Kecelakaan

Kepada KPAI Pihak Sekolah Mengaku Siswi yang Lompat dari Lantai 4 Sekolah Sering Murung

Retno Listyarti melakukan peninjauan ke sekolah yang berada di bilangan Ciracas, Jakarta Timur, tempat siswi berinisial SN (14) bersekolah.

Penulis: Rangga Baskoro |
Wartakotalive.com/Rangga Baskoro
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com Rangga Baskoro

CIRACAS, WARTAKOTALIVE.COM - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan Retno Listyarti melakukan peninjauan ke sekolah yang berada di bilangan Ciracas, Jakarta Timur, tempat siswi berinisial SN (14) bersekolah.

Kunjungan yang dilakukan untuk menindaklanjuti pemberitaan mengenai kematian SN yang tewas setelah melompat dari lantai 4 gedung sekolah tersebut, berlangsung tertutup selama kurang lebih 2 jam..

Kepada Retno, pihak sekolah mengaku bahwa kondisi psikologis SN berubah sejak ditinggal ibu kandungnya beberapa bulan lalu.

Sekolah tempat seorang siswi berinisial SN (14) menimba ilmu di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (20/1/2020).
Sekolah tempat seorang siswi berinisial SN (14) menimba ilmu di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (20/1/2020). (Wartakotalive.com/Rangga Baskoro)

"Anak ini (SN) memang kan diketahui kalau ibunya baru meninggal, tidak baru juga sih yah sudah beberapa bulan yang lalu," ucap Retno di lokasi, Senin (20/1/2020).

SN terlihat sering murung dan sering menceritakan kesedihannya di akun media sosial pribadi miliknya.

"Dia ini dekat betul dengan sang ibu. Jadi di media sosialnya itu memang muncul kalimat-kalimat kangen dengan Sang Ibu. Ibunya sudah meninggal, sementara si Ibunya ini dianggap yang paling tahu tentang dirinya. Tempat mengadu, tempat berlindung dan lain-lain. Jadi dia merasa kehilangan betul," tuturnya.

Retno juga menyatakan perceraian kedua orang tuanya juga berperanpenting dalam tumbuh kembang SN yang masih berusia remaja.

"Nah perasaan kehilangan ini kan belum sembuh yah. Jadi orangtuanya bercerai saja berat bagi anak, dia belum pulih secara psikologi muncul problem ibunya meninggal. Ini berat banget. Nah karena anak ini menghadapi hal yang seperti itu, tentu tidak ringan, bukan masalah ringan," kata Retno.

Sebelumnya, SN (14), seorang siswi yang duduk di kelas IX SMP melakukan percobaan bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 4 gedung sekolahnya.

SN sempat dirawat di ruang ICU selama dua hari sebelum dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (16/1/2020) lalu lantaran mengalami patah tulang di bagian dada dan panggul. (abs)

Pihak Sekolah dan Sudin Pendidikan Bungkam

Nasrun, Kepala Sekolah sebuah SMP di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, yang jadi tempat SN (14) menimba ilmu, bungkam saat ditanya ihwal tas milik muridnya yang diamankan pihak sekolah.

Tas tersebut diamankan lantaran saat jam sekolah usai, SN masih tertidur di UKS pada Selasa (14/1/2020) lalu.

"Maaf mas saya enggak bisa ngomong apa-apa. Sudah diserahkan semuanya sama KPAI, Dinas Pendidikan dan Polres Metro Jakarta Timur," kata Nasrun di lokasi, Senin (20/1/2020).

Hal yang senada juga disampaikan oleh Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Timur Gunas Mahdianto.

Insiden meninggalnya SN lantaran nekat melompat dari lantai 4 gedung sekolah telah diserahkannya kepada instansi terkait.

"Kalau itu biar kepolisian saja yang ngomong," singkat Gunas.

Sebelumnya, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti membenarkan bahwa tas milik SN memang diamankan pihak sekolah sebelum KBM usai pada Selasa (14/1/2020) lalu, sekira pukul 14.00 WIB.

"Kan sudah dikatakan kepada si anak. Anaknya sudah minta dan nanti (kata sekolah) dikembalkkan," ucap Retno.

Namun demikian, pihak sekolah menginginkan agar orang tua SN yang datang untuk mengambil tas tersebut agar mereka bisa mendiskusikan kondisi SN yang sering sakit kepala saat KBM berlangsung. (abs)

Misteri Tas Siswi SMP yang Diamankan Pihak Sekolah

Kejadian meninggalnya seorang siswi SMP berinisial SN (14) yang tewas lantaran melakukan percobaan bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 4 gedung sekolahnya, membuat banyak masyarakat bersimpati.

Tak lama setelah itu, muncul lah tagar #RIPNadia sebagai bentuk rasa belasungkawa dan sekaligus dorongan untuk meminta kepada pihak sekolah, Dinas Pendidikan dan kepolisian agar mengusut tuntas insiden kematian SN.

Banyak dari mereka yang menduga bahwa SN nekat terjun dari lantai 4 lantaran jadi korban perundungan.

Dugaan tersebut disertai dengan foto tangkapan layar dari pesan singkat yang menceritakan motif beserta kronologis sebelum insiden terjadi.

Salah satu akun yang memposting tangkapan layar dari pesan singkat yakni @yungiscult.

Tertulis bahwa pada Selasa (14/1/2020) pagi, SN mengalami sakit kepala dan memutuskan untuk tidur di UKS.

Ia pun meminta agar teman-temannya beritahukannya kepada pihak sekolah.

Namun, saat terbangun, kegiatan belajar mengajar (KBM) telah berakhir.

SN kemudian beranjak ke kelas untuk mengambil tasnya yang ternyata telah diamankan oleh seorang guru.

SN yang takut untuk mengambil tasnya sendiri memutuskan untuk menelpon kakaknya.

Namun, kakaknya menyuruh dia untuk kembali ke rumah agar keesokan harinya, tas tersebut bisa diambil oleh ayah dan kakaknya.

Masih berdasarkan tangkapan pesan singkat tersebut, SN kemudian menuliskan pesan kepada teman-temannya.

"Kalian semua kan tdk suka sama aku, sampai tdk mau beritahu guru kalo aku sakit tidur di UKS. Tenang aja, nanti jam 15.30 aku juga sudah ga ada kok utk selamanya".

KPAI Benarkan Tas Diamankan Pihak Sekolah

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti membenarkan bahwa tas milik SN memang diamankan pihak sekolah sebelum KBM usai pada Selasa (14/1/2020), sekira pukul 14.00 WIB.

"Kan sudah dikatakan kepada si anak. Anaknya sudah minta dan nanti (kata sekolah) dikembalikan," ucap Retno saat ditemui di sekolah SN di bilangan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (20/1/2020).

Namun demikian, pihak sekolah menginginkan agar orang tua SN yang datang untuk mengambil tas tersebut agar mereka bisa mendiskusikan kondisi SN yang sering sakit kepala saat KBM dimulai.

"Tapi keluarganya yang ambil. Mungkin maksudnya wali kelas biar mereka (orang tua SN) yang ambil.

"Mau diobrolin oleh keluarganya, kenapa sih sering pusing, sering sakit? Ada hal yang mau dibicarakan dengan keluaga," jelasnya.

Melalui Retno, pihak sekolah menyangkal bahwa mereka menahan tas SN.

Hal itu dilakukan guna membujuk agar tasnya diambil oleh orang tuanya saja.

"Jadi 'besok ya tasnya diambil, tapi dengan keluarganya'. Jadi bukan dalam kondisi tasnya ditahan, enggak.

"Sayangnya, belum sempat keluarga datang dan anaknya ngomong dengan keluarganya, dia sudah lompat dari lantai 4," ujar Retno.

Retno mengaku tak mengetahui isi di dalam tas milik SN.

Namun, tas itu kini sudah dikembalikan pihak sekolah kepada orang tua SN. (abs)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved