung, bahkan meminta makanan dengan paksaan dan menodongkan senjata," ungkap Kamal.

Saat didata pada Jumat malam, ada 790 warga yang mengungsi di Markas Polsek Tembagapura.

Mereka terdiri dari 100 anak-anak, 370 wanita, dan 320 pria.

Mereka berasal dari Kampung Longsoran, Kampung Batu Besar, dan Kampung Kimbeli.

Kamal mengatakan akan ada kemungkinan warga dari Kampung Banti juga mengungsi di kantor polisi.

Warga yang mengungsi ke kantor polisi kemudian diverifikasi dengan tanda pengenal.

Lalu mereka dievakuasi ke Kota Timika menggunakan 13 bus PT Freeport Indonesia.

"Setelah sampai ke Timika mereka akan diantar dengan kendaraan truk yang sudah disiapkan, dan akan mengantar masyarakat hingga ke kediaman mereka di Kota Timika seperti ke Sp5, Sp 12, Kwamki dan daerah lain.

Juga untuk masyarakat yang masih menunggu kendaraan bus disiapkan makan dan minuman sementara menunggu kendaraan menuju ke Timika," jelas Kamal.

Warga pegunungan sekitar areal Freeport saat mengungsi ke Polsek Tembagapura.
Warga pegunungan sekitar areal Freeport saat mengungsi ke Polsek Tembagapura. (Surya.co.id/Dok Istimewa)

Diketahui, KKB Papua melalui Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom mengaku siap lakukan penyerangan.

Jubir OPM mengaku sudah menyiapkan 33 kelompok bersenjata di Tembagapura untuk menyerang TNI dan Polri yang menjaga kawasan PT Freeport Indonesia.

“Kami akan terus berjuang hingga PT Freeport Indonesia meninggalkan Tembagapura. Mereka tidak berhak atas kekayaan alam bangsa Papua,” kata Sebby, melansir dari KompasTV , Sabtu (7/3/2020).

Teror KKB Papua Semakin Beringas tapi TNI-Polri Diusulkan Hengkang

Di saat teror kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua semakin beringas, ada usulan yang meminta TNI-Polri segera hengkang dari Papua.

Tentu saja usulan itu ditentang oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD.

Bahkan, Mahfud MD menyebut kalau sehari saja TNI-Polri ditarik maka akan terjadi kehancuran.

Terlebih lagi, KKB Papua semakin beringas melakukan aksi teror baru-baru ini.

Contohnya saja warga Tembagapura yang berbondong-bondong mengungsi lantaran takut dengan sepak terjang KKB Papua.

Teror KKB Papua juga menelan korban juwa dari pihak aparat maupun masyarakat.

Sehingga wajar saja Mahfud MD menolak usulan TNI-Polri ditarik dari Papua.

Hal ini diungkapkan oleh Mahfud MD saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengamanan Perbatasan Negara di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (11/3/2020).

"Ada yang usul, TNI-Polri enggak usah ikut-ikut, biar enggak terkesan militeristik. Loh bagaimana sebuah negara melarang TNI-Polri masuk menjaga negaranya, enggak mungkin," ujar Mahfud, dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'TNI-Polri Diusulkan Hengkang dari Papua, Mahfud: Enggak Mungkin!'.

Mahfud menegaskan, sejak kali pertama usulan tersebut berhembus, pihaknya mengklaim menjadi orang paling tidak setuju agar TNK-Polri ditarik dari Papua.

Menurut dia, TNI-Polri harus tetap bertahan di Papua.

"Tetap harus ada di situ, tinggal bagaimana berkoordinasinya," ujar dia.

Dia justru mempertanyakan bagaimana mungkin sebuah negara menarik personel TNI-Polri dari salah satu wilayah kedaulatannya sendiri.

"Bagaimana sebuah negara menarik TNI dan Polri dari situ? Hancur. Ditarik sehari saja sudah hancur. Ya harus hadir di situ," tegas dia.

"Tinggal bagaimana itu lebih manusiawi, lebih kependekatan kesejahteraan," kata dia.

Mahfud juga mengatakan, sebetulnya kekuatan TNI maupun Polri dapat dengan mudah memenangi perlawanan guna mengakhiri aksi KKB Papua.

Mengingat, perbandingan jumlah aparat keamanan dengan anggota kelompok separatisme sangat tak sepadan.

Mahfud memprediksi, apabila TNI-Polri melayani perlawanan separatisme, maka kemenangan bagi TNI dan Polri dapat diraih dengan mudah dan cepat.

Namun demikian, pemerintah tetap tak ingin menempuh jalur militeristis untuk mengamankan situasi.

"Kita tidak melakukan pendekatan seperti itu, tidak memilih yang gampang seperti itu, karena yang gampang seperti itu kalau dari sudut ilmu gerilya itu tidak menyelesaikan masalah," kata dia. (*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kelakuan Bejat KKB Papua Ganggu Anak Gadis Warga, Kini 3000 Personel TNI-Polri Berjaga di Mimika

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved