Virus Corona
Pasien Sembuh Bisa Kembali Tertular Virus Corona, Bakal Dididik 14 Hari di Rumah Jika Sudah Sehat
KEMENTERIAN Kesehatan memberikan laporan, sebanyak 54 ribu kasus positif virus corona di seluruh dunia, mengalami kesembuhan karena daya tahan tubuh.
KEMENTERIAN Kesehatan memberikan laporan, sebanyak 54 ribu kasus positif virus corona (covid-19) di seluruh dunia, mengalami kesembuhan karena daya tahan tubuh.
Namun, Kementerian Kesehatan juga tidak menjamin pasien yang sembuh dari virus corona akan kebal terhadap penularan.
"Namun, tidak ada satu jaminan bahwa dia tidak akan tertular lagi."
• Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Optimstis Dua Pasien Virus Corona Bakal Sembuh, Ini Indikatornya
"Bisa saja kemudian ketularan lagi, dan menjadi sakit lagi."
"Tidak ada laporan bahwa yang sudah sembuh kemudian kambuh."
"Yang ada yang sudah sembuh sakit lagi karena ketularan lagi," ujar Juru Bicara Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto di Kantor Kepresidenan, Jakarta Pusat, Minggu (8/3/2020).
• LIVE STREAMING Arsenal vs West Ham United: Susunan Pemain Kedua Tim, Pablo Mari Debut
Untuk itulah, dirinya meminta masyarakat tetap berhati-hati akan virus yang belum memiliki obat definitif ini.
Sebab, gejala yang ditimbulkan karena virus ini adalah gejala yang familiar ditemui.
"Gejalanya sering kali kita sudah pahami dari awal, karena ini adalah kelompok common cold."
• Dokter Spesialis Paru-paru RSUP Persahabatan: Pasien Positif Virus Corona Pasti Meninggal Itu Hoaks
"Keluhan badannya hangat, batuk, bersin, itu keluhan yang sering dialami," katanya.
Yuri menyebut jika seluruh pasien positif covid-19 mengalami kemajuan dan sembuh saat perawatan, maka nanti akan dididik selama 14 hari sebelum bisa bersosialisasi di tengah masyarakat.
"Selama 14 hari di rumah menggunakan masker, mengurangi kontak dekat dengan keluarganya, dan kemudian diharapkan sementara tidak usah ke mana-mana dulu."
"Kemudian akan dipantau oleh Dinkes setempat, puskesmas setempat, kondisi kesehatannya setiap hari, sampai dengan hari ke-14," jelasnya.
Tak Perlu Alat Canggih
Kementerian Kesehatan menegaskan, kasus postif virus corona (covid-19) dilakukan perawatan intensif, yakni dengan isolasi di rumah sakit-rumah sakit.
Adapun isolasi yang dimaksud di sini bukan berkonotasi negatif.
"Dari pengalaman yang kita dapatkan, baik dengan mempelajari kasus yang ada di global maupun yang kita alami sekarang ini."
• Tips Sandiaga Uno untuk Cawagub DKI: Jangan Kerja Secara Text Book dan Harus Sabar
"Sebagian besar kasus covid-19, baik yang suspect maupun yang positif, tidak jatuh pada kondisi berat yang kemudian membutuhkan peralatan-peralatan yang canggih."
"Ventilator atau alat-alat lainnya," kata Juru Bicara Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto, di Kantor Kepresidenan, Jakarta Pusat, Minggu (8/3/2020).
Yuri pun memaparkan kondisi 4 pasien positif virus corona yang kini tengan diisolasi.
• FINALIS Puteri Indonesia 2020 Tak Hafal Pancasila, Ini Kata BPIP
Keempat pasien atau kasus tersebut tak membuthkan alat-alat canggih ketika diisolasi.
"Tak membutuhkan oksigen, infus."
"Hanya dibutuhkan isolasi, ruang untuk memisahkan dari orang lain, agar tidak memiliki potensi penularan," ungkapnya.
• Semua Karyawan Restoran Amigos Diliburkan Sepekan, Bukan Cuma yang Kerja Tanggal 14 Februari 2020
Bahkan, ada sebuah video dari Cina yang telah dipelajari oleh banyak negara, termasuk Indonesia, dalam kaitan isolasi kasus positif virus corona.
"Itu kan hanya sebuah aula ruang besar yang kemudian dipasang tempat tidur."
"Dikumpulkan di sana karena memang seluruhnya positif."
• Warga Palmerah Modikasi Arit Sampai Panjang 2 Meter dan Bergagang Besi, Dipakai Buat Tawuran
"Jadi bukan kemudian dikonotasikan setiap pasien selalu membutuhkan ruang isolasi tekanan negatif dengan peralatan-peralatan yang demikian kompleks," ujar Sesditjen P2P Kementerian Kesehatan itu.
Peralatan-peralatan canggih, lanjut Yuri, dibutuhkan jika pasien positif menderita penyakit lainnya, atau diistilahkan comorbid.
"Misalnya pasien dengan gagal ginjal, paru obstruksi yang menahun, diabetes, jantung yang kronis, maka alat-alat pelayanan itu bukan untuk covid-19."
• Restoran Amigos Liburkan Karyawan yang Bekerja pada 14 Februari 2020, Omzet Hancur Lebur
"Tetapi karena kondisinya memburuk, sehingga daya tahan tubuhnya turun."
"Maka penyakit comorbid-nya inilah yang kemudian membutuhkan peralatan-peralatan itu," paparnya.
Kasus 05 dan 06
Juru Bicara Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto menyebut, dua pasien atau kasus positif Covid-19 berada di dua rumah sakit berbeda.
Kasus 05 yang berjenis kelamin laki-laki usia 55 tahun dirawat di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso.
"(Kasus 06) tetap di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan," kata Yuri di Kantor Kepresidenan, Jakarta Pusat, Minggu (8/3/2020).
• Toko Kue di Kalibaru Kebakaran, Ini Diduga Pemicunya
Adapun kasus 06, kata Yuri, berjenis kelamin laki-laki dan berusia 36 tahun.
"(Kasus 06) Ini adalah imported case yang dia dapatkan dari Jepang."
"Dia bekerja sebagai ABK di Kapal Diamond Princes," lanjutnya.
• Tanggal Hari Musik Nasional 9 Maret Sempat Diperdebatkan, Cuma Penyanyi Ini yang Ingat
Adapun kasus 05 merupakan kasus positif yang didapat dari penelusuran di klaster Jakarta.
"Ini adalah hasil pemeriksaan lanjutan dari tracing kasus klaster Jakarta," lanjutnya.
"Kedua-duanya stabil, tidak membutuhkan oksigen, tidak diinfus, tidak demam, tidak batuk, dan tidak pilek," papar Yuri.
Dengan begitu, hingga Hari Minggu, total sudah ada enam orang yang postif virus corona. (Reza Deni)