Banjir Jakarta
Gaya Anies Berkacamata Hitam dan Bercelana Jeans saat Tinjau Banjir, Warganet : Solusinya Apa Pak?
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, saat meninjau banjir mengenakan kacamata hitam, celana jeans, kemeja biru, dan sepatu boots kuning

Palmerah, Warta Kota
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memantau kondisi banjir Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Saat turun ke lokasi banjir Jakarta itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tampak bergaya casual.
Seperti dalam foto yang diunggah di akun Instagram Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, @aniesbaswedan, Senin (24/2/2020) saat meninjau banjir.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, saat meninjau banjir mengenakan kacamata hitam, celana jeans, kemeja biru, dan sepatu boots kuning.
• Kesalnya Warga Kelapa Gading Kepada Anies, Belum Setahun sudah Empat Kali Kebanjiran
Dalam foto pertama, Anies tampak meninjau mobil pemadam kebakaran yang sedang melakukan penyedotan banjir di sebuah lokasi banjir.
Lalu foto kedua, Anies memantau kondisi pintu air dan rumah pompa melalui ruang pemantauan.
Kemudian foto lainnya Anies juga memantau kondisi banjir di sekitar Kelapa Gading.
Dalam beberapa foto itu, ia tampak didampingi Sekretaris Daerah (Sekda), Saefullah, lalu Asisten Sekretaris Daerah (Sekda) DKI bidang Pembangunan, Yusmada Faisal, kemudian Wali Kota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko, dan Wali Kota Jakarta Pusat, Bayu Megantara.
Berikut keterangan Anies dalam unggahan foto saat meninjau banjir Jakarta itu :
@aniesbaswedan
Pagi tadi hujan masih mengguyur sejumlah wilayah di Jakarta.
Sebagian besar wilayah yang terdampak banjir dan genangan kemarin dipastikan telah surut.
Saat ini, genangan tersisa tinggal 1,28%, menurun dari kondisi puncak kemarin sebesar 4,6%, dari seluruh RW di DKI Jakarta.
Sejak Sabtu malam hingga Minggu pagi Jakarta mengalami hujan lokal yg cukup ekstrim.
Berdasarkan peta sebaran hujan Jabodetabek BMKG pada hari Sabtu (22/2) pukul 07.00 WIB sampai dengan Minggu (23/2) pukul 07.00 WIB, curah hujan ekstrim (>150mm/hari) terjadi pada 5 (lima) stasiun.
Yaitu Pintu Air Pulo Gadung (241 mm), Manggarai (228 mm), Arg Kelapa Gading (184 mm), Pulomas (182 mm) dan Setiabudi Timur (154 mm).
Pemprov DKI Jakarta mengerahkan tim gabungan dari Dinas Sumber Daya Air, BPBD, Dinas Sosial, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Disgulkarmat) hingga PPSU Kelurahan, untuk menangani banjir dan genangan.
Disgulkarmat telah mengevakuasi warga yang terdampak banjir dan genangan ke lokasi pengungsian, sedangkan Dinas Sosial telah mendistribusikan bantuan kepada warga.
Berdasarkan data dari BPBD, hingga pukul 07.00 WIB pagi ini, ruas jalan yang masih tersisa genangan di wilayah Jakarta Utara.
Yaitu Jl. Raya Cilincing (Babek TNI) dengan ketinggian 30-40 cm sehingga sepeda motor belum dapat melintas dan Jl. Boulevard Barat dengan ketinggian 10 cm namun telah dapat dilintasi kendaraan.
Untuk wilayah Jakarta Pusat, Underpass Kemayoran dipastikan telah surut.
Sementara itu, untuk wilayah Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat dipastikan keseluruhan ruas jalan telah surut dan dapat kembali dilalui kendaraan.
Antisipasi genangan dan banjir juga terus dilakukan melalui Dinas SDA, memonitor dan membersihkan tali-tali air, menguras saluran air, mengecek fungsi pompa, hingga membuat sumur resapan di sejumlah titik.
Jajaran Pemprov DKI di semua wilayah terus bersiaga dan bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan kedaruratan silakan kontak #JakartaSiaga112.
Untuk permasalahan sampah dan pembersihan jalanan pasca banjir silakan laporkan lewat aplikasi JAKI atau 13 kanal #CepatResponJKT.
#OperasiSiagaIbukota
Unggahan foto tersebut mendapatkan 1.561 komentar dan 50.000 likes.
Namun, unggahan itu juga mendapatkan berbagai reaksi dari masyarakat. Mulai dari yang mendukung hingga mengungkapkan kekesalannya.
Berikut komentar warganet :
@ndar_schatzy_ Pak @aniesbaswedan anda gubernur apa reporter cuma memberi informasi..tp solusinya apa pak
@nur_elnh
Captionnya selalu ada data, penjelasan, pembelajaran, pengetahuan.. ga cm kalimat kaleng².. semangat bekerja untuk wargamu pak..
@tinianis2412
Curah hujan yg tinggi sudah kuasa Allah..siapa yg bisa menangkalnya.tetap semangat y pak anies.semoga Allah selalu bersama bpk
@hilmi_abdulah Belum ada juga solusinya pak, air masuk ketanah mah lama pak

Warga Kesal
Warga Kelapa gading, Jakarta Utara mengaku kesal kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies baswedan, karena banjir.
Pasalnya, sejak awal tahun 2020, sudah empat kali banjir melanda kediamannya.
Sementara, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dinilainya tak bisa berbuat apa-apa.
Ditambah anggaran penanggulangan banjir Jakarta juga dikurangi oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies baswedan.
"Ini sudah bukan banjir tahunan lagi, ini sih sudah dua mingguan pasti banjir! Sejak awal tahun 2020, sudah empat kali banjir di rumah," kata Dessy warga Perumahan Kelapa Nias, Kelapa Gading, Jakarta Utara, kepada Kompas.com, Minggu (23/2/2020).
Dessy begitu menggebu-gebu meluapkan kegeramannya akan bencana banjir yang terus melanda perumahannya.
Dessy beserta warga lain di kompleks itu sadar bahwa tinggal di daerah yang memang rawan banjir.
Di sekitar perumahan itu juga ada kali yang kerap meluap saat hujan deras terjadi.
• Warga Terpaksa Gotong Jenazah di Tengah Banjir Jakarta
Warga di sana bukannya tanpa upaya mengatasi banjir.
Tanpa sedikit pun bantuan pemerintah, mereka berswadaya membeli pompa air untuk menyedot air ketika kali mulai meluap.
Demikian juga dengan patroli rutin hingga pembersihan saluran air.
Mereka bahkan membeli peralatan pengeras suara yang digunakan untuk membangunkan warga manakala banjir datang.
Ada pula warga yang memang sengaja meninggikan rumahnya untuk mengantisipasi banjir.
"Itu semua swadaya warga loh, enggak ada dari pemerintah. Toa itu juga punya kita, bukan punya pemprov," kata Dessy.

Meski segala upaya sudah dilakukan, Dessy yang juga anggota Linmas di perumahannya ini mengutarakan, warga sangat berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa bertindak konkret mengatasi banjir.
"Ini sudah semakin parah, tolonglah berbuat sesuatu. Saluran air dicek lagi, sungai-sungai waduk dikeruk lagi, saya lihat sekarang tidak seperti dulu," ucap Dessy.
• Ternyata Inilah Penyebab RSCM Banjir
Dia menuturkan, pada masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), alat-alat berat selalu disiagakan di sungai untuk mengeruk saat menghadapi musim hujan.
Namun, pemandangan itu tak lagi dijumpainya kini.
Pada era Ahok, sebut Dessy, Kelapa Gading juga kerap banjir.
Akan tetapi, banjir cepat surut, tidak seperti sekarang.
Hal senada juga diutarakan Ani, warga Perumahan Bangun Cipta Sarana, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
"Terakhir banjir itu enggak pernah dalam waktu berdekatan begini," tutur Ani.
Sama seperti Dessy, Ani juga menuturkan, saat ini dirinya juga mulai jarang melihat ada alat berat yang dikerahkan untuk mengeruk sungai yang melintas di Kelapa Gading.
Selain itu, Ani menyebutkan, biasanya ada pompa yang disiagakan di perumahan itu.
Namun, kini pemandangan itu mulai jarang terlihat.
"Sudah lama, enggak pernah ada lagi," kata dia.
Menurut Ani, hal ini membuat banyak warga berspekulasi soal penyebab banjir di Kelapa Gading, mulai dari tanggul jebol, dampak pembangunan LRT, hingga dugaan Pintu Air Sunter yang sengaja ditutup.
Dugaan terakhir itu akhirnya dibantah Pemprov DKI Jakarta lewat Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf.
Menurut Juaini, Pintu Air Sunter tetap dibuka. Namun, air tak bisa dialirkan ke laut karena air laut sedang tinggi.

Jangan tenggelamkan Kelapa Gading
Ani berharap tak ada lagi banjir yang terjadi di perumahannya.
Dia pun meminta Pemprov DKI Jakarta memberikan solusi konkret akan persoalan banjir di Kelapa Gading.
Dia belum melihat adanya kesungguhan upaya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengatasi banjir.
"Apa Kelapa Gading ini mau ditenggelamkan?" seloroh Ani.
Sementara Dessy juga tak melihat upaya sungguh-sungguh Pemprov DKI Jakarta. Salah satunya dalam hal alokasi anggaran banjir.
"Sudah saatnya anggaran banjir tak lagi dipotong. Kembalikan semuanya anggaran penanganan banjir supaya rakyat enggak susah begini. Kasihan rumah warga yang rendah, setiap hujan lebat rumahnya terendam," ucap Dessy.
Anggaran banjir DKI Jakarta Tahun 2020, alokasi APBD untuk penanggulangan banjir di DKI Jakarta hanya berkisar 1,1 persen dari total APBD DKI Jakarta tahun 2020, yang senilai Rp 87,9 triliun.
Anggaran normalisasi Kali Ciliwung dikurangi dari semula Rp 850 miliar menjadi Rp 350 miliar (Kompas, 11/11/2019).
Persoalan defisit pada sisi realisasi pendapatan di APBD DKI Jakarta 2019 memaksa pengurangan anggaran untuk program antisipasi banjir.
Pada awal Januari lalu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi sempat menyoroti keputusan Pemprov yang memangkas anggaran itu.
Dia menilai Pemerintah Provinsi DKI tidak memprioritaskan penanganan banjir.
Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta tidak fokus dalam melakukan penanganan banjir, terbukti dengan sedikitnya anggaran yang diajukan untuk program tersebut.
Padahal, naturalisasi saat ini belum efektif berjalan dan masih banyak wilayah yang terdampak banjir.
Pemprov DKI Jakarta sendiri batal membebaskan 118 bidang tanah di bantaran Sungai Ciliwung yang berlokasi di Kelurahan Pejaten Timur, Tanjung Barat, Cililitan, dan Balekambang untuk normalisasi.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah tudingan warganet.
Menurut Anies, tudingan itu tidak benar.
"Bukan hanya tidak benar, itu mengarang," ujar Anies di Rusunawa Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (3/1/2020).
Anies pun tidak mau berkomentar lebih banyak mengenai tudingan tersebut
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Minta Anies Tak "Tenggelamkan" Kelapa Gading, Warga Tuntut Dana Banjir Dikembalikan.
Silakan Lanjutkan TikToknya
Lagi-lagi Ibukota Jakarta dikepung banjir, Minggu (23/2/2020)
Banjir yang menggenangi beberapa wilyah dI Jakarta disinyalir akibat hujan deras yang mengguyur Ibukota sejak Minggu dini hari.
Ikut merasakan banjir, Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya pun memberikan tanggapannya.
Dalam laman media sosialnya rumah Yunarto Wijaya kebanjiran. Hal ini tampak dari foto yang ia ambil dari kediamannya di Pulomas.
Yunarto Wijaya melapor bahwa rumahnya ikut terkena banjir.
Karena hal tersebut Yunarto Wijaya pun menandai akun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan seraya mengadukan soal banjir.

Dalam unggahannya Yunarto Wijaya tampak menggumamkan pernyataan satire untuk Anies Baswedan.
Diwartakan sebelumnya, Jakarta kembali digenangi banjir.
Padahal selama tujuh tahun tinggal di lingkungan tersebut Yunarto Wijaya tak pernah merasakan banjir yang parah seperti di tahun ini.
Karenanya Yunarto Wijaya pun melayangkan pernyataan satire untuk Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta.
"Selamat pagi dari pulomas buat pak @aniesbaswedan ... 7 tahun saya tinggal disini baru sekarang ngerasain hadiah banjir, 3x dalam setahun.. makasih dab silahkan lanjutkan tiktoknya pak... ditunggu kata2 ajaibnya utk menyurutkan air," tulis Yunarto Wijaya dilansir TribunnewsBogor.com, Minggu (23/2/2020).
"Ralat: 3x dalam 2 bulan," sambung Yunarto Wijaya meralat cuitannya.
Tak cuma itu, Yunarto Wijaya juga menyoroti pernyataan yang beberapa waktu lalu digumamkan Anies Baswedan.
Melalui laman Twitter-nya, Anies Baswedan sempat membagikan potret Jakarta Baru.
Dalam unggahan tersebut, Anies Baswedan tampak memamerkan beberapa fasilitas yang menggambarkan wajah Jakarta baru.
"Tengoklah foto-foto ini, ada biru di langit Jakarta. Itulah pemandangan rutin di Jakarta pada beberapa pekan belakangan ini.
Ajak teman, tetangga, dan saudara.... berjalan, bersepeda menikmati #WajahBaruJakarta.
Selamat menikmati akhir pekan, semoga selalu dalam keberkahanNya," tulis Anies Baswedan di akunnya yang sudah terverifikasi.
Gusar dengan cuitan Anies Baswedan soal Jakarta baru, Yunarto Wijaya pun kembali melayangkan sindiran.
"Makan tuh jakarta baru versi bapak, makasih dah 3 x dikasih hadiah... Foto dong yg model begini n posting," balas Yunarto Wijaya.
Banjir setinggi 20 cm-40 cm juga menggenangi Jalan Surabaya, Jalan Cilacap, dan Jalan Pegangsaan Barat Jakarta Pusat.
Bahkan, terlihat dalam unggahan sejumlah kendaraan bermotor ikut tergenang.
Banjir setinggi 30cm-50 cm juga terjadi di depan Kodam Jaya Jalan Mayjend Sutoyo Jakarta Timur.
Pihak TMC Polda Metro Jaya mengimbau kendaraan sejenis sedan agar tidak melintas sementara.
Berikut rincian banjir di 55 RW di Jakarta:
1. Kampung Melayu, Jakarta Timur: RW 004, 005
2. Rawa Bunga, Jakarta Timur: RW 002
3. Cakung Timur, Jakarta Timur: RW 012
4. Penggilingan, Jakarta Timur: RW 005
5. Cawang, Jakarta Timur: RW 002, 003, 005
6. Cililitan, Jakarta Timur: RW 001, 006, 007
Banjir ke 3x dalam Februari 2020 di wilayah Kelapa Gading. Terakhir Minggu (23/2/2020) (Twitter @tikionly)
7. Batu Ampar, Jakarta Timur: RW 005, 003
8. Utan Kayu Utara, Jakarta Timur: RW 008
9. Rawamangun, Jakarta Timur: RW 001
10. Pisangan Timur, Jakarta Timur: RW 004, 006, 015
11. Pulogadung, Jakarta Timur: RW 009
12. Pondok Bambu, Jakarta Timur: RW 001, 006
13. Klender, Jakarta Timur: RW 016
14. Cipinang Melayu, Jakarta Timur: RW 003, 004, 008, 010, 011
15. Kebon Pala, Jakarta Timur: RW 006
16. Kedaung Kaliangke, Jakarta Barat: RW 001, 002, 008
17. Tegal Alur, Jakarta Barat: RW 002, 003
18. Jatipulo, Jakarta Barat: RW 009
19. Rorotan, Jakarta Utara: RW 004
20. Kebon Melati, Jakarta Pusat: RW 007
21. Petamburan, Jakarta Pusat: RW 003
22. Bendungan Hilir, Jakarta Pusat: RW 007
23. Johar Baru, Jakarta Pusat: RW 009
24. Pasar Baru, Jakarta Pusat: RW 003
25. Rawasari, Jakarta Pusat: RW 009
26. Kebon Sirih, Jakarta Pusat: RW 002, 004
27. Menteng, Jakarta Pusat: RW 009
28. Kramat, Jakarta Pusat: RW 006, 008
29. Serdang, Jakarta Pusat: RW 001, 006
30. Cempaka Baru, Jakarta Pusat: RW 005
31. Guntur, Jakarta Selatan: RW 006
32. Pasar Manggis, Jakarta Selatan: RW 005
33. Manggarai, Jakarta Selatan: RW 011
34. Mampang, Jakarta Selatan: RW 005
35. Ragunan, Jakarta Selatan: RW 009
36. Pengadegan, Jakarta Selatan: RW 001
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Yunarto Wijaya Soroti Banjir Jakarta, Beri Ucapan ke Anies Baswedan : Makan Tuh Jakarta Baru
Penulis: khairunnisa