Natal dan Tahun Baru

Pengakuan Pria Bernama Slamet Hari Natal, Dijuluki Slamet Yesus dan Kerap Ada Kendala Saat Urus KTP

Seorang pria di KTP bernama Slamet Hari Natal (57), jadi ramai perbincangan publik di setiap menjelang Hari Raya Natal.

Editor: PanjiBaskhara
(KOMPAS.COM/ANDI HARTIK)
Seorang pria di KTP bernama Slamet Hari Natal (57), jadi ramai perbincangan publik di setiap menjelang Hari Raya Natal. 

Seorang pria di KTP bernama Slamet Hari Natal (57), jadi ramai perbincangan publik di setiap menjelang Hari Raya Natal.

Diketahui, pria dengan nama Slamet Hari Natal kerap dijuluki waga Slamet Yesus atau sering dipanggil Natal.

Ternyata, ada kisah dibalik pria bernama Slamet Hari Natal, salah satunya Slamet Hari Natal kerap ada kendala saat urus KTP.

Berikut pengakuan pria bernama Slamet Hari Natal.

TELAK Jawaban Sang Mama saat Ditanya Dita Soedarjo Minta Kado Apa di Hari Natal

JAGA Keamanan Perayaan Hari Natal 2019, Gereja Katholik Santo Yohanes Penginjil Tambah 4 CCTV

Jelang Hari Natal, Aktor Adam Jagwani dan Gersha Jagwani Putrinya Kunjungi Pasien Thalasemia

Pria ini tinggal di Jalan Sangadi, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sehari-hari bekerja sebagai tukang sampah.

Dilansir dari Kompas.com, oleh keluarganya, pria yang merupakan seorang Muslim tersebut dipanggil Slamet.

Namun oleh temannya ia kerap disapa Slamet Yesus dan ada yang memanggilnya natal. 

“Saya dijuluki Slamet Yesus. Waktu SMP saya dipanggil Natal, bukan Slamet,” katanya saat ditemui Kompas.com, Senin (16/12/2019).

Kelahiran dibantu bidan Kristen Jawi Wetan

Slamet lahir pada 25 Desember 1962 di Rumah Welasasih milik Bu Kis Kiyo, seorang bidan di Desa Kebonsari, Tumpang.

Bu Kis Kiyo beragama Kristen Jawi Wetan.

Dari cerita ibunya, Ngatinah, nama Slamet Hari Natal berasal dari Bu Kis Kiyo, bidan yang membantu kelahirannya.

Saat itu, orangtuanya kesulitan cari nama.

Slamet Hari Natal saat menunjukkan KTP dan SIM miliknya di rumahnya di Jalan Sangadi, RT 24 RW 8, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (16/12/2019).

Kata Selamat pun diganti Slamet karena lekat dengan logat Jawa.

“Saya diceritai oleh Mamak saya, kenapa saya diberi nama Slamet Hari Natal karena saya lahir pada saat Natal"

"Kebetulan yang menangani kelahiran saya orang Nasrani, Kristen Jawi Wetan"

"Waktu itu bidannya menyarankan dari pada sulit cari nama, kasih saja nama Slamet Hari Natal supaya gampang diingat. Begitu ceritanya,” kata Slamet.

Sering kesulitan urus administrasi

Karena namanya tidak lazim, Slamet mengaku sering kesulitan saat mengurus administrasi karena banyak yang menyangsikan bahwa namanya adalah Slamet Hari Natal.

"Setiap saya mengurus sesuatu yang membutuhkan KTP selalu begitu"

"'Ini sungguh-sungguh atau hanya main-main'," kata Slamet menirukan ucapan petugas, saat ditemui di rumahnya, Selasa (27/12/2016).

Selain itu biasanya urusannya akan lebih lama karena semua petugas ingin tahu namanya yang tercetak di KTP. "Setiap ngurus KTP, selalu ada kendala.

Orang itu setengah tidak percaya. Kok ada nama seaneh ini. Ada nama kok seperti ini," ungkapnya.

Bahkan ia harus mengirim foto KTP untuk anakanya yang bertugas sebagai prajurit TNI AD di Kalimantan untuk mempermudah pengurusana administrasi.

"Setiap anak saya mengajukan apa, ditanyain orangtuanya. Lalu dintanyain, sungguh ta namanya ini. Sampai KTP saya dikirim ke Kalimantan," ungkapnya.

Tak menyesal dengan namanya

Dari pernikahannya dengan Setiyowati, Slamet memiliki tiga orang anak.

Si sulung bernama Arif Wendi Yunianto dan anak kedua adalah Nova Dewi Nur Ayomi Ayu.

Sementara anak bungsunya bernama Guruh Teddy yang saat bertugas di Kalimantan Utara sebagai prajurit TNI Angkatan Darat.

Kepada Kompas.com mengaku tak menyesal menyandang nama yang tak biasa.

Ia menganggap nama hanyalah tanda yang melekat di dirinya karena yang terpenting adalah perilaku dan tutur katanya.

“Bagi saya nama hanya tanda. Baik tidaknya orang bukan dari nama, tapi dari perilaku dan tutur kata,” katanya.

Selain itu ia mengatakan bahwa panggilan yang ditujukan kepadanya tidak dimaksudkan untuk menistakan agama tertentu.

"Di dalam hati saya, agama itu pegangan masing-masing orang. Kalau masalah kemanusiaan, kita bersama," ujarnya. (Kompas.com/Andi Hartik)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Kisah Pria Bernama Slamet Hari Natal Selalu jadi Perhatian: Setiap Ngurus KTP, Selalu Ada Kendala"

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved