Virus Corona
Soal Mudik, YLKI Tegaskan Pemerintah Jangan Inkonsisten, Usul Naikkan Harga BBM atau Mahalkan Tiket
Korban Tewas Virus Corona Semakin Banyak, YLKI : Pemerintah Jangan Ambigu dan Inkonsisten Soal Mudik Lebaran. Naikkan Harga BBM atau Mahalkan Tiket
Dalam kesempatan tersebut, diungkapkannya hadir sejumlah pejabat publik serta sejumlah pengamat seperti Imam Prasodjo, Hikmahanto Juwono, Alvien Lie, Prof Erani, Agus Pambagio dan Tommy Suryo Pratomo.
• Hotman Paris Akhirnya Minta Bantuan, Ketuk Hati Anggota DPR Sumbangkan Gaji untuk Beli Beras
Dalam desain dan ideologi public hearing itu dijelaskan masyarakat dapat tetap bisa melakukan mudik Lebaran, tetapi dengan instrumen pengendalian ketat.
Selain harus mengantongi izin dan persyaratan administrasi yang ketat, moda transportasi yang digunakan akan diperketat pula.
Misalnya, kapasitas penumpang moda transportasi hanya memuat 50 persen, sehingga penumpang tetap bisa melakukan phisical distancing.
"Demikian juga kendaraan pribadi keterisiannya juga dibatasi, misalnya maksimal penumpangnya empat orang. Bahkan sepeda motor hanya boleh untuk satu orang saja, tidak boleh dua orang, apalagi lebih," imbuhnya.
Terkait strategi pengendalian mudik terdapat sejumlah catatan, antara lain orientasi pemerintah masih terlalu dominan kepentingan ekonomi, sehingga tidak sejalan dengan protokol kesehatan sebagai upaya untuk mengendalikan virus corona.
Sebab apabila pemerintah tetap memaksakan mudik Lebaran, sekalipun dengan istilah pengendalian ketat, Tulus Abadi menyebutkan beresiko tinggi, yakni, epicentrum virus corona akan menyebar dan atau berpindah ke daerah.
"Dampaknya akan menginfeksi petani, dan endingnya bisa mengancam pasokan logistik. Siapa yang akan memasok logistik, jika para petani tumbang, karena terinfeksi/tertular virus corona oleh para pemudik?," ungkap Tulus Abadi.
"Masifnya infeksi virus ke daerah akan membuat sistem pelayanan RS di daerah jebol, mengingat kondisi infrastruktur dan jumlah dokter dan tenaga kesehatan yang sangat terbatas," jelasnya.
• Dengan Celana Compang Camping, Hotman Paris Imbau Masyakarat Bantu Mengurangi Wabah Corona
Selain itu, pengawasan di lapangan menurutnya akan sulit, bahkan praktiknya nyaris tidak bisa diimplementasikan.
Mudik pun katanya berlangsung dalam situasi yang ramai, sehingga diyakininya sangat berat untuk mengontrol protokol kesehatan yang diterapkan.
"Mudik itu acara keluarga, tak mungkin dipisahkan dengan pembatasan kapasitas penumpang kendaraan pribadi," jelas Tulus Abadi.
"Yang terjadi, di lapangan polisi akan kompromistis, alias membiarkan pemudik motor berpenumpang dua orang atau lebih untuk jalan terus ke kampung halamannya. Tidak tega jika suruh balik lagi ke Jakarta. Juga untuk roda empat sekalipun," ujarnya.
Oleh karena itu, demi menekan persebaran virus corona ke daerah, pemerintah katanya harus bersikap tegas untuk melarang aktivitas mudik Lebaran.
Pemerintah pun ditegaskannya jangan bersikap ambigu, dan inkonsisten.
• Minta Anggota DPR Sumbangkan Gaji Sebulan untuk Beli Beras, Hotman Paris : Harta Tidak Dibawa Mati