bola nasional
Mengenang Alfin Lestaluhu, Anak Kampung yang Punya Bakat Besar dan Rajin Ibadah
Selain disiplin dalam berlatih,Alfin yang oleh teman-temannya dikenal tenang dan tak banyak bicara, juga sangat taat beribadah.
Kabar kematian Alfin Farhan Lestaluhu sangat mengejutkan jagad sepak bola Indonesia.
Pesepak bola muda yang juga bek kanan Timnas Indonesia U-16 itu meninggal karena menderita encephalitis atau radang otak.
Alfin mengemuskan bafas terakhir, Kamis (31/10) malam, dan jenazahnya sudah ddibawa pulang ke kampung halamannya di Tulehu, Maluku Utara (Malut), Jumat (1/11).
Sosok Alfin dikenal sebagai pesepak bola muda yang memiliki disiplin tinggi dalam berlatih dan rajin beribadah.

"Sebagai seorang pemain sepak bola, dia sangat profesional dan disiplin dalam berlatih, setiap ada jadwal latihan dia selalu datang tepat waktu," kata M Jais Lestaluhu, pelatih Alfin saat masih bergabung di klub Sekolah Sepak Bola (SSB) Maehanu, Malut, sekitar 2014 sampai dengan pertengahan 2018.
Selain disiplin dalam berlatih di lapangan, dalam kenangan Jais, Alfin yang oleh teman-temannya dikenal tenang dan tak banyak bicara, juga sangat taat beribadah, tak pernah sekalipun ia meninggalkan salat lima waktu.
"Dia itu anaknya tenang, sama teman-temannya dia jarang bicara. Dia juga sangat rajin salat, lima waktu tidak pernah putus, kalaupun telat latihan saya tanya dia pasti bilang selesai salat dulu bang," ucapnya dikutip dari Antara.
Bek kanan Timnas U-16 yang baru genap berusia 16 tahun pada 1 September itu, kata Jais, mulai bergabung dengan SSB Maehanu ketika masih berusia sekitar 12 tahun dan mengenyam bangku pendidikan sekolah dasar.
Setelah empat tahun lebih menggembleng Alfin, Jais kemudian mengirimkan berkas pesepak bola muda itu ke Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan pada awal Mei 2018.
Kesempatan meniti karier sebagai atlet nasional pun mulai terbuka lebar baginya.
Tahun 2019, Alfin dipercaya mengisi posisi bek kanan memperkuat skuad Timnas Indonesia U-16 di kejuaraan Asean Football Federation (AFF) U-16 yang berlangsung pada Juli - Agustus.
Dalam debut internasionalnya tersebut, Alfin dan tim menjadi juara tiga setelah mengalahkan Thailand.
Perjuangannya di laga internasional terus berlanjut hingga kualifikasi Piala Dunia U-16 2020, sumbangan satu gol dari Alfin saat melawan Filipina berhasil menempatkan tim Garuda Muda menjadi satu-satunya wakil dari Asia Tenggara yang maju ke turnamen tersebut.
"Saya kirim berkas-berkasnya ke Ragunan awal Ramadan tahun lalu, dia dengar lolos seleksi sekitar pertengahan Ramadan dan berangkat ke sana setelah lebaran. Saat di Ragunanan ada sparing dengan Timnas dan langsung dipanggil untuk bergabung," ujar Jais.
Kabar meninggalnya Alfin, membuat Jais sangat terkejut.