Geng Solo
Ramai Isu Geng Solo di Tubuh Polri, Pengamat Sebut IPW Berlebihan & Tak Punya Dasar
Ramai Isu Geng Solo di Tubuh Polri, Pengamat Sebut IPW Berlebihan. Simak selengkapnya di dalam berita ini.
INDONESIAN Police Watch membuat ramai isu bahwa ada Geng Solo" di tubuh Polri.
Dikutip dari Tribunnews.com, pihak istana sudah membantah tudingan ini.
Tapi, Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, menyebut bantahan itu tidak sesuai kenyataan.
• Kapolri Nyatakan Malam Natal Berjalan Aman, Tim Gegana dan Anjing Pelacak Dikerahkan Sisir Gereja
"Seharusnya Istana introspeksi karena upaya membangun "Geng Solo" itu sudah merusak sistem karir di Polri dan membuat frustrasi di internal kepolisian," kata Ketua Presidium Ind Police Watch, Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya kepada Tribunnews.com, Selasa (24/12/2019).
Sementara itu, Pengamat politik, hukum dan keamanan Rr. Dewinta Pringgodani menyebut pernyataan Indonesian Police Watch (IPW) soal upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menonjolkan Geng Solo” dalam penunjukan Kapolda Metro Jaya dan Kabareskrim Polri tak berdasar, bahkan cenderung berlebihan.
Menurut Dewinta penunjukan Irjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Kabareskrim dan Irjen Nana Sudjana sebagai Kapolda Metro Jaya - yang kebetulan pernah jadi Kapolresta Solo - sudah melalui proses yang tepat.
"Tudingan itu mengada-ada. Tak berdasar dan tendensius. Mana ada geng-gengan di dalam tubuh Polri. Ngarang itu,” kata Dewinta di Jakarta, Rabu (25/12/2019).
Dewinta menilai, penunjukan Irjen Nana sebagai Kapolda Metro Jaya memang yang bersangkutan punya kapabilitas mumpuni alias bukan kaleng-kaleng.
• IPW Nilai Bantahan Istana Soal Jokowi Bangun Geng Solo di Tubuh Polri, Tak Sesuai Kenyataan
"Makanya anggapan bahwa Geng Solo itu ditempatkan pada posisi-posisi strategis di kepolisian itu tidak berdasar,” ujar pengamat kelahiran Solo ini.
Kata Dewinta, posisi Kapolda Metro Jaya adalah jabatan yang strategis. Karena itu dia meyakini Kapolri Jenderal Idham Aziz telah melakukan penilaian yang objektif dan hati-hati sebelum memutuskan untuk menunjuk Irjen Nana sebagai Kapolda Metro Jaya.
Para polisi ini juga berjenjang kariernya. Jadi, walaupun benar bahwa mereka pernah dinas di Solo, saya rasa banyak Akpol pernah dinas di Solo,” tegas Dewinta.
Penunjukan Irjen Nana sebagai Kapolda Metro Jaya, lanjut Dewinta, merupakan langkah tepat dan wajar. Apalagi Nana yang sudah pernah menduduki berbagai jabatan strategis di Korps Bhayangkara.
Pak Nana itu sarat pengalaman. Lama bergelut di dunia intelijen. Pernah jadi Direktur Intelijen Polda Jateng dan Jatim. Pernah jadi Wakapolda Jambi dan Wakapolda Jawa Barat. Pernah jadi Direktur Politik Baintelkam Polri. Pernah jadi Kapolda Nusa Tenggara Barat. Sangat layak jadi Kapolda Metro Jaya,” terang Dewinta.
Begitu juga Irjen Listyo Sigit Prabowo juga sangat layak jadi Kabareskrim.
• Uang Royalti Mendiang Deddy Dores Tak Cukup untuk Bayar Utang, Calvin Rela Jadi Tukang Ojek
Ingat Pak Sigit itu pernah jadi Kapolda Banten dan Kadiv Propam Polri. Bahwa Pak Nana dan Pak Sigit pernah jadi Kapolresta Solo kebetulan saja. Puluhan mantan Kapolres Solo hanya mereka berdua yang moncer karirnya,” ucap Dewinta.
Ia berharap isu Geng Solo ini segera diakhiri karena akan menggangu soliditas Polri. Kasihan Polri jika ada pihak-pihak yang bikin isu tak mendasar. Kita butuh soliditas Polri. Kita butuh Polri yang profesional, modern, terpercaya dan humanis,” tutup Dewinta.(cc)