Bebas dari Penjara, John Kei Ceritakan Kisahnya Saat Tes TNI Angkatan Laut & Buat Onar
Bebas dari Penjara, Jhon Kei Ceritakan Kisahnya Saat Tes TNI Angkatan Laut dan buat onar. Simak selengkapnya.
JOHN Kei ternyata pernah menjalani tes masuk TNI Akademi Angkatan Laut, jauh sebelum dirinya menjadi preman besar Jakarta.
Pria bernama asli John Refra ini menceritakan itu saat diwawancara Pendeta Gilbert Lumoindong, dan diposting dalam program #KAMUHEBAT Pendeta Gilbert di akun youtubenya dengan judul 'John Kei Menangis Ingat Keluarga.
Ya, John Kei kini memang telah bertobat dari kehidupannya yang lama.
• 4 Pejabat Baru Polda Metro Jaya Dilantik,Salah Satunya Pernah Tembak John Kei dan Ungkap Sabu 1 Ton

John Kei memulai ceritanya dengan mengisahkan peristiwa ketika ia keluar dari kampungnya pada tahun 1986.
John Kei berbohong pada ibunya untuk bisa pergi ke Jawa.
Dia mengaku hanya akan pergi ke Dobo sekitar 1 bulan lamanya.
Dobo tidak jauh dari kampung halamannya di Kei, Maluku Tenggara.
Tapi nyatanya John Kei justru pergi ke Surabaya tanpa sepeser pun uang.
Di Surabaya, John tinggal bersama keluarganya.
Dia lalu sempat mencoba mendaftar menjadi prajurit TNI Angkatan Laut pada tahun 1987.
• Pernyataan Freddy Budiman ke Haris Azhar Dibenarkan John Kei
Dia kemudian gagal mengikuti tes lantaran memukul peserta lain saat proses seleksi.
"Ada peserta yang panggil Ambon Itam..Ya saya hajar," ujar John Kei.
Akibat perkelahian itu, John Kei tidak sempat ikut tes, ia lekas dikeluarkan.
"Setelah itu saya tato badan untuk melupakan masuk Angkatan Laut," ujar John Kei.
Tahun 1988, John Kei pergi ke Jakarta.
Di Jakarta ia ditampung di rumah kerabatnya yang lain di kawasan Berlan.
Dari sanalah John Kei mulai mengenal kehidupan malam.
Ia bekerja dari satu pub ke pub lain, sampai akhirnya bekerja menjadi Satpam di salah satu diskotek di Jalan Jaksa.
• Anak Buah John Kei Alih Profesi Jadi Penjual Batu Akik
Tapi ia tak lama menjadi Satpam karena berkelahi dengan bosnya.
Berikutnya barulah John Kei mulai mengenal dunia debt collector.
Pada masa jayanya, dia memiliki 500 - 600 anak buah yang sangat patuh padanya.
JOHN KEI MASUK PARPOL
Pasca The Godfather Jakarta atau mantan preman Jakarta, John Kei bebas dari penjara 26 Desember 2019 lalu, kini John Kei terjun ke dunia politik.
Diketahui, pasca John Kei bebas dari Lapas Nusa Kambangan, Jhon Kei masuk ke dunia politik dengan cara John Kei masuk ke partai politik.
Rupanya partai politik dipilih John Kei yakni Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Berikut ini, alasan John Kei masuk dunia politik hingga alasan John Kei pilih PKPI.
• 4 Pejabat Baru Polda Metro Jaya Dilantik,Salah Satunya Pernah Tembak John Kei dan Ungkap Sabu 1 Ton
• Ini Alasan John Kei si Godfather Jakarta Pilih Bertobat, Ini Gaya Hidupnya Sekarang
• 5 Tahun Dipenjara Nusa Kambangan Membuat John Kei Berubah Seperti Ini
Bebasnya John Kei disambut gembira rekan dan keluarganya.
Kehidupan John Kei berubah setelah bertahun-tahun menjadi penghuni Lapas Nusakambangan.
Ia menjadi 'rohaniawan' dan kerab membacakan injil.
Baru-baru ini, John Kei memastikan dirinya terjun ke dunia politik.
Ia bergabung dengan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Alasan Memilih PKPI
Bukannya memilih partai pemenang pemilu atau minimal memiliki kursi di Senayan, Jhon Kei malah memilih bergabung dengan PKPI.
Ternyata ada alasan kuat Jhon Kei memilih partai itu.
John Kei mulai bergabung saat HUT PKPI ke-21 pada 15 Januari 2020.

Sekjen PKPI Verry Surya Hendrawan menceritakan, John Kei tertarik untuk bergabung ke PKPI lantaran mengidolakan sosok AM Hendropriyono, pendiri partai tersebut.
“John Kei sejak muda telah mengidolakan tokoh Kopassus, Jenderal Purnawirawan TNI Profesor Doktor AM Hendropriyono yang kebetulan adalah juga Dewan Pembina dan Kehormatan PKPI,” kata Verry dalam keterangan tertulis, Senin (20/1/2020).
John Kei merupakan mantan penghuni sel khusus Nusa Kambangan.
Pria berusia 52 tahun divonis membunuh bos PT Sanex Steel, Tan Harry Tantono alias Ayung.

Pada akhir 2012, Majelis Hakim menjatuhkan vonis terhadap John Kei 12 tahun penjara.
Vonis tersebut lebih ringan dibandingkan dengan tuntutan jaksa penuntut umum yakni 14 tahun penjara.
Pada 29 Juli 2013, Mahkamah Agung (MA) menjatuhkan hukuman yang lebih berat kepada John Kei dari 12 tahun menjadi 16 tahun penjara.
John Kei pun bebas bersyarat pada 26 Desember 2019. (*)
Alasan John Kei Bertobat
John Refra Kei, terpidana kasus pembunuhan Bos Sanex Steel Indonesia, Tan Harry Tantono kini menceritakan alasan dirinya mulai berubah.
Sosok yang kerap disapa John Kei yang dulu dikenal kejam dan tak kenal ampun telah berubah menjadi sosok yang lebih baik setelah mendekam selama lima tahun di penjara Nusakambangan, Cilacap.
John Kei kini telah mengubah tujuan hidupnya untuk menjadi pribadi yang berbeda saat keluar dari penjara.
Baru-baru ini, John Kei kembali ceritakan kisah masa lalu dan masa kini yang sudah mengalami banyak perubahan sejak mendekam di penjara.
Hal tersebut John Kei ceritakan pada acara Kick Andy yang diunggah melalui saluran YouTube Kick Andy Show pada Jumat (12/4/2019).
Pada kesempatan tersebut, John Kei menceritakan bagaimana dirinya bisa berubah dari pembunuh bengis menjadi sosok yang membawa perubahan satu penjara.
John Kei mengakui sejak remaja dirinya sudah mulai membunuh orang.
Bahkan sang Godfather of Jakarta ini menegaskan tidak ada penyesalan setelah menghilangkan nyawa orang lain.
Menurut John Kei, dirinya yang saat itu justru merasa lebih hebat jika sudah berhasil membunuh orang.
Namun, John Kei menjelaskan jika dirinya tidak akan melukai orang lain jika orang tersebut tidak melukai dirinya.
Saat Andy menanyakan John Kei alasan sang pembunuh sadis ini berubah, John Kei pun menceritakannya.
Bermula saat John Kei ditempatkan di penjara khusus.
John Kei ditempatkan di dalam satu kamar dengan kamera yang mengintai sepanjang waktu.
Selain semua aktivitasnya terpantau oleh kamera, ia juga dilarang berinteraksi dengan napi lainnya.
Ia juga dibatasi untuk keluar dari sel selama satu jam saja dalam waktu satu hari.
Kunjungan keluarga pun dibatasi di lapas Nusakambangan.
Hal itu harus dialami oleh John Kei selama masa tiga bulan.
Selama itu, awalnya John Kei memberontak dan ingin keluarkan.
"Aku dengar bisikan, kamu ngapain teriak-teriak sampai tuli tidak ada gunanya. Bener saya denger sendiri," cerita John Kei pada Andy.
John Kei pun merenung dan ingin mati masuk surga tidak neraka, hal ini membuat dirinya semakin rajin membaca al kitab.
John Kei menegaskan semua terserah pada semua orang menilai perubahan dirinya.
"Orang mau ngomong apa itu urusan mereka tapi saya punya keyakinan dan saya yakin sampai mati saya melayani Tuhan," tegas John Kei.
John Kei sudah mempersiapkan jika keluar tidak akan tergoda.
"Kitab Injil Matius ayat 33 itu meyakinkan saya, kalau saya melayani Tuhan, Tuhan nggak mungkin lupa saya, Tuhan akan memberikan lebih dari yang aku butuhkan. Waktu yang akan membuktikan," jelas John Kei.
Simak pengakuan John Kei selengkapnya!
Berikut Tribunnews.com himpun fakta-fakta kehidupan John Refra Kei dari berbagai sumber.
1. John Kei Berasal dari Maluku
John Refra Kei lahir pada 10 September 1969.
Saat usia 20-an, John Kei merantau ke Surabaya.
Selama di Surabaya, John Kei menggelandang dan ditolong untuk membantu Hamba Allah di sebuah gereja.
Hingga dirinya memutuskan untuk pindah menuju ibu kota, tepatnya di kawasan Berlan, Jakarta Pusat.
Sejak saat itu, John Kei justru dipertuankan dan dipercaya oleh banyak orang.
2. Jadi Ketua AMKEI
Dilansir dari Kompas.com, John Kei kemudian menjadi Ketua Angkatan Muda Kei sejak tahun 1998.
Beberapa sumber menyebut jika organisasi itu dibentuk setelah kerusuhan di Tual, Pulau Kei pada awal tahun 2000.
Berawal dari seorang diri, John Kei akhirnya punya belasan ribu pengikut setia.
3. Berjuluk 'Godfather of Jakarta'
John Kei disebut-sebut memiliki bisnis jasa pengamanan, jasa penagihan, jasa konsultan hukum, dan pemilik sasana tinju Putra Kei yang memberi pemasukan pada keluarga John.
Namun kehidupan John Kei tidak bisa lepas dari catatan kriminal.
Bahkan John Kei sempat disandingkan dengan mafia di Italia dan diberikan gelar 'Godfather of Jakarta' karena bisnisnya seperti mafia.
4. Kasus John Kei yang Berurusan dengan Aparat
Dilansir dari Kompas.com, Pada tanggal 12 Oktober 2004, nama John Kei kembali dikaitkan dengan Basri Sangaji.
Basri tewas ditembak di bagian dada saat berada di dalam kamar 301 Hotel Kebayoran Inn, Jakarta Selatan.
Di dalam kasus ini, John Kei lolos dari jeratan hukum karena tidak terbukti terlibat.
Pada tanggal 11 Agutus 2008, John bersama adiknya, Tito Refra, benar-benar harus hidup di balik bui di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya karena menganiaya dua pemuda
Pada 4 April 2010, massa Kei bentrok di klub Blowfish dengan massa Thalib Makarim dari Ende, Flores.
Dua anak buah John Kei tewas.
Perseteruan antara massa dari Flores dengan loyalis John juga kembali terjadi saat persidangan kasus Blowfish digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 29 September 2010.
Terakhir, John Kei berurusan dengan aparat pada kasus pembunuhan Tan Harry Tantono alias Ayung.
Ayung yang menjadi korban John Kei sempat menjadi sorotan saat dirinya muncul dalam kasus Hambalang dengan terdakwa mantan ketua umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.
Nyawa Ayung dihabisi di sebuah kamar hotel 2701 di kamar Swiss-Belhotel, Sawah Besar pada Selasa, 27 Januari 2012 lalu.
Ia ditemukan tewas dalam keadaan luka parah di bagian leher dan puluhan luka tusukan pada sekujur tubuhnya.
5. Vonis 16 Tahun Penjara
MA pun menjatuhi hukuman John Kei terkait kasus pembunuhan Ayung menjadi 16 tahun.
Vonis itu lebih lama dua tahun dari tuntutan jaksa.
"Diputuskan Rabu, 24 Juli 2013 lalu. Vonisnya 16 tahun penjara," ujar Kepala Biro Hukum dan Humas MA Ridwan Mansyur melalui pesan singkat, Senin (29/7/2013).
Ridwan enggan menjelaskan alasan majelis memperberat vonis bagi John Kei.
6. John Kei di Mata Keluarga
Adik Kandung John Kei, Tito Kei sempat membagikan sikap John Kei di mata keluarga.
Tito membuka tanggapan dengan membantah semua kasus yang beredar terkait dengan John Kei.
"Terkadang ada adik-adik kita yang buat onar dan bilangnya anak buah John Kei. Padahal, sama sekali tidak disuruh, karena kadang mereka kesal kakak saya diapain, terus mereka tidak terima dan bertindak sendiri," ungkap Tito, Selasa (21/2/2012), dalam perbincangan dengan Kompas.com di Rumah Sakit Polri Soekanto, Jakarta.
"Coba saja yang kenal dekat dia. Pasti akan bilang dia orang paling baik karena dia sangat peduli dengan adik-adik atau orang-orang susah. Orangnya dermawan," tutur Tito.
7. Sisi Putih John Kei
Tito Kei menyebutkan jika kakaknya telah membangun sebuah gereja dan rumah pastor di kampung halaman mereka di Pulau Kei.
"Kami mulai dari nol. Tukang dan bahan semua kami bawa dari Jawa. Rencananya April 2013 akan pemberkatan gereja," imbuh Tito.
Gereja itu dibangun selama empat tahun dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Dana pembangunan didapat dari pemerintah daerah sebesar Rp 100 juta.
"Tapi gereja itu biayanya miliaran, akhirnya kakak saya yang bantu semua," jelas Tito lebih lanjut.
Selain membangun gereja, John juga memutuskan untuk membantu 20 rumah warga di Pulau Kei yang masih beratapkan jerami.
Tito menjelaskan jika John juga sempat membantu Umar Kei, keponakan John Kei, dengan memberikan lampu-lampu taman di halaman masjid.
"Kalau ada yang bilang John Kei dan Umar Kei itu berseteru, itu tidak benar. Perseteruan itu hal yang biasa, tapi kami bisa rujuk lagi," pungkas Tito.
8. Berada di Penjara Khusus
John Kei ditempatkan di dalam satu kamar dengan kamera yang mengintai sepanjang waktu.
Selain semua aktifitasnya terpantau oleh kamera, ia juga dilarang berinteraksi dengan napi lainnya.
Ia juga dibatasi untuk keluar dari sel selama satu jam saja dalam waktu satu hari.
Kunjungan keluarga pun dibatasi di lapas Nusakambangan.
Hal itu harus dialami oleh John Kei selama masa tiga bulan.
9. John Kei Kini Telah Bertobat
Dilansir TribunWow.com dari Nawalaksp.id, Selasa (12/11/2018), John Kei mengaku menghabiskan waktunya dengan membaca dan beribadah.
“Saya dulu tidak pernah ada waktu untuk ibadah. Tapi Nusa Kambangan membawa Tuhan hadir di diri saya,” kata John Kei.
Ia pun mengaku menyesal dengan perbuatannya dan ingin menghapus masa lalunya tersebut.
Dirinya juga ingin mendekatkan diri pada Tuhan dan meminta bantuan dari Tuhan agar mampu bertahan di masa hukumannya.
“Kalau saya mati, saya mau masuk surga. Bukan masuk neraka kerena bunuh diri,” katanya.
Meskipun baru menjalani lima tahun hukuman penjara, John Kei mengaku sudah banyak perubahan terjadi di dirinya.
John pun kini menjadi pengkhotbah dan memberikan pencerahan bagi narapidana lainnya.
“Saya ingin menjadi manusia baru ketika saya keluar dari penjara. Saya menyerahkan hidup saya pada Tuhan,” pungkas John.(Siti Nurjannah Wulandari)
Sebagian artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "MANTAN PREMAN JAKARTA, John Kei Terjun ke Dunia Politik, Alasan Bergabung dengan PKPI"