Kriminalitas
Reynhard Sinaga Dikenal Sosok Supel dan Serius Dalam Menuntut Ilmu di Mata Teman Semasa Kuliah di UI
Teman satu angkatan Reynhard Sinaga, semasa kuliah di Universitas Indonesia (UI) mengaku, kaget dengan kasus yang menimpanya.
Penulis: Vini Rizki Amelia |
Teman satu angkatan Reynhard Sinaga, semasa kuliah di Universitas Indonesia (UI) mengaku, kaget dengan kasus yang menimpanya.
Reynhard Sinaga menempuh kuliah di UI jurusan Arsitektur tahun 2002 dan lulus 2006.
Selepas lulus dari UI, Reynhard Sinaga melanjutkan kuliah ke luar negeri.
“Kami terkejut mendengar berita ini, rasa simpati yang mendalam terhadap para korban dan apresiasi untuk proses hukum yang telah berlangsung dengan adil,” dalam keterangan resmi yang diterima dari Alumni Arsitektur UI angkatan 2002, Selasa (7/1/2020).
Teman seangkatan Reynhard mengaku hilang komunikasi dengan pria kelahiran Jambi 1983 itu sejak lulus kuliah.
Sebab, keberangkatan Reynhard ke Inggris untuk menggali ilmu S2 nya lah yang menjadi momen yang membuat teman-temannya tak lagi berkabar dengannya.
“Sejak lulus dari Arsitektur UI di tahun 2006, kami kehilangan kontak komunikasi sejak Reynhard pindah ke Inggris di tahun 2007 dan menetap disana,” tulis keterangan tersebut.
Semasa kuliah, para temannya mengaku, tidak menyangka atas perilaku menyimpang tersebut.
• Kepolisian Menelusuri Catatan Kriminal Reynhard Sinaga di Indonesia yang Divonis Bui Seumur Hidup
Menurut teman seangkatan, Reynhard adalah sosok yang ceria.
“Reynhard yang kami tahu sewaktu kuliah adalah pribadi yang ceria, ramah dan supel dalam berteman, serius dalam studinya,” tulisnya.
Mereka berharap agar kasus yang menimpa Reynhard bisa segera selesai.
“Doa kami untuk keluarga Reynhard dan para korban agar bisa menjalani proses peradilan ini dengan kuat dan tabah,” katanya.
Sementara itu, diberitakan BBC.com, para pria korban perkosaan Reynhard Sinaga mengatakan, mereka ingin Reynhard menderita atas apa yang telah dia lakukan terhadap para korban dan "membusuk di neraka".
Berdasarkan hukum Inggris, identitas korban perkosaan, termasuk nama, tidak boleh diungkap ke publik seumur hidup kecuali korban memutuskan untuk membuka jati dirinya.
Korban-korban perkosaan -semua adalah pria kulit putih Inggris berusia rata-rata 21 tahun- mengatakan, mereka "tak akan pernah melupakan, saat polisi mendatangi mereka" dan mengungkapkan apa yang terjadi pada mereka.