Berita Daerah
HEBOH! Diduga Oknum Guru Paksa Puluhan Murid Minum Air Kotor, Bau Pesing Hingga Berlumut
Diduga seorang oknum guru paksa puluhan murid minum air kotor hebohkan masyarakat setempat.
Diduga seorang oknum guru paksa puluhan murid minum air kotor hebohkan masyarakat setempat.
Tak hanya kotor, diduga sang oknum guru paksa puluhan murid minum air bau pesing dan berlumut.
Berikut ini, kronologi oknum guru paksa puluhan murid minum air kotor dan berbau pesing di sekolah.
Tragedi para murid diduga disiksa oknum guru terjadi di SMPK Sint Pieter Lolondolor, Desa Leuwayan, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
• Sejumlah Murid SDN Bidara Cina 05 Pingsan Setiap Upacara karena Orangtua Tak Mampu Memberi Sarapan
• Momen Mengharukan Detik-detik Guru Honorer Dihadiahi Sepatu dan Sepeda Motor Baru dari Wali Murid
• Guru Bimbel Setubuhi Muridnya 285 Kali Selama Dua Tahun, Pelaku Janjikan Jaminan Lulus Sekolah
Guru tersebut diduga memaksa para murid meminum air kotor, berlumut dan berbau pesing.
Dugaan penyiksaan ini dilakukan terhadap murid kelas VII dan VIII di sekolah tersebut.
Kasus ini awalnya sempat dirahasiakan oleh para murid.
Kejadian itu terbongkar saat siswa kelas VIII bercerita saat sedang belajar di rumah seorang siswa berinisial I.
Cerita itu kemudian didengar oleh M yang merupakan Ibu kandung I.
M mengatakan, saat mendengar cerita tentang anaknya bersama sama teman- teman disiksa oknum guru, dirinya mengaku tidak bisa menerima perlakuan kasar itu.
Keesokan harinya, ia pun langsung melaporkan dugaan penyiksaan itu kepada ketua yayasan dan pihak komite sekolah.
“Saya dengar mereka disiksa minum air kotor dalam viber yang berlumut. Alasannya karena tidak bisa menghafal kosa kata bahasa Inggris," kata M kepada Kompas.com, Kamis (6/2/2020).
Menurut M, air dalam viber itu selain kotor juga bau, karena dekat dengan toilet.
"Saya benar-benar tidak terima, karena siksa anak minum air kotor dan bau, apalagi saat ini musim demam berdarah,” ujar M.
M menilai, perlakuan oknum guru itu sama sekali tidak mendidik.
Apalagi, bukan hanya satu anak saja yang disiksa, tetapi puluhan, yakni 27 anak.
“Kami orangtua titip anak di sekolah untuk diajarkan dengan baik. Kalau pukul saja kami masih bisa terima"
"Tetapi ini sudah keterlaluan. Siksa anak minum air dalam viber yang sudah berlumut, bau kencing dan banyak jentik nyamuk,” kata M.
Diminta tutup mulut
M menjelaskan, para guru berpesan kepada siswa, agar masalah di sekolah tidak boleh dibawa ke rumah.
Hal itu membuat beberapa anak takut untuk bercerita dan melaporkan kejadian ini kepada orangtua apalagi polisi.
M mengaku sempat dipanggil oleh kepala sekolah, Vinsesius Beda Amuntoda.
Namun, M menolak dan tetap melanjutkan masalah itu ke polisi.
Menurut M, proses hukum harus terus berjalan, karena penyiksaan ini seakan sebagai tindakan untuk meracuni anak-anak.
M meminta agar oknum guru dan kepala sekolah diberhentikan.
"Kami sebagai orangtua tidak pernah memberikan air mentah kepada anak. Kenapa di sekolah guru siksa anak-anak minum air berbau kencing berak, berlumut dan banyak jentik," kata M.
Berdasarkan pengakuan anak-anak, peristiwa itu sudah berulang kali dilakukan oknum guru tersebut.
Bahkan, menurut M, jika orangtua tidak menanggapi persoalan itu, anak-anak tetap akan diperlakukan kasar oleh guru.
Tanggapan sekolah
M sudah melaporkan peristiwa itu kepada Ketua Komisi Perlindungan Anak dan Perempuan Desa Leuwayan.
Ketua Komisi Perlindungan Anak dan Perempuan Desa Leuwayan Demeteri Perada Kia Beni, kemudian mengadukan persoalan itu ke Polsek Omesuri, pada Minggu (2/2/2020).
Demeteri mengatakan, pihak Polsek Omesuri sudah mengirim dua anggotanya untuk turun ke lokasi kejadian.
“Sayangnya, saat pihak KPAD dan utusan anggota Polres tiba di sekolah tersebut, kepala sekolah dan oknum guru yang diduga sebagai pelaku tidak kooperatif"
"Terkesan acuh dan masa bodoh dan menganggap persoalan ini adalah persoalan sepele,” kata Demeteri.
Demeteri menyebut, oknum guru yang diduga melakukan penyiksaan berinisial YTY.
Ia adalah guru honor pengasuh mata pelajaran Bahasa Inggris di SMPK Sint Pieter Lolondolor.
Kepala SMPK Sint Pieter Lolondolor Vinsensius Beda Amuntoda mengatakan, anak-anak disiksa minum air dalam viber, bukan air WC.
“Bukan minum air WC, tetapi minum air dalam viber,” kata Vinsensius singkat, saat dihubungi, Kamis pagi. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "HEBOH! Guru Paksa Puluhan Siswa Minum Air Bau Pesing Karena Tak Hafal Kosa Kata Bahasa Inggris"