Ekspedisi Citorek Negeri di Atas Awan

Memprihatinkan, Beginilah Penampakan Rumah Tokoh Besar Multatuli di Rangkasbitung

Letak bangunan rumah bersejarah itu ada di area tengah, antara gedung utama rumah sakit dan kamar jenazah.

Penulis: Feryanto Hadi | Editor: Achmad Subechi
Warta Kota
Rumah peninggalan abad ke-19 itu hingga saat ini masih berdiri, meski kondisinya tidak terawat. Akses satu-satunya menuju ke bekas rumah Eduard yakni dengan melalui gedung utama RSUD Dr Adjidarmo, Raskasbitung di Jalan Iko Jatmiko No 1, Muara Ciujung Barat. (Foto: Achmad Subechi) 

JUMAT (18/10) pagi, Tim Ekspedisi Negeri di Atas Awan Citorek Warta Kota menginjakkan kaki di Museum Multatuli di jantung kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Lokasi tepatnya di depan alun-alun kota.

Kunjungan ke museum kali ini untuk menggali kiprah pemilik 'Tinta Emas' yang menjadi tonggak perubahan paradigma soal praktik kolonialisme. Berikut laporannya:

RUMAH Dinas Asisten Residen menjadi peninggalan penting sebagai bagian dari jejak sejarah Eduard Douwes Dekker atau Multatuli di Lebak, Provinsi Banten.

Rumah peninggalan abad ke-19 itu hingga saat ini masih berdiri, meski kondisinya tidak terawat.

Akses satu-satunya menuju ke bekas rumah Eduard yakni dengan melalui gedung utama RSUD Dr Adjidarmo, Raskasbitung di Jalan Iko Jatmiko No 1, Muara Ciujung Barat.

Tim Ekspedisi Citorek Sempat Memergoki Seekor Lutung

Tim Ekspedisi Citorek Menembus Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Tim Ekspedisi Warta Kota Menggali Potensi Tersembunyi Negeri di Atas Awan Citorek Lebak, Banten

Lokasi rumah sakit ini tidak jauh dari alun-alun Rangkasbitung dan Masjid Agung Al A'raf. Cukup berjalan kaki saja.

Keluarga pasien memenuhi area tunggu, meluber hingga ke lantai rumah sakit ketika kami mulai masuk ke kawasan rumah sakit bersama Ubaidillah Muchtar, selaku Kepala UPT Museum Multatuli.

Letak bangunan rumah bersejarah itu ada di area tengah, antara gedung utama rumah sakit dan kamar jenazah.

Suasana di dalam ruangan bekas kediaman Multatuli di Rangkasbitung. (Foto: Achmad Subechi)
Suasana di dalam ruangan bekas kediaman Multatuli di Rangkasbitung. (Foto: Achmad Subechi) (Warta Kota)

Hingga saat ini, pengelolaan rumah itu di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Lebak.

Dari luar, kondisi rumah dengan gaya Neo Klasik itu sudah kusam meskipun statusnya sebagai bangunan cagar budaya.

Luas bangunan rumah 121 meter persegi dengan bentuk segi empat dengan orientasi menghadap ke arah selatan.

Ubai sempat menunjukkan ubin diduga sebagai peninggalan asli rumah itu, berada di sisi kanan bangunan.

Lantai ubin itu berbentuk segi enam dengan warna abu-abu dan hitam dan memiliki border keliling motif flora.

"Dulu di sini ada bangunan teras rumah. Cuma sudah ambruk. Kemudian pernah dibuat selasar yang menghubungkan ke rumah sakit, tapi sudah tidak ada juga," kata Ubai.

Patung Multatuli, Saidjah dan Adinda karya pematung terkemuka jebolan Institut Kesenian Jakarta (IKJ),  Dolorosa Sinaga.
Patung Multatuli, Saidjah dan Adinda karya pematung terkemuka jebolan Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Dolorosa Sinaga. (Warta Kota)

Ubai kemudian mengajak kami masuk ke dalam rumah. Di bagian dalam, kondisinya tidak kalah memprihatinkan.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved