Gelar Presentasi dan Pameran Karya Ilmiah, SMA Kolese Kanisius Jakarta Menuju Konsep Merdeka Belajar

Presentasi karya penelitian ilmiah ini menjadi bagian dari eksibisi pengalaman belajar (Exhibitions of Learning Experience) siswa untuk menuju puncak pengalaman dari konsep Merdeka Belajar Mendikbud Nadiem Makarim.

SMA Kanisius Jakarta menggelar presentasi research paper atau presentasi karya penelitian ilmiah yang diikuti oleh para siswa kelas 12 (kelas 3 SMA) jurusan IPA dan IPS.

Kegiatan presentasi karya penelitian ilmiah SMA Kolese Kanisius ini diselenggarakan pada tanggal 20-23 Januari 2020 di Sekolah Kolese Kanisius Jakarta Jalan Menteng Raya no. 64, Jakarta Pusat.

Selain presentasi karya ilmiah, kegiatan ini juga diikuti dengan pameran produk hasil karya ilmiah para siswa.

• Lewati Hadangan Kolese Kanisius, SMAN 71 Sukses ke Partai Puncak DBL Jakarta Championship 2019

• Seminari St Vincentius a Paulo Garum Belajar Creative Writing dan Speed Reading Bersama PGU

• Gandeng Unika Musi Charitas dan PGU, Seminari Menengah St Paulus Palembang Gelar LDK

Kepala SMA Kolese Kanisius Pater Eduard C Ratu Dopo SJ mengatakan, presentasi karya penelitian ilmiah ini menjadi bagian dari eksibisi pengalaman belajar (Exhibitions of Learning Experience) siswa untuk menuju puncak pengalaman dari konsep Merdeka Belajar Mendikbud Nadiem Makarim.

“Kami (SMA Kanisius Jakarta) mendefinisikan tentang Merdeka Belajar, yakni sebuah passion atau hasrat untuk menggali sesuatu ilmu yang keluar dari sebuah concern keprihatinan,” ungkap Pater Eduard kepada Wartakotalive.com, Senin (20/1/2020).

Ia menyebutkan, kegiatan presentasi ini dilakukan oleh 231 siswa kelas 12 yang dibagi dalam 77 kelompok karya tulis.

• Ikatan Alumni Seminari Stella Maris Gelar Lomba Futsal

• Tak Sekadar Reuni, Alumni Tilik Merto Gelar Diskusi Bertajuk Tantangan Beragama dan Berdemokrasi

Dari 77 kelompok ini terdapat 19 kelompok dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan 58 kelompok dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

“Dari 77 kelompok ada 77 topik. Semua karya ilmiah tersebut diuji di depan para guru pembimbing, orangtua siswa dan teman-teman mereka. Karya tulis ini akan menambah nilai. Ini bobot 50 persen di ujian sekolah,” jelas Pater Eduard. 

Karakter diri siswa

Lebih lanjut dipaparkan, pihak sekolah sudah membekali para siswa untuk membuat karya ilmiah dimulai dari kelas 11 dengan orientasi tema terlebih dahulu.

Kemudian di kelas 12, siswa mulai membuat kelompok dan memilih tema karya ilmiah yang ingin dibuat.

Ia menilai, bahwa proses dari pembuatan karya ilmiah ini ditujukan untuk melihat karakter diri siswa.

“Lewat kegiatan ini para siswa tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan setiap proyek penelitian yang mereka lakukan, tetapi mereka juga dilatih untuk peka dan peduli dalam menanggapi berbagai macam persoalan yang ada di dalam masyarakat, serta mampu menyelesaikan masalah tersebut dan diharapkan mereka menjadi agen perubahan,” jelasnya.

Kemampuan literasi 

Sementara itu, Ketua Panitia Presentasi Research Paper Petrus Jemadi mengatakan, dengan presentasi karya ilmiah ini, para siswa ikut belajar dalam menghadapi perubahan zaman di abad ke-21 yang menuntut berbagai kemampuan dan keterampilan baru.

Kemampuan dan keterampilan baru itu misalnya saja berpikir kritis (critical thinking), kreatif dan inovatif (creativity and inovation), keterampilan bekerja sama (collaboration), dan komunikasi (communication).

“Lewat kegiatan ini pula, para siswa diasah dan diuji kemampuannya dalam bidang literasi, yaitu literasi bahasa, literasi numerasi, dan literasi digital,” sebutnya.

Adapun pembuatan karya penelitian ilmiah ini merupakan bagian dari penilaian akhir pendidikan siswa di SMA Kanisius Jakarta.

Terapkan teori di masyarakat