Kolaborasi Bango dan The Learning Farm Lahirkan Program Petani Muda
Lembaga pendidikan The Learning Farm (TLF) Cianjur menggandeng Bango-PT Unilever Indonesia membuat Program Petani Muda (PPM) 2019.
Lembaga pendidikan The Learning Farm (TLF) Cianjur menggandeng Bango-PT Unilever Indonesia membuat Program Petani Muda (PPM) 2019.
Sejak Oktober 2019 hingga 100 hari ke depan, 40 anak muda dari berbagai wilayah di Indonesia akan dididik di pusat pelatihan Rumah TLF, yang berada di Kampung Rawa Benceuh, Desa Kawung Luwuk, Kecamatan Sukaresmi, Cianjur, Jawa Barat.

Materi pelatihan yang diberikan antara lain pertanian organik, bahasa Inggris, komputer, wirausaha, dan lain-lain.
TLF sendiri telah berdiri sejak tahun 2005. Awalnya, lembaga ini hanya fokus sebagai lembaga nirlaba yang ingin memberdayakan anak muda bermasalah seperti anak jalanan, pengangguran, atau remaja putus sekolah berusia 15-25 tahun.
"Sebetulnya pertanian organik itu sebuah proses yang menyembuhkan, healing. Karena target utama TLF sebetulnya adalah kelompok yang kita sebut sebagai kelompok pemuda rentan," ujar Nona Pooroe Utomo, Executive Director TLF di Cianjur, Kamis (14/11/2019).
Ke-40 peserta itu merupakan angkatan (batch) ke-35 dari 14 tahun perjalanan TLF.
Nona mengungkapkan, TLF memiliki sekitar 1.300 alumni yang tersebar di 30 provinsi, di antaranya Aceh, Jambi, Poso, Maluku, NTB, bahkan sampai Timor Timur.
Dikatakannya, 80 persen lulusan TLF menjadi petani sukses, 10 persen menjadi karyawan perusahaan bidang pertanian, dan sisanya meneruskan sekolah.
Berkelanjutan
"Dua target besar kita adalah kelompok muda dan keberlanjutan pertanian di Indonesia. Regenerasi petani di kita itu sangat lamban, karena petaninya sendiri kalau ditanya jawabnya, 'kalau bisa jangan seperti saya'," kata Nona.
Dalam program ini, tiap peserta akan tinggal di lingkungan asrama yang disebut Rumah TLF, yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Asrama itu terletak di kompleks lahan TLF seluas 2,4 hektar yang dikelilingi perbukitan. Lahan itu ditanami sekitar 80 varietas tumbuhan organik.
Ada bayam jepang, daun mint, bit, kangkung, timun jepang, selada, sawi putih, wortel, beras merah, hingga buah-buahan. Di dalam kompleks ada pula tambak ikan dan peternakan kambing serta kelinci.
"Pemuda selalu menjadi pembaharu dan harapannya akan terus menjadi pembaharu," ucap Nona.
Kuliner tradisional
Nando Kusmanto, Senior Brand Manager Bango-Unilever, mengatakan, pihaknya tertarik melahirkan program ini demi melestarikan kuliner tradisional.
Menurut dia, kuliner tradisional membutuhkan bahan baku yang kebanyakan berasal dari Indonesia.
Tanpa adanya bahan baku, tentu tidak akan bisa menghasilkan makanan yang lezat. Di situlah peranan petani.
"Nah, ternyata isu di negara kita sekarang, petani bisa dibilang kurang inspiratif. Padahal makanan Indonesia itu bisa hilang kalau enggak ada petani, atau kita sebut sustainable farming," kata Nando.
Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan The Learning Farm karena dinilai pakar di bidang pelatihan petani.
"Kita mau mengajarkan generasi petani berikutnya, supaya terinspirasi untuk meneruskan pertanian dengan cara yang sustainable (berkelanjutan)," kata Nando.
Dia berharap, setelah lulus, ke-40 peserta PPM itu bisa meneruskan pertanian di Indonesia dan memberikan dampak kepada pemuda lain di daerahnya, dengan mengajarkan cara bertani yang berkelanjutan.
"Pemerintah kan punya misi tahun 2045 menjadi lumbung pangan dunia. Mudah-mudahan dengan program ini kita bisa membantu untuk ke arah sana," katanya.