Kolom Anwar Hudijono
Dulu Menko Itu Seolah Mobil Indah Yang Diparkir, Tidak Memiliki Kekuaatan Apa-apa
Sineasnya berkelas. Ibarat musik, kadang nadanya datar seperti campursari, kadang nge-hits seperti heavy metal rock.
Oleh: Anwar Hudijono (Wartawan senior)
Wakil Menteri sudah ditunjuk. Tuntas sudah susunan Kabinet Indonesia Maju. Ibarat panggung pertunjukan, penonton tinggal menunggu penggalan-penggalan episode berikutnya.
Apakah bernuansa opera, tragedi, melodrama, komedi dan sebagainya. Apakah penonton memberi applaus.
Menertawakan karena tidak lucu. Menyuruh turun panggung. Waktu juga nanti yang bicara.
Wajar jika penonton sangat penasaran karena sejak awal proses penyusunannya dikemas dalam dramartugi yang apik.
Sineasnya berkelas. Ibarat musik, kadang nadanya datar seperti campursari, kadang nge-hits seperti heavy metal rock.
Berbeda dengan di Somalia. Di negara Afrika itu, kabinet disusun dalam suasana heboh. Hiruk pikuk. Panas dingin.
Bahkan ada sitegang. Miriplah dengan pembagian senampan nasi (gampangnya sebut saja tumpeng, tapi di Somalia tidak ada tumpeng) di panti jompo.
Yang namanya panti jompo itu penghuninya adalah orang-orang tua. Kalau mangga, tambah tua tambah ranum dan manis.
Kalau kelapa, semakin tua semakin mantap minyaknya. Tapi manusia, terkadang, sekali lagi terkadang, ketika tua secara psikologis kembali seperti anak-anak.
Misalnya, orang tua itu sensi. Mudah tersinggung. Orang tua itu egois. Merasa paling benar, paling top. Orang tua itu dikit-dikit baper.
Mudah nelangsa tapi juga mudah marah. Mudah merajuk tapi juga mudah menghardik. Terkadang seperti kucing yang manji alias manja-manja jinak tapi sontak berubah jadi macan yang galak.
Orang tua itu kadang seperti layar komputer yang jelas, tapi juga bisa seperti buku tua yang sudah kusam.
Bisa layaknya danau yang bening tenang, tapi bisa juga seperti pertemuan arus sungai dengan air terjun.