Kesehatan
5 Manfaat Melamun untuk Kesehatan Tubuh dan Otak yang Jarang Diketahui
Sebagian besar orang pasti pernah melamun. Siapa sangka bahwa kegiatan ini memiliki manfaat bagi tubuh.
Sebagian besar orang pasti pernah melamun. Siapa sangka bahwa kegiatan ini memiliki manfaat bagi tubuh.
Dilansir dari The Washington Post, melamun dapat membangun kreativitas, sehingga tak apa sesekali membiarkan pikiran berkelana.
Terkadang ide muncul saat orang melamun, bahkan hal ini tak selalu terjadi ketika seseorang berpikir secara fokus.
Melamun dapat mengistirahatkan otak, ini bukan hal buruk dan membantu seseorang mengingat apa saja yang sudah dilakukan seharian.
Saat melamun, orang akan lebih santai dan tenang.
• 5 Tahun Pasangan Marcella Zalianty-Ananda Mikola Kawal Anak Idap Tumor Otak, Ini Yang Bisa Ditiru
Hal ini justru membuat seseorang menjadi lebih aktif menyelesaikan masalah rumit ketika melamun lantaran dalam keadaan bengong, fungsi kognitif otak justru meningkat.
Otak akan terus tumbuh dan berubah bentuk.
Semua yang dilakukan anak-anak akan memengaruhi otak, baik saat berada di sekolah, bermain, mengonsumsi makanan sehat, membaca buku, menikmati waktu bersama teman-teman, mengamati sekeliling, tidur, bermain puzzle, itu semua membantu perkembangan otak.
Tak hanya itu, keterampilan spasial juga dibutuhkan anak-anak, dan ini dapat diasah dengan hal-hal menarik.
Penalaran spasial merupakan ungkapan kemampuan otak menggambarkan objek dan memindahkan ke dalam pikiran.
Keterampilan ini dapat membantu seseorang mempelajari hal yang berhubungan dengan matematika dan ilmu pengetahuan seiring usia bertambah.
Membangun keterampilan ini sebenarnya dapat dilakukan dengan hal-hal yang menyenangkan, seperti menggambar peta, membangun objek dengan balok, menyusun puzzle, atau memecahkan labirin.
Rantai otak Saat mempelajari hal baru, tubuh akan membangun jalur saraf atau yang biasa disebut rantai otak.
• Berjalan Sambil Melamun, Buruh Tani Tewas Tersambar Kereta di Bekasi
Semakin banyak berlatih keterampilan, akan semakin tebal rantai otak tersebut.
Misalnya, ketika pertama kali belajar piano, hal ini akan berjalan lambat, karena seseorang akan berfokus pada nada.