Rano Karno Ingin Pemerintah Daerah Tangani Ondel Ondel Ngamen di Jalan
Politisi dan seninan Rano Karno gelisah dan terganggu melihat ondel ondel 'ngamen' di pinggir jalan dan bukan pada tempatnya.
Penulis: Arie Puji Waluyo | Editor: Max Agung Pribadi
Politisi dan seninan Rano Karno gelisah dan terganggu melihat ondel ondel 'ngamen' di pinggir jalan dan bukan pada tempatnya.
Ketidak sukaan terhadap realita ondel ondel saat ini dikarenakan Rano Karno menganggap, ondel ondel adalah kultur budaya Betawi yang harus dijaga dan dilestarikan.
Sehingga Rano Karno merasa terganggu melihat realita saat ini, ondel ondel dijadikan sebuah alat untuk memenuhi kehidupan para pelakunya.

"Saya paham mereka butuh hidup. Cuman ini adalah kepekaan saya, bahwa saya merasa terganggu ada ondel ondel dijalanan untuk ngamen," kata Rano Karno.
Hal itu ia katakan ketika ditemui disela jumpa pers 'Mega Konser Akhir Cerita Cinta Si Doel' di kantor Falcon Pictures, di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Senin (13/1/2020).
Jika ditanyakan siapa yang bertanggungjawab mengenai terkikisnya budaya Betawi karena ondel ondel ada dipinggir jalan, Rano menilai bahwa semua adalah tanggungjawab bersama.
Meski begitu, Rano ingin pemangku jabatan seperti Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, serta komunitas kebudayaan ikut andil dalam kegelisahan tentang ondel ondel.
• Rano Karno: Tempat Ondel-Ondel Bukan di Jalanan!
"Kan ada lembaga kebudayaan Betawi dan Dinas Kebudayaan, mereka harusnya pikirkan juga soal realita ini. Saya yakin mereka berpikir, cuman mungkin permasalahan ondel ondel terlalu luas," jelasnya.
"Sehingga tidam tahu formulanya bagaimana mengatasi realita ondel ondel ini," tambahnya.
Pria yang disebut 'Si Doel' dalam dunia panggungnya itu merasa kalau pemangku kebijakan pasti peka terhadap realita ondel ondel 'ngamen' di jalan.
Selain itu, Rano beranggapan bahwa ada anggaran kebudayaan untuk melestarikan sebuah simbol budaya daerah, termasuk juga ondel ondel.
• Ondel-ondel yang Berkeliling di Jalan, Pengemis yang Ganti Baju
"Saya yakin DKI Jakarta anggaran untuk pelestarian budayanya besar. Mungkin dengan anggaran, bisa menempatkan ondel ondel di tempat yang tepat," ucapnya.
Lebih lanjut, Rano Karno menginginkan pemangku jabatan bisa membuat tempat yang layak untuk ondel ondel dilestarikan. Bukan dijadikan alat pencari uang di pinggir jalan.
Sebab, bagi Rano Karno, ondel ondel memiliki sebuah sejarah kultur budaya Betawi yang harus benar-benar dijaga soal kekuatannya.
"Misal merevitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Setu Babakan, dan masih banyak. Tak perlu tempat yang mahal, yang penting ada tempat untuk ondel ondel dilestarikan," ujar Rano Karno.