Kesehatan

Proses Pengobatan Penderita Kanker Tak Melulu soal Medis, tapi juga Psikologi Pasien dan Keluarganya

Penangangan proses pengobatan bagi penderita kanker kiranya tak melulu dari sisi medis, tetapi juga kondisi psikologis pasien dan keluarganya.

Penulis: | Editor: Fred Mahatma TIS
shutterstock.com
ILUSTRASI Penderita kanker (pasien kanker) 

Kondisi stress dan tertekan akibat tindakan yang terlalu protektif dari keluarga tersebut, dapat berdampak menurunnya sel imun. Akibatnya sel kanker menjadi lebih aktif.

DIVONIS menderita kanker tidaklah mudah. Bayang-bayang kematian, serta besarnya biaya pengobatan, ditambah merasakan sakit menjadi kekhawatiran yang membuat stres.

Tidak hanya pasien yang merasakan itu, tapi juga pihak keluarga.

Sehingga pasien kanker maupun keluarganya memerlukan pendampingan psikolog yang intensif dalam menjalani proses perawatan medis.

Pihak Ketiga Bukan Penyebab Perselingkuhan, Kenali 5 Bahasa Cinta Pasangan Agar Pernikahan Harmonis

Hotman Paris Posting Video Mengharukan, Pengorbanan Ayah untuk Anaknya yang Menderita Kanker

Indro Warkop dan Melly Goeslow Jadi Duta Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru

Sayangnya tidak banyak klinik atau rumah sakit yang menyediakan layanan psikologis pada layanan komprehensif pengobatan kanker.

“Proses pengobatan kanker masih fokus pada penanganan medis seperti operasi, radioterapi, kemoterapi dan lainnya," kata Cecilia Sagita, M. Psi., Psikolog, anggota tim psikolog di Klinik Hayandra pada temu media bertema 'Pendampingan Psikolog dan Penanganan Nyeri pada Penderita Kanker dengan Terapi Sel' yang digelar Klinik Hayandra, Kamis (5/3/2020).

"Padahal kondisi psikologis pasien kanker dan keluarganya juga merupakan sisi yang harus disentuh dalam layanan pengobatan kanker,” imbuhnya.

Perlu intervensi sisi psikologis

Diakui Cecilia, banyak pasien merasa divonis mengenai akhir hidupnya, saat didiagnosis mengidap kanker.

Vonis tersebut membuat pasien kanker mengalami gangguan psikologis antara lain kecemasan, ketakutan menjalani pemeriksaan, depresi, hingga kematian.

Karena itu, selain pengobatan secara medik, pasien perlu juga diberikan intervensi yang tepat dari sisi psikologisnya.

Terlebih saat mereka mulai menjalani proses pengobatannya yang tidak hanya memakan biaya dan waktu tetapi juga efek samping pengobatan yang menyakitkan.

Kondisi tersebut berpotensi besar menimbulkan rasa frustasi, sedih, depresi pada pasien dan keluarganya.

Pada akhirnya bagi diri pasien itu sendiri, perasaan depresi dapat mempengaruhi daya imunitas tubuhnya dalam melawan sel kanker.

Karena itu, layanan pengobatan kanker diharapkan dilengkapi dengan pendampingan seorang psikolog.

Pendekatan bio-psiko-sosial

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved