Komnas HAM Ungkap 8 dari 9 Korban Tewas Kerusuhan 21-22 Mei 2019 di Jakarta Akibat Peluru Tajam
TPF Komnas HAM menguak hasil temuan akhir terkait kerusuhan 21-22 Mei 2019 di sekitar Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat.
TIM Pencari Fakta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (TPF Komnas HAM) menguak hasil temuan akhir terkait kerusuhan 21-22 Mei 2019 di sekitar Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat.
Pertama, kata Wakil Ketua Komnas HAM Beka Ulung Hapsara, terdapat 10 orang yang menjadi korban jiwa atas peristiwa tersebut.
Rinciannya, 9 orang di Jakarta, dan 1 orang di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
• Ditempatkan Gerindra di Komisi VII DPR, Mulan Jameela: Ditugaskan di Mana Saja Woles
"8 orang di Jakarta meninggal dunia akibat peluru tajam, 1 orang meninggal karena trauma otak."
"Dan 1 orang di Pontianak akibat peluru tajam," beber Beka di Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (25/10/2019).
TPF Komnas HAM pun menyebutkan, 4 dari 10 korban meninggal dunia itu adalah anak-anak.
• Jokowi: Papua Itu Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi
Untuk korban yang tewas di Pontianak, TPF menyatakan korban berinisial RS (15), yang diduga meninggal karena tertembak.
Juga, ditemukan pistol rakitan, serta rekaman CCTV ketika korban dibawa ke rumah sakit.
Kemudian, TPF Komnas HAM juga menyebutkan adanya tindakan beberapa anggota Polri yang sewenang-wenang melakukan tindak kekerasan.
• Mulan Jameela Mengaku Masih Dibolehkan KPK Jadi Bintang Iklan dan Diendorse
Seperti, dalam video yang terekam di kawasan Kampung Bali, Jakarta Pusat.
Ada pun untuk orang hilang disebutkan sebanyak 32 orang yang terlibat dalam kejadian itu.
Komnas HAM menduga munculnya laporan orang hilang tersebut karena kurangnya akses atas informasi dan penyelidikan.
• HM Prasetyo Sebut Jaksa Agung Jabatan Politis, Lalu Berikan Pesan Ini kepada Penerusnya
"Penangkapan dan penahanan tanpa menginformasikan kepada pihak keluarga, dan kuasa hukum adalah pelanggaran HAM terhadap hak-hak tersangka," jelas Beka.
Berdasarkan temuannya, Beka menilai pasukan Brimob dan Dalmas Nusantara tampak tidak siap dalam menangani aksi massa.