Kecelakaan
Kecelakaan di Tol Cipali, PO Arimbi Pikirkan Ganjaran Sanksi bagi Sopir Ugal-ugalan
Sebuah kecelakaan maut terjadi di Tol Cipali Subang, Jawa Barat pada Kamis (14/11/2019) dini hari tadi.
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Andika Panduwinata
TANGERANG, WARTAKOTALIVE.COM - Sebuah kecelakaan maut terjadi di Tol Cipali Subang, Jawa Barat pada Kamis (14/11/2019) dini hari tadi.
Dalam insiden tersebut melibatkan bus Sinar Jaya dengan bus Arimbi.
Pihak Kepala HRD PO Pusat Arimbi Riki menjelaskan pihaknya saat ini masih mempelajari terkait kronologi tersebut.
Tim pun dikerahkan untuk melakukan pemeriksaan yang mendalam.
"Kami bentuk tim, ada tiga orang yang langsung diterjunkan ke tempat kejadian perkara," ujar Riki saat dijumpai Warta Kota di Kantor PO Pusat Arimbi, Jalan MH Thamrin, Tangerang, Kamis (14/11/2019).
Dalam kecelakaan ini menyebabkan sejumlah penumpang mengalami luka berat.
Bahkan ada yang meninggal dunia.
"Tadi pagi tim sudah ke sana untuk menyelidiki kecelakaan ini. Kami juga masih menunggu laporannya," ucapnya.
Riki menyebut laporan awal yakni bus Sinar Jaya oleng dan menabrak bus Arimbi.
Diduga penyebabnya karena sopir mengantuk.
"Bus Arimbi itu arah dari Jawa menuju Jakarta. Kemudian tiba - tiba saja ditabrak bus Sinar Jaya. Ini baru kronologi awal yang kami dapatkan," kata Riki.
Menurutnya, setelah tim memberikan laporan, maka pihak management akan mempelajari terkait masalah ini.
Jika memang terbukti bersalah, maka jajarannya akan memberikan sanksi tegas terhadap sopir bus.
"Kalau sopir ini kan mitra kami. Hasil laporan dari tim investigasi sudah rampung, bila memang terjadi pelanggaran, kami langsung memberikan sanksi. Sanksinya ya pemecatan langsung," ungkapnya.
Standar Operasional
Riki menerangkan mengenai standar operasional yang diterapkan oleh PO Arimbi.
Mulai dari pengecekan armada hingga perekrutan sopir.
"Setiap bus kami pasti cek kelayakannya sebelum jalan. Mesin dan komponen lainnya diperiksa betul - betul," imbuh Riki.
Dirinya menambahkan jika ada terjadi kerusakan pada mesin, teknisi segera melakukan perbaikan.
Begitu juga dengan sistem pengoperasian bus yang langsung terintegrasi dengan Kantor PO Pusat.
"Kami pasang GPS dan CCTV di bus. Jadi tahu lokasi bus serta keadaannya ketika berada di luar kota," tuturnya.
"Bisa terpantau langsung dari kantor. Kalau sopir melaju di atas 100 km/jam atau kebut - kebutan di jalan, sistem alarm berbunyi. Pasti kami langsung tegur dengan cara menghubunginya melalui sitem itu," sambung Riki.
Terlebih pada pola perekrutan sopir.
Tahapannya pun panjang melakukan serangkaian ujian.
"Ujian praktik dan psikotes. Harus lampirkan juga kepimilikan SIM. Banyak saat proses ujian itu sopir tidak lulus, karena memang penjaringannya ketat," jelasnya.
"Setelah lolos seleksi, sopir juga akan dibekali berbagai pelatihan. Mulai dari orientasi perkenalan alat - alat bus sampai praktik langsung di lapangan. Semua ini dilakukan demi keselamatan penumpang," tambah Riki.
Pemberian Santunan
Bila terjadi kecelakaan, PO Arimbi akan memberikan santunan kepada pihak keluarga korban.
Tim investigasi diutus langsung menyembangi rumah penumpang.
"Setelah tim melakukan penyelidikan di lokasi kecelakaan, mereka langsung berkunjung ke rumah sakit jika para penumpang mendapati perawatan," bilang Riki.
Jika penumpang meninggal dunia, maka jajaran direksi langsung berkunjung ke rumah duka memberikan santunan.
Riki menyatakan hal ini dilakukan memang sesuai prosedur yang berlaku ditetapkan di PO Arimbi.
"Pihak keluarga juga dapat menghubungi ke call center kami 021-55750909," terangnya.
Penumpang Pasrah
Pantauan Warta Kota di lokasi, setelah insiden kecelakaan ini masih banyak penumpang yang memadati PO Arimbi.
Bus - bus pun disiagakan untuk mengangkut penumpang.
Jamil (32) satu dari penumpang mengaku telah mengetahui insiden kecelakaan itu.
Kendati demikian dirinya tetap saja memberanikan diri untuk menumpangi bus ini.
"Pasrah saja lah, banyak - banyak berdoa," kata Jamil yang naik bus Arimbi tujuan Kalideres - Bandung.
Hal senada diungkapkan oleh penumpang lainnya yakni Ida (57).
Warga asal Cikokol, Tangerang itu mengaku belum mengetahui kejadian kecelakaan di Tol Cipali pada dini hari tadi.
"Bismillah aja, maut sudah ditentukan. Mau naik apa lagi, enggak ada alternatif. Makanya naik bus," papar Ida yang hendak ke Merak. (dik)