Korban Susur Sungai
TERBARU Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi Bertambah Jadi 7 Orang, Tim SAR Mulai Lakukan Pencarian Lagi
UPDATE, Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi Bertambah Jadi 7 Orang, Tim SAR Mulai Lakukan Pencarian Lagi
Pencarian siswa SMP N 1 Turi yang hanyut saat melakukan susur sungai kegiatan Pramuka terus dilakukan tim gabungan, Sabtu (22/2/2020).
Update terbaru yang disampaikan BPBD DIY Sabtu pagi pukul 05.00, jumlah korban yang berhasil ditemukan berjumlah 7 siswa dan 3 siswa masih dalam pencarian.
Update ini disampaikan BPBD DIY melalui akun twitternya @Pisdalops_diy Sabtu pagi.
Berikut update dari BPBD DIY Sabtu pagi:
Update 22/02/2020 pkl 05:00 WIB
Total : 249
- Kelas 7: 124
- Kelas 8: 125
Selamat: 216 siswa
Luka: 23
Meninggal Dunia: 7
Belum ditemukan: 3
Operasi Pencarian dan Penyelamatan akan dilanjutkan pkl 07:00 WIB. Check-in personil pkl 06:00 WIB.

Artinya, ada 1 korban yang yang ditemukan karena pada Jumat (21/2/2020) korban meninggal yang ditemukan 4 siswa dan 4 siswa lainnya masih dalam pencarian.
• UPDATE Sri Sultan Datangi SMPN 1 Turi: Keselamatan Anak yang Utama, 6 Siswa Tewas, 4 Belum Ditemukan
• Inilah Serangkaian Jadwal Asian Le Mans Series, Sabtu 22 Februari 2020 di Sirkuit Buriram
Pagi ini BPBD DIY bersama sejumlah tim dan relawan kembali melakukan penyisiran di sejumlah titik.
Operasi Pencarian dan Pertolongan dilanjutkan pagi ini bersama SAR Gabungan..
Dimulai pkl 07.00 WIB. Dengan fokus penyisiran sungai dari TKP - Hotel Gajah, dengan jarak 25,19 KM dibagi dalam 4 seksi lokasi pencarian..
Sultan Prihatin
Tragedi susur sungai yang dialami ratusan murid SMPN 1 Turi, membuat Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama sang istri GKR Hemas bertolak menuju lokasi atau tepatnya di SMPN 1 Turi sekira pukul 23.00 pada Jumat (21/2).
Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut mengaku sangat sedih dan prihatin atas insiden tersebut.
• Sejak 2014 Malaysia Airlines MH370 Hilang Kontak, Diduga Pilot Sengaja Jatuhkan Diri
"Ikut berduka cita atas meninggalnya anak- anak dari SMPN 1 Turi di Kabupaten Sleman atas musibah pada waktu aktifitas menyusuri sungai," ujarnya.
Selain mengungkapkan duka, Sultan juga sangat menyayangkan dan tak habis pikir kegiatan susur sungai yang melibatkan anak didik digelar di musim hujan seperti saat ini.
"Saya juga prihatin, kenapa justru musim hujan ada aktivitas menyusuri sungai," tegasnya.
Namun, nasi sudah menjadi bubur. Sultan meminta dengan serius agar pihak penyelenggara mampu bertanggungjawab sepenuhnya atas peristiwa tersebut.
• Hujan Intensitas Tinggi, Info Kondisi Pintu Air Sabtu 22 Februari Ada yang Berubah Siaga 3
"Saya mohon pimpinan sekolah bisa bertanggung jawab atas musibah ini. Itu saja yang bisa saya sampaikan, dengan sangat sedih dan rasa prihatin," pungkasnya.
Cerita Peserta Susur Sungai
Mendung menjadi pemandangan jamak ketika 249 murid SMPN 1 Turi melaksanakan Pramuka dengan kegiatan Susur Sungai Sempor di wilayah Dukuh, RT.03/RW.10, Ngentak Dukuh, Donokerto, Turi, Sleman, Jumat (21/2) sore.
Sekitar pukul 14.30 gerimis pun datang.
Para siswa-siswi itu mulai menyusuri kali dari arah selatan ke utara.
Satu di antaranya adalah Zidan.
• TERBUKTI Obat Antimalaria Chloroquine Sembuhkan Pasien Virus Corona, Sudah 10 Ribu Dipulangkan
Melalui ibunya, Yuni, dia menceritakan kronologis sore nahas tersebut.
Ketika itu para peserta susur sungai berjalan didampingi para pembina.
Ada yang berjalan di tepi, ada pula yang di tengah sungai.
Ketinggian air kala itu cukup dangkal.
Dia menceritakan, peserta berjalan sekitar 30 menit, dengan menempuh jarak lebih kurang satu kilometer.
Di tengah perjalanan itu tangan Zidan terluka karena tergores bambu.
Melihat hal itu, dia diminta oleh kakak pembina untuk naik ke tepi sungai.
Tak lama setelah itu, Zidan melihat air bergulung-gulung dari arah utara atau tepat di hadapan para peserta susur sungai.
Spontan dia berteriak jika banjir datang.

Dia melihat banyak teman-temannya tergulung banjir yang diperkirakan mencapai 1-2 meter tersebut.
“Zidan melihat ada yang keseret banjir, ada pula yang berhasil pegangan batu dan naik ke atasnya. Ya, sekitar 7 sampai 10 orang ada di atas batu besar,” ucap Yuni menirukan cerita Zidan.
Warga sekitar langsung turun memberikan bantuan. Zidan pun ikut serta memberi pertolongan kepada teman-temannya.
Dia mengambil bambu untuk menggapai rekan-rekannya yang berada di atas batu. Sedangkan untuk teman yang terseret banjir, tak banyak yang bisa dilakukan remaja kelas 7 ini.
“Tebing di sungai itu sekitar 2 meteran kurang lebihnya. Waktu itu di barisan depan banyak yang (peserta) ceweknya,” lanjut dia.
• Sudah Kenal 12 Tahun dan Anggap Ashraf Sinclair Kakak Sendiri, Dimas Beck Sempat Salatin di Nabawi
Penyintas lain, Salma Kusuma Haryani, sempat berjuang di antara tubir maut.
Saat itu dia berada di tengah barisan peserta susur sungai.
Setelah berjalan sekitar 30 menit, tiba-tiba ada banjir besar datang dari utara.
Tak banyak yang bisa diperbuat siswi kelas 7 ini karena air datang dengan cepatnya.
“Sempat mau menyelamatkan diri tapi enggak bisa,” kata Salma mengisahkan kepada reporter Tribun Jogja, semalam.
“Keseret air saya. Mau pegangan batu juga enggak bisa-bisa. Akhirnya bisa megang tangan kakak DP (dewan penggalang). Sempat minum banyak air juga.”
• Sabtu Hari Ini Jokowi Direncanakan Makan Bersama Ribuan Warga Aceh, Juga Terima Rekomendasi Akademik
Begitu pula yang dirasakan Muhammad Wahid Reihan Saputra.
Kondisi mengibakan dirasakan saat dia mendengar teriakan permintaan tolong dari teman-temannya.
Dia sendiri pun terseret arus banjir tersebut.
“Saya sempat lihat teman-teman yang terseret air itu,” ucap warga Sukodono, Donokerto, Turi ini lirih.
Syahdan, mereka yang bisa diangkat dari air dan dalam kondisi sadar langsung dibawa ke tempat yang lebih tinggi.
Salma dan beberapa rekan lainnya menderita luka-luka lecet di beberapa bagian tubuh. Terutama di kaki.
Namun, dia harus kehilangan sejumlah temannya. (yud/jsf/abe/air/mon)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul UPDATE BPBD DIY Pencarian Siswa SMP N 1 Turi, 7 Siswa Ditemukan Meninggal Dunia,