Virus Corona
Sekolah Internasional di Pasar Minggu Libur Dua Pekan Antisipasi Virus Corona, Ini Penjelasan Disdik
Bertujuan antisipasi wabah virus corona, sekolah internasional di Pasar Minggu libur dua pekan, yakni Selasa-Selasa (3-17/3/2020).
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: PanjiBaskhara
Bertujuan antisipasi wabah virus corona, sekolah internasional di Pasar Minggu libur dua pekan, yakni Selasa-Selasa (3-17/3/2020).
Soal sekolah internasional di Pasar Minggu libur guna antisipasi virus corona, dibenarkan pihak Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta.
Menurut Disdik DKI Jakarta, sekolah internasional Pasar Minggu libur dua pekan dampak virus corona, yakni sekolah internasional ACG.
Pihak sekolah internasional ACG Pasar Minggu libur Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), sebagai bentuk inisiatif pihak sekolah itu sendiri.
• Pemkab Natuna Akhirnya Cabut Surat Edaran Libur Sekolah Terkait Kebijakan Karantina di Natuna
• Sekolah di Tangerang Mulai Terapkan Pembersih Tangan Guna Tangkal Virus Corona
• Guru SD Sekolah Bertaraf Internasional di Jakarta Diduga Terinfeksi Virus Corona, Sekolah Dilburkan
“Mereka sudah libur karena memang untuk sekolah internasional koordinasinya bukan di kami"
"tapi langsung kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Kepala Disdik DKI Jakarta Nahdiana saat ditemui di DPRD DKI Jakarta pada Rabu (4/3/2020).
“Mereka sudah meliburkan untuk antisipasi (corona), karena kan kalau sekolah internasional itu ada beberapa yang memang warga negaranya bukan Indonesia"
"jadi itu antisipasi dari mereka. Jadi tidak ada instruksi dari kami untuk meliburkan,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Nahdiana enggan memastikan soal kabar dugaan salah satu guru di sekolah setempat yang terinfeksi virus corona.
Kata dia, penjelasan mengenai seseorang terhadap penyakit sesuatu harus mendapat pembuktian ilmiah.
“Kami masih koordinasi berjenjang ke sekolah-sekolah internasional terkait hal itu,” ujarnya.
Nahdiana mengaku, lembaganya telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 16 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Disease (COVID-19).
Surat yang memiliki lima poin ini disampaikan kepada seluruh sekolah swasta/negeri serta Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.
Poin pertama,Pertama, melakukan sosialisasi tentang gejala, tanda, dan cara pencegahan penularan Infeksi Corona Virus Disease (Covid-19) kepada seluruh guru, karyawan, peserta didik, orangtua peserta didik, dan pengelola pendidikan formal dan nonformal.
Kedua, mengimbau kepada warga sekolah untuk banyak berdoa, tetap tenang, dan menjaga kesehatan dengan menerapkan Pola Hidup Bersih Sehat seperti: cuci tangan menggunakan sabun, mengkonsumsi makanan dengan menu bergizi dan berimbang, melakukan aktivitas fisik seperti biasa dan istirahat cukup.
Ketiga menghindari kegiatan di keramaian yang tidak bermanfaat, membatasi aktivitas warga sekolah di luar lingkungan sekolah dan mengimbau warga sekolah yang sakit untuk beristirahat di rumah serta menjaga lingkungan tempat kerja tetap bersih dan higienis.
Kemudian poin keempat, melakukan koordinasi secara berkala dengan puskesmas/rumah sakit terdekat dan jika ditemukan warga sekolah yang terindikasi gejala demam disertai batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak nafas, segera melaporkan ke puskesmas/rumah sakit terdekat.
Terakhir, poin kelima agar melaporkan kondisi perkembangan sekolah secara berkala dan berjenjang melalui https://disdik.jakarta.go.id/index.php nomor telepon 021-39504052.
“Kami minta sekolah tidak panik dan tidak menyepelekan namun tetap menjalankan pola hidup sehat"
"“Kalau ada yang sakit, berobat secara medis karena kami tidak bisa menentukan terkena virus atau tidak,” jelasnya.
Sekolah di Tangerang Mulai Tangkal Virus Corona
Sekolah di Kota Tangerang merespon cepat instruksi Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah untuk menyosialisasikan kepada siswa-siswanya di sekolah agar menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Seperti terlihat di SDN Gondrong 4 Tangerang di mana para siswanya diwajibkan melakukan cuci tangan sebelum atau sesudah aktivitas di lingkungan sekolah.
“Alhamdulillah di sekolah kami telah membiasakan para murid menerapkan PHBS. Seperti cuci tangan dengan sabun, buang sampah pada tempatnya, pilah sampah,” ujar Kepala SDN Gondrong 4, Chustinawati, Rabu (4/3/2020).
Penerapan PHBS di lingkungan sekolah pun turut disambut baik oleh para murid. Begitu juga dengan guru - guru di sekolah itu.

“Di sekolah kami disediain buat cuci tangan, diajarin buang sampah sama kebiasaan PHBS,” ucap Talita Najwa Salsabila siswa SDN Gondrong 4.
Hal yang sama juga telah diterapkan di SMPN 6 Kota Tangerang.
Bahkan sebelum ada kasus virus corona para warga sekolah sudah dibiasakan untuk berperilaku PHBS.
Kepala SMPN 6 Kota Tangerang, Maksum, menyampaikan, sebagai sekolah sehat tingkat Kota Tangerang, sekolahnya telah membiasakan untuk berperilaku PHBS.
Termasuk untuk melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas diluar kelas
“Yang jelas, apapun isunya, virus corona dan lainnya, kami sudah membiasakan dan menerapkan PHBS pada anak-anak,” kata Kepala SMPN 6 Kota Tangerang, Maksum.
Begini Tahapan Seseorang Dinyatakan Positif Virus Corona, Diawali dari Pemantauan
Ada beberapa tahapan sebelum seseorang akhirnya dinyatakan positif terjangkit virus corona (COVID-19).
Berikut ini tahapannya menurut juru bicara penanganan virus corona di Indonesia Achmad Yurianto:
- Orang dalam Pemantauan (ODP)
Orang dalam pemantauan ini berlaku bagi semua orang yang masuk ke Indonesia.
Baik Warga Negara Indonesia (WNI) maupun Warga Negara Asing (WNA), yang berasal dari negara yang sudah diyakini terjadi penularan COVID-19 dari manusia ke manusia.
Saat ini tidak hanya yang berasal dari Cina, tapi juga dari negara yang penyebaran virus coronanya cukup tinggi seperti Korea Selatan maupun Malaysia.
“Misalnya datang dari Cina, Korea Selatan, Jepang, Iran, Italia, Singapura, Malaysia."
"Maka kita akan menempatkan mereka ke dalam kriteria ODP,” ungkap Yurianto di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020).
Pemantauan yang dilakukan untuk mengantisipasi kalau orang-orang tersebut sakit, sehingga bisa dengan cepat dilakukan pelacakan karena terus dipantau.
Yurianto menegaskan, mereka yang ODP bukan sakit, hanya dilakukan pemantauan saja.
“Ini jangan diartikan semua orang sakit lho, enggak sakit, tapi dia berasal dari negara berisiko tadi,” tutur Yurianto.
- Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
Jika Orang dalam Pemantauan (ODP) tadi mengalami keluhan penyakit terkait virus corona, maka akan ditetapkan menjadi pasien dalam pengawasan.
Adapun gejalanya mengarah influenza sedang sampai berat, batuk pilek, demam, hingga gangguan napas.
“Ini secara langsung kita jadikan pasien dalam pengawasan."
"Tapi orang ini harus dirawat, karena dirawat jadilah dia pasien,” terang Yurianto.
Mereka yang berstatus PDP ini belum dipastikan terjangkit virus corona, tapi sudah mulai dilakukan isolasi perawatan.
- Suspect
Jika Pasien dalam Pengawasan (PDP) ini memiliki riwayat kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif terkena virus corona, dan ada keyakinan dari pihak medik, maka orang tersebut disebut suspect.
“Kalau dia mengatakan iya (ada riwayat kontak), dan kita yakini maka ia akan jadi suspect,” tutur Yurianto.
Kalau suspect maka akan dilakukan pengambilan spesimen untuk dibawa ke Balitbangkes, untuk dilakukan pemeriksaan virus corona.
“Pemeriksaan spesimen kita ambil dari dinding belakang hidung dengan alat sepeti cotton bud, dimasukkan sampai mentok, lalu di mulut belakang,” jelas Yurianto.
“Kemudian di rumah sakit rujukan diambil spesimen di bagian bronkoskopi paru-paru."
"Spesimennya di bawa ke lab,” sambung Yurianto.
- Positif atau Negatif Terjangkit Corona Virus
Spesimen pasien suspect akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa dengan dua tahapan, yakni metode cepat PCR dan genome sequencing.
Metode cepat PCR (Polymerase Chain Reaction (PCR) ini tes positif atau negatif COVID-19 dan hasilnya bisa diketahui dalam 24 jam.
Tahapan kedua adalah proses genome sequencing, yang lebih detail, sehingga jika negatif virus corona akan ketahuan penyakit lain yang diidapnya.
“Metode genome secuencing, tiga hari baru selesai,” ucap Yurianto.
Saat ini ada 155 spesimen dari 35 rumah sakit di 23 provinsi yang sudah diperiksa di Balitbangkes.
Hasilnya, dua spesimen dinyatakan positif virus corona, yakni dua pasien yang saat ini dirawat di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.
“Dari 155 sudah confirm dengan pengecekan ulang dua positif yang sekarang dirawat itu."
"Yang masih belum selesai masih ada sekitar empat. Masih dikonfirmasi ulang,” beber Yurianto. (Wartakotalive.com/FAF/DIK)