Film
Melihat Banyak Kasus Perdagangan Manusia di Indonesia, Humas Polri Membuat Film Hanya Manusia
Tema tersebut jarang diangkat ke layar lebar. Padahal Polri menemukan banyak kejadian sekitar kita tentang adanya perdagangan manusia tanpa disadari.
Penulis: Irwan Wahyu Kintoko | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
Setelah sukses menggarap film Pohon Terkenal, Divisi Humas Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengenalkan film Hanya Manusia.
Film yang layak ditonton masyarakat itu mengangkat tema human traficking atau perdagangan manusia.
Tema tersebut jarang diangkat ke layar lebar. Padahal Polri menemukan ada banyak kejadian sekitar kita tentang adanya perdagangan manusia tanpa disadari.
"Kami mengangkat isu human traficking atau perdagangan manusia yang cukup marak belakangan ini untuk difilmkan," kata Irjen M Iqbal, Kepala Divisi Humas Mabes Polri.
Menurut M Iqbal, isu perdagangan manusia bukan lagi isu nasional, melainkan isu internasional.
"Jarang sekali film Indonesia mengangkat isu human traficking ini. Kami ingin menampilkan sisi lain dari polisim" jelas M Iqbal.
Sisi-sisi humanis polisi menyelidiki kasus human traficking diangkat dalam kisah film Hanya Manusia.
"Tentu dengan segala bumbu-bumbu drama yang enak untuk ditonton," kata M Iqbal.
Film Hanya Manusia disutradarai Tepan Cobain dan skenarionya ditulis Monty Tiwa, yang juga dikenal sebagai sutradara.
Deretan aktris dan aktor seperti Prisia Nasution, Yama Carlos, Lian Firman, Soleh Solihun, Shakila dan Wendy serta Tegar membintangi film Hanya Manusia.
Untuk lebih menjiwai peran polisi yang dimainkan, para pemain diberi waktu untuk workshop dan observasi di Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Hal itu dilakukan untuk mengenal lebih dalam sosok dan karakter polisi yang akan mereka mainkan.
"Ternyata nggak seperti yang saya bayangkan. Persepsi saya berubah setelah workshop di Bareskrim," kata Yama Carlos.
Di film Hanya Manusia ingin ditampilkan sisi humanis polisi yang bagaimanapun tegas dan tegarnya tetap seorang manusia.