Restoran Rindu Alam Puncak Pass Resmi Ditutup, Generasi Tahun 80an-90an Kehilangan Kenangan

Restoran Rindu Alam Puncak Pass resmi ditutup, generasi tahun 80an-90an kehilangan kenangan. Susaningtyas : Banyak kenangan masa kecil di situ

Editor: Dwi Rizki
Tribun Bogor
Restoran Rindu Alam, Puncak, Kabupaten Bogor 

Kabar ditutupnya Restoran Rindu Alam yang berada di Puncak Pass disesalkan banyak pihak.

Satu di antaranya adalah Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati.

Anggota DPR RI periode 2009-2014 dari Partai Hanura itu menyesalkan keputusan Pemerintah Daerah Jawa Barat yang tidak mengeluarkan ijin Restoran Rindu Alam.

Kekecewaan tersebut diungkapkan Susaningtyas lewat akun instagramnya @susaningtyasnefokertopati; pada Kamis (27/2/2020).

Dalam statusnya, Susaningtyas mengaku sedih atas penutupan Restoran Rindu Alam saat ini.

Sebab diungkapkannya, Restoran Rindu Alam itu menyimpan banyak kenangan manis dirinya bersama orangtuanya.

"Rasanya sedih Restoran Rindu Alam yg legendaris TUTUP. Banyak kenangan masa kecil bersama Almarhum orang tua disitu," ungkap Susaningtyas.

Menurutnya, resmi ditutupnya Restoran Rindu Alam katanya akan sangat dirindukan masyarakat.

Apalagi bagi generasi angkatan tahun 80an hingga 90an.

Mereka katanya menjadikan Restoran Rindu Alam sebagai satu dari beragam destinasi wisata wajib apabila mengunjungi puncak.

"Rindu Alam selalu dirindu penikmat wisata Puncak Pass. Destinasi wajib bagi keluarga tahun 70-80an. Masakan Sundanya tak terlupakan lezatnya," ungkap Susaningtyas.

"Apa boleh buat Pemda Jabar sudah memberhentikan perizinan resto Sunda penuh kenangan ini...sedih kana haté kuring," tutupnya.

Restoran Rindu Alam di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor tidak lama lagi tinggal kenangan.
Restoran Rindu Alam di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor tidak lama lagi tinggal kenangan. (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Resmi Ditutup

Pemandangan di sekitar lokasi bangunan bertulisan 'Restoran Rindu Alam' itu tak seperti biasanya.

Lokasi parkir di depan bangunan yang biasanya dipenuhi deretan kendaraan kini sepi.

Tak ada lagi riuh pengunjung dan suara kesibukan sang koki di restoran yang terletak di Jalan Raya Puncak, Desa Tugu Selatan, Cisarua, Bogor itu.

Restoran yang berdiri sejak 40 tahun lalu tersebut kini resmi ditutup.

"Iya (tutup) udah dari kemarin, Kamis tanggal 20 Februari 2020," kata cucu kedua sang pendiri Restoran Rindu Alam, Adam Adjie, seperti dilansir Kompas.com.

Tampilan Restoran Rindu Alam pada 10 Agustus 1982.
Tampilan Restoran Rindu Alam pada 10 Agustus 1982. (KOMPAS/MOCH S HENDROWIJONO)

Berdiri di atas ketinggian 1.443 meter di atas permukaan laut, Restoran Rindu Alam ini sering disebut sebagai ikon kawasan Puncak, Bogor.

Merunut sejarahnya, restoran ini dibangun sejak tahun 1979 oleh Letnan Jenderal TNI Ibrahim Adjie.

Satu tahun setelah pembangunan, restoran ini mulai beroperasi.

Pengunjung restoran bukan hanya berasal dari kalangan masyarakat biasa, melainkan juga sejumlah tokoh ternama.

Dari artis hingga Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dikabarkan pernah mampir ke restoran tersebut.

Salah satu sudut yang menjadi tempat favorit pengunjung adalah deretan kursi memanjang di samping deretan kaca bening.

Dari sudut favorit itu, pengunjung bisa menikmati pemandangan khas Puncak, Bogor, dari ketinggian.

Restoran Rindu Alam, Puncak
Restoran Rindu Alam, Puncak (Tribun Bogor/Naufal Fauzy)

Adam Adji menerangkan, masih ada kesempatan restoran ini kembali beroperasi.

Restoran, kata dia, ditutup lantaran habis masa kontrak.

Saat ini mereka masih mengurus perpanjangan izin ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.

"Memang sudah habis sih (kontrak), memang lagi diurusin lagi, cuma memang lagi pelan-pelan aja. Tutup sementara dulu, kalau memang dikasih izinnya, ya kita buka lagi," katanya.

Adam melanjutkan, tanah yang ditempati Restoran Rindu Alam saat ini berstatus quo atau dibekukan.

"Siapa pun bisa ngurusin izin sekarang, maksudnya statusnya status quo, siapa pun bisa (urus izin) dan enggak boleh ada aktivitas dulu, jadi beneran kosong," ucap Adam.

Kisah Karyawan

Pengunjung menikmati hidangan di Restoran Rindu Alam di kawasan Puncak, Cisarua, Bogor, sembari menatap panorama alam menakjubkan. Suasana dan makanan yang khas membuat restoran ini selalu dirindukan pengunjungnya.
Pengunjung menikmati hidangan di Restoran Rindu Alam di kawasan Puncak, Cisarua, Bogor, sembari menatap panorama alam menakjubkan. Suasana dan makanan yang khas membuat restoran ini selalu dirindukan pengunjungnya. (KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS)

Salah satu supervisor restoran Rindu Alam, Siswadi menuturkan perjalanan kariernya di tempat tersebut.

Baginya, Rindu Alam tak sekadar tempat bekerja.

Sebab, Siswandi yang kini berusia 57 tahun telah lebih dari 35 tahun bekerja di Rindu Alam.

Ketika pertama bekerja, statusnya masih lajang.

Kini, Siswandi telah dikaruniai cucu.

"Saya mulai masuk bekerja di sini tahun 1983, waktu itu masih bujang, sampai nikah dan punya anak tiga dan cucu satu," katanya.

Sejak awal berdiri hingga sekarang, kata Siswandi, bangunannya tak banyak berubah.

Meski pernah diterjang angin kencang hingga atapnya berserakan, tetapi keaslian bangunan masih dipertahankan.

Restoran Rindu Alam Puncak Bogor Tutup.
Restoran Rindu Alam Puncak Bogor Tutup. (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Sempat Akan Dibongkar

Tahun 2017 lalu, kawasan lokasi Restoran Rindu Alam sempat akan dibongkar oleh Satpol PP.

Pembongkaran yang akan dilakukan akhirnya batal lantaran ada beberapa hal yang harus diselesaikan.

Pihak Restoran Rindu Alam Puncak melayangkan gugatan hingga rencana pembongkaran tahun 2017 dibatalkan.

Tumpang tindih perjanjian sewa Rindu Alam menjadi alasan jalur hukum ditempuh.

"Jadi gini, ada tumpang tindih perjanjian, jadi sebetulnya kita ada perjanjian sampai tahun 2020 dengan dinas PU. Tiba-tiba Pak Sekda bikin perjanjian lagi dengan kita sampai tahun 2015, katanya nanti diperpanjang lagi sampai 2020," ujar kuasa hukum Rindu Alam, Ardi Kusumah saat itu.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved