Berita Jakarta

Anies Baswedan Pamer Robot Pemadam Canggih LUF 60: Intip Fakta Menariknya!

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan alias Anies Baswedan pamer robot pemadam canggih LUF 60.

Editor: Panji Baskhara
Tangkap Layar Akun Instagram @aniesbaswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan alias Anies Baswedan pamer robot pemadam canggih LUF 60. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan alias Anies Baswedan pamer robot pemadam canggih LUF 60.

Penampakan robot pemadam kebakaran LUF 60 itu, diperlihatkan langsung Anies Baswedan di Instagramnya.

Menurut Anies Baswedan, terdapat 4 fakta menarik robot pemadam LUF 60, apa saja?

Berikut ini, video robot LUF 60 milik Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta tersebut.

DKI Beli ‘Tank’ Pemadam Kebakaran Bisa Masuk Gorong-gorong Senilai Rp 37,4 Miliar

DKI Bantah Ketidakhadiran Anies Baswedan ke UMY karena Ada Aksi Demonstrasi, Ini Alasan Sebenarnya

Hasil Survei Kinerja Anies Baswedan Jeblok, PKS: Beliau Dapat Penghargaan, Urutan 3 Dunia Loh!

"Satu lagi, unit robot canggih yang dimiliki Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta berjenis LUF 60!⁣⁣
⁣⁣
Yuk, intip fakta menariknya!⁣⁣
⁣⁣
1. Antisipasi kebakaran di terowongan @mrtjkt. Robot ini bisa masuk ke stasiun dan mampu naik-turun tangga dengan sudut kemiringan sekitar 30 derajat.⁣⁣
⁣⁣
2. Ada ventilator fan buat menyedot asap kebakaran, kemudian bisa dibuang sejauh 99 meter melalui air ducting.⁣⁣

⁣⁣
3. Sistem robotik berbasis remote control dengan radius 300 meter.⁣⁣⁣

4. Dapat menyemprotkan air dalam bentuk water fog, water cannon, dan foam, dengan jangkauan semprot 70-80 meter.⁣" tulis akun Instagram @aniesbaswedan dikutip wartakotalive.com, Kamis (20/2/2020).

Banyak komentar warganet terkait robot pemadam kebakaran Gulkarmat LUF 60 yang diunggah Anies Baswedan tersebut.

mrifany_ : paling dikit lagi ada yang koar-koar soal anggaran robot ini. paham lah siapa

madaozora09 : Mantap pak Kerja Kerja Kerja = Ada Hasil, jangan Kerja Kerja Kerja = Utang

frdrmdhn_ : Keren pakde anies

khaerunnisa4998 : Maasya Allah,semangat bapak anies,semoga Allah selalu melindungi bapak

aanaa_glasses : Ku harus berkata apa lagi pak. Bapak luar biasa

Tank Pemadam

Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta telah membeli sebuah ‘tank’ sebagai pengurai material kebakaran dengan anggaran 2019.

Dinas Gulkarmat DKI Jakarta memamerkan sebuah ‘tank’ sebagai pengurai material kebakaran pada 2019 ini. Armada dengan dengan model Dok-Ing MVF-U3 senilai Rp 37,4 miliar ini sempat diuji cobakan di di Pusdiklatkar Circacas, Jakarta Timur pada Kamis (6/2/2020) lalu.
Dinas Gulkarmat DKI Jakarta memamerkan sebuah ‘tank’ sebagai pengurai material kebakaran pada 2019 ini. Armada dengan dengan model Dok-Ing MVF-U3 senilai Rp 37,4 miliar ini sempat diuji cobakan di di Pusdiklatkar Circacas, Jakarta Timur pada Kamis (6/2/2020) lalu. (dok Dinas Gulkarmat DKI Jakarta)

Armada dengan dengan model Dok-Ing MVF-U3 senilai Rp 37,4 miliar ini sempat diujicobakan di Pusdiklatkar Circacas, Jakarta Timur pada Kamis (6/2/2020) lalu.

Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan, pembelian alat itu untuk menyesuaikan medan kebakaraan saat ini.

Khususnya menghadapi bencana kebakaran dan penyelamatan di lintasan transportasi Light Rail Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT) yang cenderung memiliki ruang terbatas.

“Nanti alat ini bisa masuk ke gorong-gorong demi keamanan anggota juga di lapangan, karena (alatnya) dikontrol dari luar,” kata Satriadi pada Rabu (12/2/2020).

Satriadi mengatakan, tidak hanya di lintasan LRT dan MRT saja.

Alat yang diimpor dari negara Kroasia ini juga dapat difungsikan di medan yang memiliki risiko tinggi.

Misalnya untuk menghadapi kebakaran yang terjadi di tempat berbahan kimia.

Sehingga tidak memungkinkan petugas dapat masuk ke dalam zona api.

“Petugas merupakan prioritas kami, jadi untuk bencana yang sifatnya penuh risiko bisa memakai alat ini,” ujarnya.

Menurut dia, alat ini memiliki beberapa kemampuan.

Selain mampu menahan api dan ledakan, jangkauan titik api yang dapat diraih lebih panjang.

Jangkauannya mencapai 80 meter, sehingga petugas tidak perlu masuk ke dalam titik api.

Bahkan untuk melengkapi alat yang sudah ada, DKI juga mengalokasikan dana sekitar Rp 44 miliar.

Dana itu untuk pembelian robotik serupa sebanyak tiga unit pada 2020 ini.

Namun seluruh armada itu berfungsi khusus sebagai alat penyelamatan korban bencana kebakaran.

“Pengadaan tahun ini ada tiga mobil fire rescue yang di dalamnya ada robotik"

"Jadi kelihat mahal karena ada mobil ada robotiknya, itu tiga unit angkanya Rp 44 miliar,” jelasnya.

Hasil Kinerja Anies Baswedan

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta merespons hasil survei Indo Barometer soal kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Rata-rata kinerja Anies Baswedan hanya tembus 14,2 persen atau paling rendah dari dua gubernur sebelumnya, yakni Jokowi (31,0 persen) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) 25,8 persen.

Survei itu menitikberatkan pada lima masalah di Jakarta, yakni banjir, kemacetan, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi warga.

“Ingat, beliau dapat penghargaan tingkat nasional penanganan transportasi, urutan 3 dunia loh,” kata Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Mohamad Arifin, Selasa (18/2/2020).

Arifin mengatakan, hanya di zaman kepemimpinan Anies Baswedan angkutan umum di Jakarta dapat saling terintegrasi.

Melalui konsep Jaklingko, Anies Baswedan dapat mengoneksikan sejumlah angkutan umum, di antaranya Transjakarta, LRT (Ligt Rail Transit), dan MRT (Mass Rapid Transit).

Sementara hasil survei mengenai banjir, Arifin enggan berkomentar lebih lanjut karena belum mendapatkan hasil survei tersebut.

“Saya pelajari surveinya dulu dan lihat sampelnya seperti apa, karena selama ini perbandingannya jauh lebih bagus yang dilakukan Pak Anies,” tuturnya.

Berdasarkan data yang diperoleh, penanganan banjir yang dilakukan Anies Baswedan sangat rendah, yakni 4,1 persen, sedangkan Jokowi 25,0 persen dan Ahok 42 persen.

Kemudian untuk penanganan kemacetan, Anies Baswedan hanya peroleh 8,3 persen, Jokowi 25,3 persen, dan Ahok 35,3 persen.

Lalu untuk penanganan pendidikan, keberhasilan Anies Baswedan mencapai 25,3 persen.

Angka ini berada di posisi kedua setelah Jokowi mencapai 35,1 persen, dan di atas Ahok sebesar 15,3 persen.

Di bidang kesehatan, keberhasilan Anies Baswedan sebesar 20,4 persen mampu melampaui kinerja Ahok yang hanya mencapai 17,8 persen, sedangkan Jokowi tetap tinggi mencapai 35,7 persen.

Sedangkan soal ekonomi warga, posisi keberhasilan Anies Baswedan kembali berada di urutan terakhir dengan perolehan 18,0 persen, Ahok 18,4 persen, dan Jokowi 33,8 persen. 

Sebelumnya, Indo Barometer menyurvei isu permasalahan di DKI Jakarta, salah satunya penanganan banjir.

Hasilnya, mulai dari masa Jokowi (5 Oktober 2012-16 Oktober 2014), Basuki Tjahaja Purnama (16 Oktober 2014-9 Mei 2017), dan Anies Baswedan (16 Oktober 2017-sekarang), tak ada yang memuaskan.

Sebab, hasil persentase dari ketiga tokoh tersebut berada di bawah 50 persen.

"Menurut publik nasional, untuk masalah banjir, Basuki Tjahaja Purnama (42%), disusul Joko Widodo (25%)."

"Dan Anies Baswedan (4,1%)," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer Qodari, di Hotel Century Park Senayan, Minggu (16/2/2020) siang.

Dari hasil survei nasional 'Evaluasi Publik dan Isu-isu Nasional dalam 100 Hari Jokowi-Amin' itu, 61,4 persen responden menyatakan Pemprov DKI Jakarta lebih bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah banjir di DKI Jakarta.

Sedangkan yang menyatakan pemerintah pusat lebih bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah banjir di DKI Jakarta sebesar (26.2%).

"Sebanyak (60.3%) publik menyatakan masalah banjir di DKI Jakarta dapat diselesaikan."

"Yang menyatakan masalah banjir di DKI Jakarta tidak dapat diselesaikan (27.3%)," beber Qodari.

Lima alasan tertinggi masalah banjir di DKI Jakarta dapat diselesaikan adalah:

- Penyebab banjir akibat manusianya (buang sampah, penyalahgunaan pembangunan) (34.7%);

- Penanganan banjir di Jakarta adalah masalah cara (21.3%);

- Kepemimpinan gubernur di Jakarta berpengaruh terhadap penanganan banjir (11.7%);

- Tergantung kebijakan pemerintah (pusat dan Jakarta) (11%); dan

- Tergantung gubernur tegas dan berani (9%).

Lima alasan tertinggi masalah banjir di DKI Jakarta tidak dapat diselesaikan adalah:

- Jakarta sudah padat penduduk dan bangunan (26.3%);

- Tiap musim hujan dari dulu Jakarta sudah selalu banjir (16.8%);

- Jakarta berada di daratan rendah (16.8%);

- Kesadaran masyarakat Jakarta rendah (14.1%); dan

- Jakarta akan tetap banjir sampai kapan pun (langganan banjir) (6.1%).

Indo Barometer melaksanakan survei nasional jelang 100 hari pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.

Survei itu melihat bagaimana tingkat kepuasan pada Presiden Jokowi, Wapres Maruf Amin, dan menteri-menteri Jokowi-Maruf Amin?

Juga, bagaimana opini publik Indonesia terhadap aneka isu yang ramai dalam 100 hari pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.

Seperti, amandemen UUD 1945, pemindahan ibu kota negara, banjir Jakarta, serta majunya Gibran Rakabuming Raka di Solo dan Bobby Nasution di Medan.

Pelaksanaan survei di seluruh provinsi di Indonesia yang meliputi 34 provinsi.

Jumlah sampel pada survei ini sebanyak 1.200 responden, dengan margin of error sebesar ± 2.83%, pada tingkat kepercayaan 95%.

Responden survei adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku.

Yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.

Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling.

Waktu pengumpulan data pada tanggal 9–15 Januari 2020.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.

Pada sesi pemaparan, turut hadir Rokhmin Dahuri (PDIP), Bima Arya Sugiarto (PAN), Habiburokhman (Gerindra), dan Ledia Hanifa Amaliah (PKS). (CC/faf)

Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved