Virus Corona
PERSENTASE Kematian Indonesia Terbesar di ASEAN dan No 4 di Dunia,Akankah Segera Dilakukan Lockdown
Indonesia adalah negara dengan tingkat kematian tertinggi di ASEAN dan nomor 4 di dunia. Jumlah pasien baru per hari kini sudah di atas 100 orang.
* Pasien Virus Corona Meninggal Dunia di Indonesia sampai Kamis (26/3/2020) siang 78 orang.
* Jumlah Pasien Virus Corona di Indonesia 893 Orang.
* Tingkat kematian atau persentase kematian pasien Corona di Indonesia 8,73 persen.
* Jumlah kematian pasien Corona di Indonesia tertinggi di ASEAN.
* Persentase kematian pasien Corona di Indonesia nomor 4 di dunia dan tertinggi di ASEAN.
* Jumlah Pasien Virus Corona di Jakarta sampai hari ini 515 Orang dengan jumlah pasien meninggal 49 orang.
Update Virus Corona di Indonesia sampai Kamis (26/3/2020) pukul 21:00 WIB.
Hingga hari ke-25 sejak Virus Corona ditemukan di Indonesia, jumlah orang terinfeksi Virus Corona terus bertambah.
Jika sehari sebelumnya jumlah pasien positif Covid-19 hanya 790 orang, sampai malam ini jumlah pasien Virus Corona naik menjadi 893 orang.
Dengan demikian, jumlah penambahan pasien Corona dalam sehati di Indonesia mencapai 103 orang,
Berdasarkan data yang diolah Wartakotalive.com dari website resmi penanganan kasus Virus Corona, dalam tiga hari ini jumlah tambahan pasien baru selalu di atas 100 orang.
Jumlah pasien meninggal pun tiap hari selalu ada dan jumlahnya dalam tiga hari ini cenderung naik.
Hari ini, pasien Virus Corona meninggal dunia di Indonesia sebanyak 78 orang.
• Surat dari Anies Baswedan Bikin Mewek Petugas Medis yang Merawat Pasien Corona
Jumlah ini naik 19 orang jika dibandingkan sehari sebelumnya yang hanya 59 orang.
Data lengkap bisa dilihat pada info grafik di bawah ini yang bersumber dari Covid19.go.id diolah Wartakotalive.com.

Jumlah pasien Virus Corona meninggal dunia di Indonesia juga terus bertambah.
Sampai Kamis ini, Indonesia menjadi negara di ASEAN dengan jumlah kematian tertinggi, yakni 78 orang.
Angka ini tentu saja mengkhawatirkan karena jumlah kasus Virus Corona di Indonesia hanya nomor 3 di ASEAN.
Negara ASEAN dengan jumlah kasus Covid-19 tertenti adalah Malaysia dengan 1.624 kasus, Thailand 934 kasus, Indonesia 893 kasus dan terkecil adalah Myanmar 3 kasus.
Persentase kematian pasien Corona di Indonesia juga tertinggi di ASEAN dan nomor 4 di dunia dengan angka 8,73 persen.
Persentase kematian sebesar itu jauh di atas persentase kematian di negara-negara lain di ASEAN.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Catatan: Data Indonesia sampai dengan Kamis ini, sedangkan data negara lainnya sampai Rabu (25/3).

Persentase kematian di Indonesia sebesar 8,73 persen juga menjadikan Indonesia termasuk negara dengan persentase kematian tertinggi di dunia (di posisi keempat).
Persentase kematian tertinggi di dunia adalah negara San Marino dengan angka 11,23 persen, lalu Bangladesh 10,26 persen, Italia 9,86 persen dan Indonesia 8,73 persen.
China yang merupakan negara sumber Virus Corona, persentase kematian pasien Corona hanya 4,02 persen dengan jumlah pasien 81.848 orang.

Sementara itu, dari 10 negara dengan jumlah kasus terbesar, sebagian besar didominasi dari negara-negara Eropa.
Dari 10 negara dengan jumlah orang terinfeksi Covid-19 tertinggi, 6 di antaranya negara Eropa, yaitu Italia, Perancis, Spanyol, Jerman, Swis, dan Inggris.
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) sampai Rabu (25/3/2020) menunjukkan, China masih negara dengan jumlah kasus tertinggi, yakni 81.484 kasus dan jumlah kematian 3.287 orang.
Di posisi kedua adalah Italia dengan jumlah kasus 69.176, tetapi jumlah pasien meninggal telah melampaui China, yakni 6.820 orang.
Amerika Serikat adalah negara dengan jumlah kasus 51.914 dan jumlah kematian 673 orang.
Spanyol, meski dari jumlah kasus di bawah Amerika, yakni 39.673 kasus, tetapi jumlah kematiannya sangat tinggi, yakni 2.696 orang.
Untuk lebih lengkapnya lihat data di bawah ini.

• VIDEO : Jenazah Covid-19 Terus Bertambah, Petugas TPU Tegal Alur Gali Liang Lahat Sebanyak Mungkin
Dengan jumlah angka kematian dan persentase kematian di Indonesia yang masuk kategori tinggi, maka banyak pihak mengusulkan agar pemerintah Indonesia melakukan penguncian atau lockdown.
Kebijakan Lockdown telah dilakukan di sejumlah negara dengan kasus Virus Corona tinggi seperti China, Inggris, Italia, Amerika Serikat, Singapura, dan Perancis.
Lockdown dinilai sangat efektif menekan penyebaran Virus Corona.
Di Italia, kebijakan lockdown mampu menekan jumlah penambahan pasien baru.
Di Indonesia sendiri, beberapa pemerintah daerah telah mengambil kebijakan penutupan akses, meski belum mau disebut sebagai tindakan lockdown.
Pemprov Papua, mulai Kamis (26/3/2020) ini telah menutup akses keluar dan masuk ke wilayah ini.
Semua bandara dan pelabuhan laut/sungai ditutup sampai 14 hari ke depan.
Akses ke-29 kabupaten/kota di Papua dari luar wilayah Papua ditutup.
Maskapai Lion Group pun telah mengumumkan bahwa mulai hari ini tidak lagi melayani penerbangan ke Papua sampai batas waktu 14 hari ke depan atau 5 April 2020.
Pemerintah Provinsi Maluku mulai hari ini juga memberlakukan pembatasan keluar masuk orang ke wilayah ini.
Setiap pendatang yang menginjakan kaki di di Bandara Internasional Pattimura Ambon, wajib dilakukan isolasi selama 14 hari.
Gubernur Maluku Murad Ismail mengatakan, langkah tersebut dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di wilayah Maluku.
“Kalau mereka enggak suka, ya kita suruh kembali (ke daerah asal),” kata Murad kepada wartawan, Selasa (24/3/2020), seperti ditulis Kompas.com.
Tindakan lockdown terbatas tak hanya telah dilakukan beberapa pemerintah daerah, tetapi juga telah disarankan sejumlah politisi, di antaranya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.
"Saya sudah lama ingatkan agar dilakukan lockdown, tetapi tidak digubris," ujar Fadli Zon melalui akun twitternya.
Meski beberapa pemerintah daerah telah melakukan lockdown terbatas, pemerintah pusat belum mau mengambil tindakan tersebut.
Menteri Dalam Negeri ( Mendagri) Tito Karnavian mengatakan pihaknya tidak menyetujui adanya wacana kebijakan penutupan sebagian hingga seluruh akses masuk ke daerah yang direncanakan oleh pemerintah Provinsi Papua.
"Sama sekali tidak menyetujui," ujar Tito dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Selasa (24/3/2020).
Menurut Tito, yang diperintahkan oleh pemerintah pusat ke daerah dalam rangka pencegahan penularan Covid-19 bukan penutupan arus transportasi /perhubungan suatu wilayah dengan wilayah lain.
"Akan tetapi, pembatasan atau pelarangan berkumpul dalam jumlah banyak untuk berbagai kegiatan," lanjut dia seperti dikutip Kompas.com.
Dengan jumlah kematian yang terus bertambah dan persentase kematian yang tinggi, di atas rata-rata dunia sekitar 4,45 %, maka mari kita berharap agar pemerintah mengambil langkah yang benar-benar tepat sehingga jumlah korban tidak terus bertambah.