Istri dan Putri Gus Dur Yakini Tidak Ada Paksaan Pakai Jilbab, Ustadz Abdul Somad Jelaskan Hukumnya
Istri dan Putri Gus Dur Yakini tidak ada paksaan pakai jilbab tertutup dalam ajaran Islam, Ustadz Abdul Somad paparkan hukum mengenakan jilbab
Polemik yang terjadi pasca pernyataan Istri Gus Dur Sinta Nuriyah Wahid yang menyebutkan wanita muslim tidak diwajibkan untuk berjilbab viral di media sosial.
Beragam argumen hingga dalil ajaran Islam mengisi lini masa media sosial.
Terlepas dari keyakinan serta pemahaman tentang tata cara mengenakan jilbab, Ustadz Abdul Somad paparkan hukum mengenakan jilbab.
Paparan tersebut disampaikan Ustadz Abdul Somad dalam sebuah tausiah yang terekam dan diunggah kembali oleh channel youtube Tanya Ustadz Somad pada tanggal 16 Agustus 2017.
Dalam tayangan tersebut, Ustadz Abdul Somad terlihat tengah memberikan tausiah kepada mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian (UPP, Riau.
Seperti pada momen tausiah umumnya, Ustadz Abdul Somad membacakan sekaligus menjawab pertanyaan dari jemaahnya.
• Istri Gus Dur Sinta Wahid Dikritik Soal Jilbab Tidak Menutupi Aurat, Alissa Wahid Angkat Bicara
Kali ini pertanyaan yang disampaikan jemaahnya berkaitan dengan hukum mengenakan jilbabb.
"Apa hukum memakai hijab, sedangkan anak ulama ada yang tak pakai hijab?," ujar Ustadz Abdul Somad membacakan pertanyaan dalam secarik kertas.
Setelah membaca pertanyaan yang diajukan, Ustadz Abdul Somad menegaskan kebiasaan atauapun penampilan seseorang tidak boleh menjadi patokan.
Sebab, hukum mengenakan jilbab telah diatur jelas dalam ajaran Islam.
"Tak bisa anak ulama jadai hukum, nanti anak ulama tak pakai baju?," tanya Ustadz Abdul Somad dibalas tawa jemaah.
"Yang penting hijab itu kan hatinya, yang penting itu hatinya," ungkap Ustadz Abdul Somad menirukan pembelaan seorang muslimah yang tidak mengenakan jilbab.
"Saya khawatir nanti datang orang gila, maf-maaf cakap, tak pakai baju. Waktu kita tanya, 'kau kenapa begini?'," cerita Ustadz Abdul Somad.
"yang penting itu hatinya pakai baju," ucap Ustadz Abdul Somad seraya menirukan gestur dan ucapan orang gila.
Analaogi yang disampaikan Ustadz Abdul Somad seketika mengundang tawa.
Jemaahnya yang didominasi perempuan terlihat tertawa terbahak-bahak mendengarkan tausiahnya.
Oleh karena itu, Ustadz Abdul Somad menegaskan hukum mengenakan jilbab atau hijab sangat jelas dalam ajaran Islam.
Hukum mengenakan jilbab katanya meliputi seluruh bagian kepala hingga menutupi bagian dada.
Sehingga, pemakaian jilbab yang benar dipaparkannya menyisakan bagian wajah dan telapak tangan.
"Yang boleh nampak macam anak UPP, dari ujung ke ujung yang nampak hanya wajah dan tapak (telapak) tangan.
"Yang dimaksud dengan tapak tangan Zohiruha wallahtinuha, ini tutup sampai kemari," ujarnya menunjukkan bagian punggung tangan yang harus tertutup hijab.
Pemakaian jilbab yang benar ditunjukan Ustadz Abdul Somad seperti yang terlihat pada mahasiswi UPP yang ada dihadapannya.
Seluruh mahasiswi katanya mengenakan jilbab panjang.
"Saya bangga, UPP bukan Universitas Islam, tapi semangat Islam luar biasa, dari ujung ke ujung tertutup jilbab panjang," ungkap Ustadz Abdul Somad.
"Wajah boleh nampak, telapak tangan boleh nampak dan jangan sempit. Jangan transparan-jangan sempit, tak boleh kalian jarang (longgar), pakai kainnya lagi di dalam dan kemudian jangan sempit.
"Ini ada orang pakai jilbab tapi sempit. Sampai menjerit paha itu, tolooong, tolooong," ujar Ustadz Abdul Somad berkelakar.
"Jangan," ungkapnya menengaskan.
Bela Ibunda
Pernyataan Ustadz Abdul Somad berbeda dengan Istri Gus Dur Sinta Nuriyah Wahid.
Sinta Wahid menyebutu wanita muslim tidak diwajibkan untuk berjilbab.
Pernyataan yang disampaikan Sinta Wahid dalam talk show bersama Deddy Corbuzier itu menuai kontroversi.
Pernyataannya juga dinilai sebagian umat muslim melenceng dari ajaran agama Islam.
Beragam pendapat kontra hingga tudingan pun disampaikan masyarakat lewat media sosial.
Terkait hal tersebut, putri Sinta Wahid, Alissa Wahid angkat bicara.
Lewat akun twitternya, @AlissaWahid; pada Selasa (21/1/2020), Alissa menegaskan perdebatan tentang jilbab telah ada sejak lama.
Hanya saja Alissa mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak menghakimi ataupun memaki ibunya apabila berbeda pendapat.
"Rame soal jilbab ya? Bagus dong ada perdebatan soal ini. Perdebatan pandangan itu baik. Yang penting tidak pakai maki-maki atau menghakimi," ungkap Alissa.
"Sebab menghakimi orang lain shalih/tidak krn beda pandangan itulah yang lebih bermasalah daripada pandangan yang berbeda2 itu sendiri," tambahnya.
Alissa pun mengingatkan perbedaan pendapat senyatanya sangat baik dalam mendalami suatu permasalahan.
Terlebih perdebatan tentang jilbab yang ditegaskan tidak wajib dikenakan seorang muslimah dipicu oleh pernyataan ibu kandungnya.
"Bagus juga debat ini dipicu Ibu Sinta Wahid. S1 dr Syariah UIN, jd paham hukum Islam. S2 dr UI, Doktor HC dari UIN atas keahlian kajian teks2 perempuan," ungkap Alissa.
"8 jam wiridan tiap hari. Puasa Daud sejak dara. Bukan orang kacangan yg belajar dari gugel lalu merasa jadi ahli agama," tambahnya nyinyir.
Namun, lanjutnya, hal terpenting adalah Alissa meyakini Sinta Wahid merupakan sosok perempuan yang tegas dan tidak terpengaruh dengan cibiran.
Sebab dibangakannya, Sinta Wahid telah menjadi istri daru Gus Dur, ulama sekaligus Presiden Republik Indonesia keempat.
"Yg terpenting: Ibunda Sinta Nuriyah adalah perempuan yg punya mental toughness (kuat). Dibully & diancam? Kagak ngefek," bangga Alissa.
Hidupnya dihabiskan utk membela mereka yang lemah. Jadi istri #GusDur berat lho. Lha beliau selain jadi istri tokoh, juga jadi pejuang in her own rights (dalam memperjuangkann haknya)," jelasnya.
Perdebatan Setengah Abad
Perdebatan tentang pemakaian jilbab diungkapkan Alissa telah ada sejak setengah abad lalu.
Perdebatan katanya bukan semata memperjuangkan akidah ataupun menutupi aurat.
Perdebatan katanya dipicu juga ideologi dan politik identitas di Indonesia.
"Nah penting juga untuk paham, bahwa urusan jilbab (beda lho dg urusan aurat) bukan hanya urusan aqidah. Urusan jilbab di Indonesia 50th terakhir ini membawa muatan ideologi & politik identitasn," papar Alissa.
"Makanya akhir2 ini banyak intimidasi & diskriminasi soal jilbab. Hati-hati, ah," ujarnya mengingatkan.
Sebab, lanjutnya, apabila perdebatan penggunaan jilbab hanya didasarkan pada hukum agama Islam, menurutnya KH Hasyim Asy'ari, KH Bisri Syansuri dan ulama lainnya akan dipertanyakan tentang kealimannya.
Sehingga pihak yang menyebutkan Sinta sesat ataupun maksiat menurytnya sama halnya menghakimi keturunan Rasulullah SAW di Yordania.
Sebab muslimah di Yordania diungkapkannya tidak berjilbab.
"Pikniklah biar lihat keberagaman," imbuh Alissa.
• Larangan Cadar dan Celana Cingkrang Justru Bawa Berkah, Ini Sama Kayak Aturan Jilbab Dulu
• Kaum Hawa Jadi Korban Dampak Kebijakan Jilbab Terkait Keyakinan dan Toleransi Agama yang Berbeda
Sedangkan, pihak yang menyebutkan Ibundanya liberal menurutnya serupa dengan menyebut KH Wahid Hasyim liberal.
Sebab diakuinya, istri dari KH Wahid Hasyim, yakni Nyai Wahid Hasyim tidak berjilbab.
Apabila demikian, KH Bisri Syansuri pendiri Nahdlatul Ulama (NU), ayah dari Nyai Wahid Hasyim pun ditegaskan Alissa seorang liberal.
"Krn Nyai Wahid Hasyim adalah putrinya. Saya hanya ambil contoh yg terdekat dg saya, yaa...," ungkap Alissa.
Sedangkan bagi pihak yang menyebutkan ibunya akan masuk neraka karena tidak mengenakan jilbab, Alissa kembali memberikan analogi sederhana.
"Yang bilang Ibu saya auto-neraka krn tdk berjilbab, gimana? Wiiih, panitia po? Piye sih dulu belajar soal timbangan amal-dosa?," papar Alissa.
"Berarti semua ulama buesar-buesar yang saya sebutkan tadi, juga masuk neraka, hanya gara2 tak wajibkan jilbab? Hayuk belajar lagi soal surga neraka," jelasnya.
Terkait adanya beda pendapat etrsebut, Alissa mengingatkan agar semua pihak dapat bersikap tenang.
Sebab, beda pendapat menurutnya lumrah terjadi.

Hanya saja dirinya tidak menginginkan adanya baku hantam ataupun melibatkan aparat penegak hukum dalam perdebatan.
"Sebagai bangsa, kita memang masih harus belajar berbeda tapi asyik bersaudara. Tapi ada yg menyesatkan dan menghina kita? Kita tidak menjadi hina karena dihina orang lain," tegas Alissa.
"Justru mereka yang menghina kita sejatinya sedang menghinakan dirinya sendiri. Allah mengukur kita dari ketaqwaan kita kok, bukan dari penghakiman orang lain," ungkapnya.
Oleh karena itu, dirinya mengaku tidak akan menanggapi undangan perdebatan ataupun tantangan.
Karena menurutnya tidak semua undangan harus dipenuhi, khususnya undangan untuk berkelahi.
"Ada yang mancing dan ngajak berantem? Ya jangan disambut. Wong agenda mereka memang ngundang berantem. Kalau kita sambut, ya terpenuhi dong tujuan mereka bikin kisruh," tegas Alissa.
"Gitu saja kok repot," tutupnya.
Tidak wajib Pakai Jilbab
Pernyataan Sinta Nuriyah Wahid yang menyebutkan wanita muslim tidak diwajibkan untuk berjilbab terekam dalam channel Youtube milik Deddy Corbuzier pada tanggal 15 Januari 2020.
Dalam talk show tersebut, Sinta mengakui pemashaman tersebut sejalan dengan suaminya, Almarhum Gus Dur.
"Iya (tidak diwajibkan mengenakan jilbab," ungkap Sinta menjawab pertanyaan Deddy Corbuzier tentang pemakaian jilbab.
Hal tersebut pun ditegaskan Putri bungsu Gus Dur, Inayah Wahid.
Inayah katanya tidak pernah diminta Gus Dur untuk mengenakan jilbab.
"Dari dulu enggak pernah," ungkap Inayah.
Pernyataan keduanya tentang wanita muslim tidak diwajibkan untuk berjilbab menuai kontroversi.
Ratusan komentara dituliskan dalam kolom komentar hingga media sosial hingga saat ini.