Banjir Jakarta
Banyak Warga Kampung Pulo Terluka Terkena Pecahan Kaca dan Paku saat Bersih-Bersih Sisa Banjir
Banyaknya pecahan kaca dan paku di lokasi sisa banjir, membuat kaki para warga Kampung Pulo Jakarta Timur terluka saat bersih-bersih sisa banjir.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: PanjiBaskhara
Banyaknya pecahan kaca dan paku di lokasi sisa banjir, membuat kaki para warga Kampung Pulo Jakarta Timur terluka.
Banyaknya pecahan kaca dan paku di lokasi sisa banjir tersebut, saat warga di Kecamatan Jatinegara ini sedang bersih-bersih permukiman terdampak banjir.
Kali ini, korban tertusuk pecahan kaca dan paku tersebut Ketua RT 13/03 Kelurahan Kampung Melayu Endin.
Endin mengatakan, ia termasuk salah satu korban tertusuk beling saat proses pembersihan lumpur dan sampah.
• Muhaimin Iskandar Pimpin Normalisasi Selokan di Kampung Pulo
• 800 Petugas Gabungan Dikerahkan Bersihkan Kampung Pulo Pasca-Banjir
• Lintasarta Gandeng BAZNAS Salurkan Bantuan bagi Korban Banjir Kampung Pulo
"Paling banyak itu kena paku dan pecahan kaca pas bersih-bersih rumah. Kaki saya saja ini bengkak dan baret pas bersih-bersih," tutur Endin di Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (7/1/2020).
Luka tusuk yang dialami Endin dan warga RW 03 lainnya lantaran mereka tak mengenakan sepatu bot saat membersihkan rumah.
Hanya segelintir warga RW 03 yang memiliki sepatu bot, itu pun harus dipakai bergantian dengan warga lainnya.
"Karena enggak punya sepatu bot jadi kaki pada luka. Ini saya baru habis dari pos kesehatan berobat kaki yang bengkak, dikasih antibiotik biar enggak infeksi," ungkapnya.
Warga lain Mahfudin (40), menyatakan hal yang sama. Bahkan seorang tetangganya mengalami luka infeksi di bagian kaki terkena sisa tusuk sate.
"Banyak sampah yang bikin luka, paku dari plafon jebol. Pecahan kaca perabot rumah warga, tusuk sate, kayu. Sepatu bot yang saya pakai ini minta sama PPSU," kata Mahfudin.
Endin dan Mahfudin berharap adanya bantuan sepatu bot untuk warga Kampung Pulo agar kejadian tersebut tak memakan banyak korban.
Hal dikarenakan pembersihan sisa lumpur dan sampah bekas banjir diprediksi bisa memakan waktu satu bulan.
"Dulu pernah sampai dua bulan baru rumah warga bersih. Ya, kalau bisa sih ada bantuan sepatu bot, dari pemerintah atap relawan. Biar kaki kita enggak luka," ujarnya. (abs)
800 Petugas Gabungan
Tebalnya lumpur mengendap di permukiman warga Kampung Pulo akibat terendam banjir, cukup menyulitkan masyarakat.
Oleh sebab itu, warga dan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur melaksanakan kerja bakti.
Wakil Wali Kota Jakarta Timur, Uus Kuswanto memimpin pelaksanaan kerja bakti di Kampung Pulo.
Sebanyak 800 personil gabungan dari unsur satgas rescue Satpol PP, Sudin Bina Marga, Sumber Daya Air, Lingkungan Hidup, Perhubungan, Pertamanan dan Sosial termasuk PPSU, TNI serta Polri dikerahkan untuk membersihkan Kampung Pulo.
Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Timur Uus Kuswanto mengatakan kegiatan tersebut menjadi fokus yang dilakukan pihaknya pasca banjir merendam permukiman warga.
"Hari ini saya mendapatkan tugas di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, usai memimpin apel petugas gabungan bergerak menuju lokasi terdampak banjir," kata Uus di lokasi, Minggu (5/1/2020).
Lokasi terparah yang terendam banjir di Kampung Pulo terdapat di wilayah RW 06, 07 dan 07.
Mereka pun terkonsentrasi untuk membersihkan di sekitar wilayah tersebut.
Kerja bakti dilakukan guna mengangkut sisa sampah dan puing-puing banjir dan membersihakn endapan lumpur tebal di lingkungan warga.
Uus mengimbau kepada warga yang tonggal di dataran rendah maupun pinggir kali untuk tetap waspada dan siaga.
"Karena menurut info dari BMKG curah hujan masih cukup tinggi di wilayah DKI Jakarta, untuk itu warga diwajibkan untuk secara bersama-sama berkoordinasi secara cepat jika terjadi bencana banjir," ucapnya. (abs)
Perlu Banyak Waduk
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau lokasi banjir di Kampung Pulo, Jatinegara Jakarta Timur, Rabu (1/1/2020) malam.
Anies menyebut jika permasalahan yang terjadi perlu memperbanyak waduk.
Dikatakan Anies Kawasan Kampung Pulo Jatinegara merupakan wilayah yang memang dilintasi oleh aliran Kali Ciliwung.
Sehingga ketika mendapatkan kiriman dari hulu dengan volume tingga akan terjadi luapan.
"Ini sudah normalisasi. ini yang harus dikendalikan caranya gimana dengan membangun waduk dan embung yang lebih banyak," kata Anies di Jatinegara, Rabu (1/1/2020).
Dikatakan Anies, walaupun kawasan Jatinegara Barat sudah dilakukan normalisasi tetap akan terdampak jika debit air dari hulu meningkat.
Hal itu perlu adanya pengendali, sehingga air dari pegunungan bisa ditampung di kawasan-kawasan hulu sebelum secara bertahap diturunkan ke pesisir.
Menurutnya jika air dilepas begitu saja ke pesisir, setinggi-tingginya tembok dinding sungai, selebar-lebarnya sungai akan alami limpahan seperti yang terjadi malam ini di Kampung Pulo.
"Kalo cuma dilebarkan selama volume air tidak dikendalikan contohnya ini nyatanya kena limpahan juga," ucapnya. (JOS)
Anies Diprotes Warga
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diprotes oleh warga Kampung Pulo Jatinegara, Jakarta Timur saat tinjau banjir yang terdampak pada pemukiman padat itu.
Anies diprotes warga karena merasa respon penangganan banjir lambat, sehingga banyak masyarakat yang belum dievakuasi, terlebih debit air aliran Kali Ciliwung terus naik.
"Pak Anies kami minta respon cepat pak. Didalam itu masih ada beberapa warga yang belum di evakuasi. Ada bayi juga," kata seorang warga yang tengah menghampiri Anies, Rabu (1/1/2020).
Anies yang saat itu mengenakan jaket berwarna merah meminta petugas untuk segera melakukan evakuasi terhadap warga yang masih berada didalam rumah.
Dalam kesempatan itu, Anies Baswedan yang juga didampingi oleh Wali Kota Jakarta Timur, hanya memantau debit air aliran Kali Ciliwung yang meluap ke ruas Jalan Jatinegara Barat.
Namun tak berselang lama, Anies juga dihampiri seorang wanita dalam keadaan menangis.
Sebab, masih ada lampu yang menyala meskipun, beberapa lampu sudah di matikan.
Hal itu dikhawatirkan terjadi korban akibat sengatan listik.
"Mana katanya mati listriknya ini masih nyala. Ini ada keluarga saya pak, katanya sudah mati"
"Saya juga ingin yang terbaik, saya suka bapak, tapi setidaknya koordinasi yang dibawah harus baik," kata wanita itu.
Melihat protes yang dilontarkan wanita tersebut, Anies pun langsung menghampir dan berupaya menenangkan wanita tersebut.
"Iya nanti padam, sabar ya sabar," ujar Anies.
Pantauan Wartakotalive.com hingga pukul 21.00 WIB ketinggian air di aliran Kali Ciliwung Jatinegara kembali meningkat, bahkan debit air meluap ke jalan hingga mencapai ketinggian 60 centimenter.
Hingga saat ini kondisi dilokasi, gelap gulita akibat aliran listrik di padamkan. (JOS)