Larang Ustadz Abdul Somad Ceramah, Agus Rahardjo Bandingkan Tausiah Gus Muwafiq di KPK
Larang Ustadz Abdul Somad (UAS) ceramah di gedung KPK, Agus Rahardjo Bandingkan Tausiah Gus Muwafiq dengan UAS yang digelar bersamaan di KPK
Pernyataan Agus Rahardjo ditentang Zara Zettira Zainuddin Ramadi yang akrab disapa zara zettira.
Lewat akun twitternya, @zarazettirazr; pada Kamis (21/11/2019), penulis itu meminta Agus Rahardjo untuk memberikan penjelasan terkait pernyataannya dalam salah satu portal berita yang diunggahnya.
"Kami mengharapkan kalau yang khotbah di KPK itu orang yang inklusif, orang yang tidak berpihak pada aliran tertentu. Harapan kami semuanya begitu," ungkap Agus Rahardjo dalam sesi wawancara.
Pernyataan Agus Rahardjo membuat Zarra geram.
Dirinya mempertanyakan maksud dari kata 'aliran' yang disampaikan oleh Agus Rahardjo.
"ALIRAN apa memangnya UAS ini? @KPK_RI! Jawab!," tanya Zarra.
Dirinya pun meminta agar Agus Rahardjo dapat mengklarifikasi pernyataannya.
Sebab, aliran yang dimaksud Agus Rahardjo mengandung makna negatif lantaran dibarengi dengan penolakan UAS ceramah di KPK.
"Semoga Agus Raharjo @KPK_RI berkenan BERI PENJELASAN sehubungan dgn sikapnya mengomentari profil UAS (yg telah mengisi tausiyah di KPK) sebagai 'kontroversial' dan apa yg dimaksud dengan 'aliran' UAS sampai perlu banget diumumkan kehadiran UAS 'tdk direstui'!," ungkap Zarra.
"Dalam kapasitas apa Agus Raharjo mengkategorikan kelayakan tausiyah seorang ustadz? Atau mungkin ada dasar acuan apa? Ada peraturannya kah? Ada daftar blacklist nya kah? Atau apa?," tambahnya.
Menegaskan makna aliran yang dimaksud Agus Rahardjo, Zarra mengunggah artikel yang berisi pernyataan UAS.
Dalam sesi wawancara, UAS menegaskan sejumlah larangan agar dapat mendekatkan diri kepada Tuhan.
"Islam mengatakan tidak kepada khamar, tidak kepada narkoba, tidak kepada sogok, tidak pada rasuah. Maka mesti ada kekuatan dalam batin kita mendekat diri ke Allah," jelas UAS dalam sesi wawancara.
"Tausiyah seperti ini aliran apa Agus Raharjo KPK?," tanya Zarra lagi.
"Dalam kaitan undangan UAS berdakwah di @KPK_RI, mengapa Pimpinan KPK merasa berhak menentukan siapa yang 'direstui'? Sedangkan jelas sebagian staff KPK memilih mendengarkan tausiyah UAS? Apakah ngga ada kebebasan berpikir dan semua harus SAMA di KPK?," tanyanya disusul ribuan komentar warga net.