Bocah Penderita Pengeriputan Otak
Pakai BPJS Kesehatan Ibu Panggah Diajarkan Terapi, Saat Bayar 350 Ribu Langsung Pasien Diterapi
Panggah didiagnosa mengidap penyakit pengeriputan otak dan gizi buruk hingga membuat tubuhnya kaku tak bergerak.
MIRIS nasib yang dialami Panggah Jalu Pawane bocah laki-laki (14) berbaring tak berdaya di atas kasur berukuran 120 x 200 cm di kamar yang hanya seluas 2,5 x 1,5 meter.
Panggah didiagnosa mengidap penyakit pengeriputan otak dan gizi buruk hingga membuat tubuhnya kaku tak bergerak.
Dengan penyakit pengeriputan otak juga membuat motorik tubuhnya kian hari melemah.
Perawatan seadanya, hanya dapat diterima Panggah dari sang Ibu, Puji Utami (48) yang sudah tak bersuami.
• Update Ketua RW Siap Bantu Diri Panggah Pengidap Pengeriputan Otak yang Trauma Lihat Ibunya Dipukuli
Ibu dari tiga anak ini, berjuang keras untuk mengobati anak bungsunya itu dengan segala upaya hingga terpaksa menjual dan menggadai beberapa barang berharganya.
"Saya sangat beharap besar terhadap Angga dikasih jalan biar bisa kembali seperti semula. Meski saya harus jual-jualin (harta benda) semua," katanya.
Dibalik kesedihan dirinya, Puji tetap menaruh optimis tinggi terhadap kesembuhan anaknya.
Ia percaya, Panggah tak mengidap penyakit parah dan hanya perlu melakukan terapi motorik gerakan tubuh yang pernah dijalaninya semasa memiliki biaya pengobatan.
"Saya yakin dari terapi dan berobat jalan bisa kayak dulu lagi. Karena anak saya enggak sakit (parah), hanya butuh terapi," ucap Puji dengan semangat saat ditemui di kediamannya Gang Rukun, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (25/11/2019).
• 4 Bersaudara Ditinggal Ibu Kabur dengan Pacarnya, Mengalami Gizi Buruk dan Gangguan Psikologis
Namun apa daya, hal itu seakan sirna dikarenakan Puji tak sanggup lagi membiayai terapi anaknya sebesar Rp 350.000 dalam sekali terapinya di RSUD Pasar Minggu.
Meski sudah pakai BPJS Kesehatan saat terapi, dirinya mengaku tak mendapati pelayanan yang dirasakan saat membayar tanpa BPJS Kesehatan.
"Kalau pakai BPJS cuma diajari saja, cara untuk terapinya, terus suruh praktekin di rumah. Kalau bayar Rp 350.000, perawatnya langsung yang terapi ke Panggah bukan saya," kata Puji.
"Kalau saya punya uang, saya mau terapi tiap hari bisa seperti dulu. Kalau di rumah sakit akan menjadi kaku lagi," tuturnya.
Sebelumnya, Panggah dilarikan ke RSUD Jati Padang, Pasar Minggu setelah terjatuh dan mengalami kejang hebat.
Dikarenai kondisi yang kritis, Panggah dirujuk menuju RSUD Koja, Jakarta Utara untuk mendapati perawatan medis secara intensif karena pengeriputan otak dan gizi buruk yang dideritanya.
Pintar menggambar
Sesekali Puji menceritakan, kisah anaknya sewaktu dalam kondisi sehat bugar.
Ia mengatakan, anaknya sempat gemar menggambar sewaktu masih di tingkat PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
"Waktu kesehariannya sering main sama temannya. Di PAUD, dia pintar ikut lomba gambar dan lainnya," kenang Puji.
• Meski Dinilai Masih Stabil, Namun Pihak Mal Menyatakan Mereka Khawatir Tergerus Belanja Online
Sewaktu memasuki tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), gejala-gejala kecil telah terlihat pada kondisi mental maupun tingkah laku Panggah.
Ditambah, kabar Panggah yang dinyatakan tak naik kelas 6 SDN Karet 01 Pagi, karena kondisi dirinya yang mulai tak mampu mengikuti ujian kenaikkan kelas.
• Dunia Bisnis dan Perdagangan Lesu yang Tampak dari Banyaknya Kios yang Tutup di WTC Mangga Dua
Sang Ibu turut mengaku, kondisi mental Panggah diperparah setelah dirinya menikahi seseorang lelaki yang menjadi ayah tiri Panggah.
"Pas masuk SD dia mulai guncang, ditambah melihat saya menikah lagi. Dan melihat saya pernah dipukulin di depan dia sama ayah tirinya. Mundur mungkin mentalnya pas melihat saya digituin. Terus orangnya pendiam semenjak itu," jelasnya.

Sebelumnya, Panggah dinyatakan diagnosa pengeriputan otak saat dirinya sempat terjatuh dan menjalani perwatan di beberapa rumah sakit yang terdapat di kawasan Jakarta.
"Masuk RSUD Jati Padang saat 1 Desember 2018, mengalami pengeriputan otak."
"Awalnya jatuh, lalu kejang-kejang dibawa ke RS jati Padang dirujuk ke RSUD Koja, Jakarta Utara dirawat sampai tanggal 19 Desember 2018," katanya.
Hingga saat ini, Panggah hanya menjalani rawat jalan di kediamannya Gang Rukun, Jalan Swadaya I, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sembari sesekali diberi terapi motorik gerak tubuh yang telah dipelajari oleh sang ibu.