Gadis Kembar Depok Diboyong dari Makassar Naik Kapal Laut dan Dulu Ditebus Rp 5 Juta dari RS

Gadis kembar identik di Depok terpaksa hidup terpisah karena salah satunya diangkat anak oleh orangtua yang kesepian hanya hidup berdua di rumah.

Penulis: Vini Rizki Amelia |
Warta Kota/Adhy Kelana
Nabilla-Nadya, kembar identik yang terpisah 16 tahun akhirnya dipertemukan kembali berkat twitter. 

Gadis kembar identik di Depok terpaksa hidup terpisah karena salah satunya diangkat anak oleh orangtua yang kesepian hanya hidup berdua di rumah.

Memiliki empat orang anak dewasa nyatanya menjadi alasan Nadya Tri Elvira (16) diboyong ke Depok sebagai anak angkat dan terpisah dengan dua saudara kembarnya.

Triadi (38), kakak angkat Nadya mengatakan, awalnya kedua orang tuanya mengangkat anak lantaran selalu merasa hanya berduaan saja di rumah.

"Karena kan anak-anaknya mama papa sudah pada kuliah, jarang di rumah jadi kepikiran buat angkat anak," kata Triadi yang merupakan kakak angkat Nadya yang ketiga.

Sampai akhirnya, rejeki menghampiri dengan penawaran dari kerabat Triadi yang ada di Makassar bahwa ada keluarga yang tak mampu menebus anaknya di rumah sakit.

"Di tawarin, ada nih anaknya kembar tiga mama bilang wah banyak banget kalau tiga, jadi mama sama papa putusin ambil satu aja, yang tengah (anak kedua) aja," papar Triadi.

Ya, sebagai kembar tiga, Nadya merupakan anak kedua sementara kembarannya yakni Nabila merupakan bontot dari ketiga kembar yang hingga kini masih mencari tahu keberadaan kakak kembar mereka yang pertama.

Karena ukuran berat badan Nadya saat lahir itu hanya 1,5 kilogram, maka Nadya pun diboyong dari Makassar ke Depok menggunakan kapal laut, sambung kereta dan kemudian dijemput di Gambir, Jakarta Pusat.

"Karena memang kecil banget waktu lahir, seukuran botol saus beling jadi enggak bisa naik pesawat," kata Triadi.

Nabill-Nadya dan orangtua mereka.
Nabill-Nadya dan orangtua mereka. (Warta Kota/Adhy Kelana)

Saat itu, Nadya diambil langsung dari rumah sakit. Ya, orang tua Nadya memang keluarga tak mampu yang tak dapat menebus Nadya di rumah sakit pasca dilahirkan.

"Mama ditawarin untuk menebus Rp 5 juta saat itu, karena orang tua kandungnya dia (Nadya) enggak mampu (menebus)" papar Triadi.

Sampai akhirnya, siswi Kelas XI Al Azhar Asy Syarif, Depok ini hadir di tengah-tengah keluarga orang tua angkatnya yang membesarkannya hingga kini di Depok.

Triadi mengatakan, awal keluarganya ditanya oleh Nadya mengenai kebenaran Nadya sebagai anak angkat membuat seluruh keluarganya kaget.

"Mama dan orang-orang rumah enggak ada yang mau kasih tahu, kita coba alihkan perhatian dia setiap kali dia nanya soal kebenaran itu," tutur Triadi.

Selama satu minggu, keluarga angkat Nadya merahasiakan kebenaran putri bungsunya ini adalah anak angkat.

Sang mama dan ayah angkat kemudian mengajak ngobrol anak-anaknya yakni kakak-kakak angkat Nadya mengenai keputusan apakah akan memberi tahu atau tidak kenyataan ini.

"Sampai akhirnya kita putuskan untuk kasih tahu. Mama langsung ajak Nadya ngobrol berdua di kamar, di kamar itu Nadya dan mama nangis," ujar Triadi.

Beruntung, kata Triadi, adik bontotnya ini merupakan gadis yang kuat dan tak berpikir atau bereaksi macam-macam atas rahasia yang disimpan belasan tahun dari gadis berkawat gigi ini.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved