Pilkades di Kabupaten Tangerang Berlangsung Aman, Kapolda Banten: Tidak Akan Kendurkan Pengamanan!
“Mudah-mudahan tidak ada gangguan sampai selesai penghitungan. Semua menerima hasilnya,” ujar Tomsi.
Penulis: Andika Panduwinata | Editor: Dedy
Meski pemungutan suara Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) yang digelar serentak di wilayah Kabupaten Tangerang pada Minggu (1/12/2019) adalah berlangsung aman, namun pengamanan wilayah tetap diperkuat.
“Alhamdulillah sejauh ini proses pemungutan suara Pilkades Serentak Kabupaten Tangerang berlangsung aman. Semoga situasi kondusif ini terus berlanjut hingga ke tahap penghitungan suara,” kata Kapolda Banten, Irjen Tomsi Tohir saat memantau sejumlah desa di Kabupaten Tangerang yang melaksanakan Pilkades, Minggu (1/12/2019).
Irjen Tomsi memastikan pihaknya adalah tidak akan mengendurkan pengamanan. Sebab kata dia, situasi bisa berubah dengan cepat. Terutama, lanjutnya, saat proses penghitungan suara.
“Juga setelah proses penghitungan suara selesai, hasil sudah diketahui. Bisa saja ada pihak yang tidak terima dengan hasilnya. Itu yang kita antisipasi,” ucapnya.
Tomsi pun menyebut, akan tetap menyiagakan pasukan pengamanan hingga pelaksanaan Pilkades benar-benar tuntas. Dia mengajak, agar semua pihak menerima hasil Pilkades dengan legawa sesuai janji yang sudah dideklarasikan para calon kades.
“Mudah-mudahan tidak ada gangguan sampai selesai penghitungan. Semua menerima hasilnya,” ujar Tomsi.
Kapolda Banten Irjen Tomsi Tohir tidak sendirian memantau jalannya pemungutan suara Pilkades.
Selain beliau, Wakapolda Banten Brigjen Tomex Korniawan juga turut ke lapangan mengawasi jalannya pemungutan suara.
Tomsi yang didampingi Kapolresta Tangerang AKBP Ade Ary Syam Indradi memantau pelaksanaan Pilkades di Desa Talaga, Kecamatan Cikupa dan di Desa Tegal Kunir Lor, Kecamatan Mauk.
Sedangkan Tomex meninjau proses pemungutan suara di Desa Cikuya, Kecamatan Solear dan di Desa Tapos, Kecamatan Tigaraksa.
Sementara itu, Kapolresta Tangerang AKBP Ade Ary Syam Indradi mengatakan, tingkat kerawanan Pilkades lebih tinggi daripada kontestasi politik lainya semisal pemilihan Bupati atau Wali Kota.
Hal itu, kata dia, karena perbedaan pandangan begitu dekat dan hampir setiap hari berinteraksi.
“Bisa saja beda dukungan dengan tetangga samping rumah,” ungkap Ade.
Namun, dia melanjutkan, saling kenal itulah yang juga justru bisa menjadi peredam konflik.
Untuk itulah, kata dia, sebelum Pilkades dilaksanakan, dirinya rutin bersilaturahmi ke masyarakat menyampaikan pesan bahwa perbedaan dukungan jangan sampai merusak silaturahmi.
“Alhamdulillah memang semua elemen, para calon kades, tokoh, dan masyarakat sepakat damai,” paparnya.