Aksi Terorisme

KRONOLOGI Densus 88 Tangkap Tiga dan Geledah Satu Rumah Terduga Teroris di Bekasi

Datasemen Khusus Antiteror (Densus 88) menangkap tiga orang terduga teroris dan melakukan penggeledahan rumah terduga teroris di Bekasi dalam satu har

Penulis: Muhammad Azzam |
TRIBUNNEWS/BINA HARNANSA
Ilustrasi Densus 88 

Mulai dari anak panah, busur panah hingga papan target anak panah.

"Barang bukti dan terduga teroris dibawa ke Densus," kata Candra.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, ketiganya berbaiat kepada Abu Bakar Albaghdadi dan ditengarai berpartisipasi dalam kegiatan paramiliter/i'das di Gunung Ciremai, Jawa Barat pada Maret 2019 silam.

Ketiganya juga disebut mengetahui ihwal perakitan bahan peledak oleh Endang alias Abu Rafi alias Pak Jenggot.

Pak Jenggot sendiri sudah lebih dulu dibekuk polisi pada Mei 2019 lalu. Ia diduga berafiliasi dengan jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Sebelumnya, Tim detasemen khusus (Densus) 88 Mabes Polri menangkap seorang terduga teroris di Jalan Raya Papan Mas RT 07 RW 04 Kelurahan Setia Mekar, Kecamayan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Rabu (16/10/2019) malam.

Selain mengamankan terduga teroris berinisal A (20). Densus 88 juga menyita dua switching atau pemantik bom dan sejumlah buku jihad.

"Usai tersangka teroris diamankan, Densus 88 geledah rumah hasilnya ditemukan dua switching, kemudian ada bubuk-bubuk flash powder, termasuk ditemukan buku kaitannya dengan jihad," ujar Waka Polres Metro Bekasi, AKBP Luthfie Sulistiawan, Kamis (17/10/2019).

Luthfie menuturkan penangkapan terduga teroris di Tambun ini merupakan pengembangan dari penangkapan terduga teroris di Lampung.

"Tersangka teroris ini juga berniat akan hijrah atau beraksi dengan melakukan bom bunuh diri dengan target tempat hiburan, atau acara besar di Lampung. Untuk lengkap biar dijelaskan Mabes ya," kata dia.

Ia mengatakan bahwa berdasarkan informasi warga tersangka teroris ini sudah dua tahun tinggal di lokasi tersebut dan sehari-hari berjualan ikan.

"Ini sudah kita diskusikan dengan pak RT dan RW, mereka memang merasa kecolongan juga, karena memang tidak sama sekali menunjukan tanda-tanda seperti pelaku teror," ujar Luthfie, Kamis (17/10/2019).

Sebenarnya berkaitan dengan usahnya sebagai penjual ikan hias ini, kata Luthfie, sebagian warga sudah curiga juga.

"Maka bisa kemungkinan toko ikan hiasnya hanya kedok saja," jelas dia.

Apalagi, sebut Luthfie, berdasarkan keterangan warga toko ikan hiasnya selama dua tahun itu sepi pembeli.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved