Tahun Baru Imlek

SIMAK! Tips Berbelanja Kebutuhan Imlek di Tahun Baru Imlek 2020, Mulai dari Cheongsam Hingga Lampion

Banyak yang belum mengetahui, terkait beberapa tips berbelanja kebutuhan Imlek di Tahun Baru Imlek, pada 25 Januari 2020 mendatang.

Penulis: | Editor: PanjiBaskhara
Warta Kota/Desy Selviany
Ilustrasi - Banyak yang belum mengetahui, terkait beberapa tips berbelanja kebutuhan Imlek di Tahun Baru Imlek, pada 25 Januari 2020 mendatang. 

"Saya dari Tangerang, sengaja kesini Pukul 08.00 supaya bisa keliling Pasar Petak 9 buat berburu barang imlek," kata Tanlia ditemui di sebuah toko baju di Pasar Petak 9, Jakarta, Senin (13/1/2020).

Tanlia saat itu langsung memborong empat kaos merah bergambar tikus. Kaos itu akan dibagikannya kepada keponakannya.

"Disini lebih murah ketimbang di Tangerang, jadi gak apa deh jauh sedikit belanjanya," kata Tanlia.

Selain Tanlia, Berta (35) juga tengah sibuk berburu kaos merah bergambar tikus.

Kaos itu akan dibagikannya ke karyawan tokonya saat imlek 25 Januari mendatang.

"Biar meriah saja, jadi karyawan nanti kompakan pakai baju merah," kata Berta.

Pedagang kaos imlek Sumo (50) mengakui ada kenaikan omset jelang satu minggu menuju imlek. Kenaikan omset capai 85 persen.

"Sudah penuh ini lapak saya dari kemarin, sampai orang susah lewat," kata Sumo kepada Wartakotalive.com.

Sumo biasanya hanya berjualan nanas madu. Namun karena menjelang imlek ia melihat ada peluang dalam menjual kaos bergambar tikus.

"Ini harga termurah Rp40 ribu termahal Rp60 ribu," kata Sumo.

Pantauan Wartakotalive.com seminggu menjelang imlek Pasar Petak 9 mulai menggeliat.

Bukan hanya tukang kaos imlek, tukang pernak-pernik imlek dan kue diburu oleh warga.

Namun kenaikan omzet saat imlek tidak dialami pedagang amplop.

Ercik (40) mengaku kehilangan hampir 100 persen pelanggannya di imlek tahun ini.

"Waduh turun drastis kalau sekarang, dulu pendapatan bisa sampai Rp40 juta jelang imlek, sekarang Rp10 juta saja sulit," kata Erick.

Erick tidak mengetahui persis mengapa pembeli amplop angpau semakin berkurang.

Kondisi ini kata Erick juga berlaku saat ia menjajakan dagangannya secara online.

"Mungkin karena krisis ekonomi, jadi orang kasih angpau semakin menurun," kata Erick.

Bukan hanya itu pasokan amplop angpau juga menurun drastis. 

Ia mengaku kerap kesulitan mendapatkan stok amplop angpau di tahun ini.

"Banyak pabrik amplop angpau yang tutup, jadi sudah omset menurun, cari barang juga susah," kata Erick.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved